Wanita Hamil Ikut Otaki Penyerangan Lenggang Jakarta

Rabu, 24 Juni 2015 - 10:15 WIB
Wanita Hamil Ikut Otaki Penyerangan Lenggang Jakarta
Wanita Hamil Ikut Otaki Penyerangan Lenggang Jakarta
A A A
JAKARTA - Tiga pedagang kaki lima (PKL) Monas ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyerangan Lenggang Jakarta, Sabtu (20/6). Dari ketiga tersangka, satu di antaranya berjenis kelamin wanita dan sedang hamil enam bulan.

Wanita tersebut ditangkap Reserse Kriminal Polda Metro Jaya bersama empat PKL lakilaki pada Senin (22/6) malam. KapoldaMetroJayaIrjenPolTito Karnavian mengatakan, polisi sudah memegang bukti-bukti bahwa wanita hamil itu melakukan penghasutan. ”Kami sudah lihat ponselnya dan ada SMS (pesan singkat) yang memang menghasut,” katanya kemarin.

Polisi juga memiliki bukti kuat bahwa dua tersangka lainnya ikut dalam penyerangan di Lenggang Jakarta. Dari tiga tersangka, polisi hanya menahan dua PKL laki-laki. ”Kalau yang wanita, karena alasan kemanusiaan, tidak ditahan. Tapi, proses hukum tetap berjalan. Dia sedang hamil enam bulan,” katanya.

Dua PKL yang sebelumnya juga ditangkap sudah dilepaskan karena polisi tidak memiliki bukti kuat keterlibatan mereka. ”Masih dicari buktinya lagi untuk dua PKL lainnya,” tandasnya. Tito mengaku paham betul penyebab penyerangan Lenggang Jakarta. ”Saya paham ini masalah perut. Tapi, tidak bisa jadi alasan pembenar melakukan aksi anarkistis. Aksi anarkistis pada prinsipnya tak boleh dilakukan.

Tidak ada penyelesaian dengan cara main hakim sendiri. Makanya, hukum kami tegakkan. Akan kami hadapkan para pelanggarnya dengan hukum,” ungkapnya. Kantor pengelola Lenggang Jakarta di Monas diserang ratusan orang tidak di kenal, Sabtu (20/6). Pelaku penyerangan diduga merupakan PKL liar yang merasa dirugikan akibat kebijakan pengetatan kegiatan di area Monas.

Akibat serangan itu, sejumlah fasilitas publik rusak. Fasilitas yang dirusak antara lain pintu gerbang sisi utara atau pintu Pertamina, pos jaga pintu utara, tenda penjaga di pintu IRTI, kaca kantor pengelola Lenggang Jakarta, satu unit lampu di lorong, dan satu kios pedagang. Peristiwa itu secara tiba-tiba dan sangat cepat. Mula-mula puluhan orang tibatiba memaksa petugas jaga membuka pintu utara.

Lantaran tak dituruti, massa yang diduga kuat PKL liar itu mengamuk. Mereka mendorong pintu hingga akhirnya jebol dan patah. Setelah berhasil merobohkan gerbang, mereka semakin brutal. Mereka membakar pos jaga dan bergegas menuju Lenggang Jakarta. Di pusat kuliner itu, rupanya sudah ada satu kelompok yang juga datang lebih dulu.

Mereka bersama-sama merusak, mengancam, dan menakut-nakuti pedagang Lenggang Jakarta. Petugas yang kalah jumlah tak bisa berbuat banyak. Beruntung, polisi segera datang. Para penyerang pun berhamburan menyelamatkan diri. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menduga kuat penyerangan Lenggang Jakarta sudah direncanakan dengan matang.

Ahok pun meminta Satpol PP menembak para pelaku anarkistis. ”Waktu malam Minggu itu mereka rencanakan dengan baik lho,” tutur Ahok di Balai Kota. Ahok mengaku sangat aneh saat Ramadan seperti ini ada orang dan kelompok yang melakukan tindakan anarkistis.

Untuk itu, Ahok meminta Satpol PP mempersenjatai diri dengan alat kejut listrik sehingga membuat para PKL pingsan. ”Jadi sekarang tidak ada urusan deh , mau bulan suci, mau bulan apa, kalau masih anarkistis, kita tembak saja,” tegasnya.

Helmi syarif/ Sindonews
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6642 seconds (0.1#10.140)