Ujian Berat Salat Tarawih-Witir 23 Rakaat

Selasa, 23 Juni 2015 - 09:53 WIB
Ujian Berat Salat Tarawih-Witir...
Ujian Berat Salat Tarawih-Witir 23 Rakaat
A A A
Ibadah umrah pada bulan Ramadan selalu menjadi mimpi bagi muslim yang ingin mempertebal spiritualitasnya. Coba rasakan sendiri kenikmatan beribadah umrah saat benar-benar bulan Ramadan. Ada nilai-nilai transendental yang tidak bisa dilogikakan karena manusia telah mengalami suatu perubahan yang besar.

Ada kekuatan baru, ada semangat baru, ada harapan baru yang membuat pribadi menjadi lebih tenang. Secara ritual ibadah umrah pada bulan Ramadan dan bukan tidak ada bedanya. Bedanya, di bulan Ramadan ada salat tarawih yang dilakukan setiap malam. Memang bagi pribadi yang tidak biasa mengikuti salat tarawih di Masjid Nabawi Madinah atau di Masjidilharam di Mekkah akan terengah-engah.

Malah, belum apa-apa bisa-bisa nyalinya ciut duluan. Bagaimana tidak? Salat tarawihnya 23 rakaat dan ayat Alquran yang dibaca panjang-panjang. Satu malam satu juz. Yang tidak biasa berdiri lama seperti tentara bisa benar-benar tidak kuat karena kaki ngilu-ngilu, punggung terasa capek, dan merasa lama sekali.

Apalagi, anak-anak muda yang ibadah salatnya masih lubang-lubang sudah pasti belum apa-apa sudah banyak mengeluh. Alibinya: ”Ah , salat tarawih sendiri saja lebih enak. Ah , salat tarawih sendiri saja di by safeweb"> kamar lebih praktis.’’ Padahal, itu hanya trik menghindar agar tidak ikut dalam ritual ibadah tarawih yang 23 rakaat dan ayatnya yang dibaca imam panjang-panjang.

Namun, bagi yang memang berniat untuk mengikuti proses ibadah umrah secara lengkap, termasuk salat tarawih yang lama itu, tentu akan merasakan sesuatu yang berbeda. Ada benefit yang dirasakan dalam hati dan pikiran seperti tibatiba datang sendiri. Ya , itulah nilai-nilai spiritualitas. Maka, harus berani dan bertekad mengikuti ritual ibadah tarawih yang 23 rakaat dan ayatnya yang panjang-panjang itu.

Saya sudah membuktikan sendiri. Awalnya dalam hati bicara; kuat tidak, kuat tidak! Sebab, biasanya tarawih hanya 11 rakaat plus witir. Ini 23 rakaat. Beda jauh. Yang lebih beda kalau tarawih di kampung ayatnya pendek-pendek, cuma surat al- Ikhlas, al-Alaq. Ini surat al- Baqarah yang sangat panjang.

Tapi, hebat, saya termasuk yang lulus menjalani tarawih 23 rakaat. Saya konsisten berdiri sampai benar-benar selesai 23 rakaat plus mengikuti doa witirnya yang sangat panjang. Banyak orang Arab yang badannya besar-besar, tidak tahu apakah karena pahamnya berbeda, ada yang baru selesai salat isyanya, sudah pulang. Ada yang baru ikut salat tarawih dua rakaat sudah mengundurkan diri.

Ada yang agak kuat sampai empat rakaat juga mengundurkan diri. Batin saya, apakah sudah kecapekan karena tidak kuat mengikuti bacaan ayatnya yang panjang. Atau, mereka pulang lebih awal karena ingin melanjutkan salat tarawih di rumah atau di by safeweb"> hotel. Intinya memang salat tarawih di Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidilharam di Mekkah menjadi tantangan tersendiri bagi yang berumrah di bulan Ramadan.

Yang jelas, saya merasakan kuat berdiri selama 23 rakaat yang dilaksanakan pada pukul 09.00-12.30. Setiap selesai tarawih saya mengucapkan; alhamdulillah. Apalagi setelah salat, minum air zamzam dua cangkir yang tersedia di setiap pinggir jamaah, terasa pegal-pegalnya langsung hilang. Esok malamnya, semangat lagi dan semangat lagi mengikuti salat tarawih.

Ritual lainnya dalam ibadah umrah, baik di bulan Ramadan maupun tidak, adalah saat tiba di Madinah, khususnya di Masjid Nabawi, ada kewajiban untuk ziarah ke Makam Rasulullah, yang lokasinya berada di dalam lingkaran Masjid Nabawi. Di situ ada juga makam sahabat Abu Bakar, sahabat Umar Bin Khattab, dan istri Nabi Muhammad, Aisyah, yang juga putri Abu Bakar.

Ritualitas ziarah ini sangat sakral karena dalam kesadaran kita merasakan getaran-getaran yang kompleks. Ada kesenangan, ada ketakjuban, ada ketidak percayaan kok bisa ziarah ke Makam Rasulullah, ada ketakutan karena pribadi ini merasa sangat jauh dari pribadi Rasulullah. Tapi, itulah getaran dari perasaan saat bertemu dalam ziarah spiritual ke Makam Rasulullah.

Nilai-nilai transendental dalam ziarah ini bukan sekadar merasakan getaran saat berziarah, tetapi ada ritual beribadah sunah di area Raudhah, tempat Makam Rasulullah, di mana setiap peziarah dianjurkan untuk bisa salat dua atau empat rakaat di area Raudhah. Doa-doa yang dipanjatkan dalam salat di area Raudhah akan dikabulkan.

Maka, karena sakralnya tempat ini, ribuan, bahkan bisa jutaan, orang antre berebut sampai tergencet-gencet untuk bisa masuk ke area Raudhah dengan penjagaan aparat keamanan yang ketat. Bagi yang berhasil masuk di area Raudhah akan merasakan kenikmatan yang luar biasa. Itulah salah satu prestasi dalam sejarah spiritual kehidupan pribadi muslim.

SURURI ALFARUQ
Madinah
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1039 seconds (0.1#10.140)