Hidup Sehat dengan Sayur Mayur dan Buah Organik

Selasa, 23 Juni 2015 - 09:44 WIB
Hidup Sehat dengan Sayur Mayur dan Buah Organik
Hidup Sehat dengan Sayur Mayur dan Buah Organik
A A A
Alam telah memberikan segalanya untuk manusia. Tapi sayang demi mengejar keuntungan dan meningkatkan produksinya, petani di Indonesia seakan berlomba- lomba menaburkan pupuk kimia untuk menyuburkan tanamannya.

Memang pengaruhnya luar biasa. Pupuk kimia mendongkrak produksi pertanian naik berlipat ganda. Namun ada sisi lain yang kurang diperhatikan petani. Semakin banyak pupuk dan obat kimia yang ditaburkan ke tanaman, tingkat kesuburan tanahnya juga terus menurun. Hingga pada akhirnya berpengaruh lagi pada produksi tanamannya.

Hal lain yang tidak diperhitungkan petani antara lain gangguan kesehatan manusia. Semakin banyak bahan kimia yang melekat pada sayur, buah, dan semua produk pertanian bisa berdampak negatif pada kesehatan manusia. Residu bahan kimia yang larut pada zat bahan pangan disinyalir bisa memicu berbagai jenis penyakit di dalam tubuh. Atas persoalan itulah, Wali Kota Batu Eddy Rumpoko mulai 2012 lalu gencar memublikasikan gerakan pertanian organik kepada seluruh petani di Kota Batu. Awalnya hanya sebagian petani yang meresponsnya.

“Orang-orang kaya di perkotaan mulai sadar dengan manfaat hasil pertanian organik. Mereka rela belanja ratusan ribu rupiah untuk membeli sayur, buah, beras organik. Karena mereka ingin hidup sehat dengan mengurangi makan buah, sayur, dan beras yang banyak menggandung bahan kimia,” ucap wali kota.

Praktisi sekaligus fasilitator pertanian organik Frans Soetrisno Lasmono menyatakan, curah hujan di Kota Batu tidak terlalu tinggi dan kelembaban udaranya pun sangat cocok untuk pengembangan produksi pertanian organik. Menurut Frans, tanaman sayur yang tumbuh di lahan pertanian hanya menyerap unsur hara sebesar 5%.

Sisanya H2O dan O2. Kota Batu memiliki syarat yang dibutuhkan tumbuhan. Jadi dia yakin bahwa di kota ini bisa menjadi kiblat pengembangan pertanian organik di tanah air. Untuk mengembangkan pertanian organik ada beberapa tahapan yang harus disiapkan petani. Mulai persiapan pengolahan lahan sampai masa panen dan pemasarannya.

Kata Frans, tahap awal yaitu saat pengolahan tanah merupakan tahapan sangat penting untuk keberhasilan pengembangan pertanian organik. Menurut Frans, cara yang benar untuk menyiapkan lahan pertanian organik adalah disiapkan dulu tanaman pendukung seperti jenis kenikir, daun kare, bunga matahari, dan golden show. Tanaman pendukung ini bermanfaat untuk mengendalikan hama dan penyakit yang setiap saat menyerang sayuran organik.

Setelah tanaman pendukung tumbuh, tindakan berikutnya adalah menyiapkan tanahnya. Sebelum ditanami sayuran, perlu dilakukan uji laboratorium terhadap kandungan unsur hara pada tanah. Hasil laboratorium untuk mempertimbangkan pemberian pupuk organik. Sebelum benihnya ditanam, kondisi tanahnya harus digemburkan supaya benih sayuran organiknya tumbuh subur.

Proses penggemburan tanahnya dengan menaburkan pupuk organik di tanah. Tentu harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Penaburan pupuk organik harus sesuai dengan kebutuhan tanah. “Proses laboratorium sangat penting. Karena akan diketahui kandungan residu kimia dalam tanah. Setelah tahapan itu selesai, kita harus menyemai benih sayurannya.

Usahakan proses penyemaian benih sayur searah dengan sinar matahari. Agar benihnya tumbuh subur dan sehat,” kata Frans. Pengelolaan pertanian organik tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh ketelitian dan ketekunan serta kesabaran dari petani. Karena tahun ke 1–3 petani harus berjibaku untuk merevitalisasi lahannya dulu. Bagi petani yang tidak bermodal besar.

Maka tidak tahan untuk meneruskan program pertanian organiknya. Karena petani butuh pemasukan untuk biaya hidup keluarga dan biaya anakanak sekolah serta kebutuhan lain dalam rumah tangganya. “Kami sangat mendukung program pertanian organik yang digulirkan Wali Kota Batu.

Petani diberi insentif, disiapkan pupuk, obat-obatan kimia hayati, disiapkan benih, dibantu pemasarannya. Tentu hal itu sangat cukup untuk petani. Sekarang kuncinya tinggal di PPL-nya saja,” ungkap Frans.

MAMAN ADI SAPUTRA
Kota Batu
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3058 seconds (0.1#10.140)