WNI Tersangka Pembajakan Diekstradisi

Senin, 22 Juni 2015 - 09:20 WIB
WNI Tersangka Pembajakan Diekstradisi
WNI Tersangka Pembajakan Diekstradisi
A A A
HANOI - Sejumlah pelaku pembajakan kapal tanker berbendera Malaysia yang diduga warga negara Indonesia (WNI) segera diekstradisi ke Tanah Air.

”Otoritas Malaysia mulai melakukan proses ekstradisi para pembajak,” tutur Wakil Ketua Operasi Maritim Malaysia (APMM) Laksamana Madya Maritim Datuk Ahmad Puzi Ab Kahar dilansir Business Standard. ”Semua tersangka ditangkap setelah menyusup ke perairan Vietnam dengan menaiki bot penyelamat berwarna kuning milik kapal tersebut,” tambahnya.

Media lokal Vietnam melaporkan, ketika ditangkap pada Jumat (19/6) lalu, kelompok pembajak yang beranggotakan delapan orang ini berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Mereka juga dilaporkan membawa uang dalam jumlah banyak.Namun, tidak disebutkan detail nominal uang yang mereka bawa. Kelompok pembajak ini ditangkap ketika berhenti di Pulau Tho Chu, Teluk Siam, 80 mil laut barat Vietnam. Saat itu, dengan perahu penyelamat, mereka hendak melaporkan mengalami kecelakaan di laut.

Pada hari yang sama, otoritas Malaysia mengatakan ada delapan orang yang seminggu lalu menakhodai kapal MT Orkim Harmony, berhasil mengelabui kapal perang Malaysia dengan meloloskan diri menggunakan sekoci di tengah kegelapan. VNExpress melaporkan, kedelapan orang ini berusia antara 19–61 tahun. Ketika ditanya, mereka tidak dapat memberikan penjelasan dari mana mendapatkan mata uang asing dalam jumlah besar dan puluhan telepon seluler.

Sementara itu, 22 kru kapal yang dijadikan sandera berhasil diselamatkan. Namun seorang juru masak, Mawit Matin, 46, asal Indonesia, mengalami cedera dipahakiri akibat terkena tembakan. Sebanyak 22 kru kapal yang terdiri atas 16 warga Malaysia, 5 warga Indonesia, dan 1 warga Myanmar dijadikan sandera untuk meminta tebusan. MT Orkim Harmony milik Magna Meridian Sdn Bhd yang membawa muatan 5.879 metrik ton bensin RON95 bernilai 21 juta ringgit ditawan perompak pada pukul 20.57 waktu setempat, 11 Juni lalu.

”Mereka adalah profesional dan semuanya sangat tenang,” ucap Letnan Do Van Toan, polisi kelautan Vietnam seperti dilansir AFP. Polisi lainnya ,Kolonel Le Van Minh, mengatakan bahwa penyelidik memiliki cukup alasan untuk menuntut kedelapan tersangka tersebut. ”Vietnam secara aktif bekerja sama dengan Malaysia dalam kasus ini. Hal utama adalah bagaimana membuat mereka mengakui melakukan tindak kejahatan,” ucap Minh.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan verifikasi terhadap delapan WNI yang diduga perompak kapal tanker milik Malaysia Orkim Harmony. ”Memang ada indikasi WNI, tapi perlu diverifikasi. Kami sudah melakukan koordinasi dengan KJRI di Ho Chi Minh City, secepat mungkin akan diketahui hasilnya,” ujar Retno di Jakarta, Sabtu.

Ketika dilaporkan hilang pada 11 Juni lalu, Kapal MT Orkim Harmony sedang berlayar dari pantai barat Malaysia menuju Pelabuhan Kuantan di pantai timur dengan membawa muatan 6.000 ton bensin yang diperkirakan senilai USD5,6 juta (Rp74,6 miliar). Angkatan Laut Malaysia mengatakan, para perompak berhasil meloloskan diri dengan memerintahkan kapal perang untuk tidak mendekat dan menjaga jarak 5 mil laut (9,2 km) dari MT Orkim Harmony.

Dalam dua tahun terakhir, kasus pembajakan kapal meningkat di wilayah Asia Tenggara. Mereka menargetkan kapal tanker kecil yang membawa bensin, solar, atau gas. Biro Maritim Internasional yang berbasis di London, Inggris berulang kali mengingatkan bahwa sekarang perairan Asia Tenggara menjadi daerah paling rawan pembajakan di dunia.

Mereka juga meminta kepada pemerintah setempat untuk segera bertindak tegas untuk mencegah situasi lebih serius.

Arvin/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3919 seconds (0.1#10.140)