175 Orang Terjangkit MERS di Thailand
A
A
A
BANGKOK - Serangan sindrom pernapasan timur tengah (MERS) memunculkan kewaspadaan tinggi di Asia. Setelah Korea Selatan, virus mematikan tersebut telah menyebar ke Thailand. Laporan terbaru kemarin, sedikitnya 175 orang terindikasi penyakit itu dari semula 1 kasus yang ditemukan Kamis lalu (18/6).
Thailand segera memberlakukan isolasi sebagai langkah pencegahan. ”Sudah dalam penanganan intensif di rumah sakit. Ratarata mereka dalam kondisi baik,” kata Menteri Kesehatan Thailand Rajata Rajatanavin seperti dikutip Reuters kemarin. Dia memastikan otoritas telah memerintahkan kepada 175 orang tersebut menjauhi area publik dan tenaga medis juga diminta siap untuk selalu memantau kesehatan mereka.
”Pasien cepat diisolasi sebelum mereka bisa melakukan perjalanan lebih jauh dan menularkan virus tersebut kepada orang lain. Pasien yang sudah positif MERS menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit,” katanya. Setelah mengguncang Timur Tengah 2012 lalu, MERS kembali memunculkan kekhawatiran setelah merebak di Korea Selatan belum lama ini.
Di Thailand, kasus pertama muncul pada seorang pria berusia 75 tahun yang datang dari Oman. Pria itu datang ke Bangkok untuk mengobati penyakit jantungnya. Namun hasil pemeriksaan menunjukkan dia terkena MERS. ”Pasien dari Oman tersebut datang ke kami dengan keadaan lelah, batuk, tetapi tidak ada gejala demam.
Ada dua diagnosis atas keluhan itu, jantung atau virus MERS,” ujar seorang dokter dari Rumah Sakit Internasional Bumrungrad. Setelahmelaluiujilaboratorium, pasien tersebut diketahui positif terjangkit MERS dan segera dipindahkan ke Bangkok Bamrasnaradura Infectious Diseases Institute (BIDI) Kamis (18/6).
Dokter di Rumah Sakit Bumrungrad juga mengatakan pihaknya mengarantina 58 anggota staf mereka meski tidak menampakkan kepanikan dan tidakadapasienlagi dirumahsakit yang dipindah ke fasilitas lain. Dua kerabat pria Oman yang turut bersamanya berkunjung ke Thailand juga sudah diisolasi di by safeweb"> kamar dan telah dites di laboratorium dengan hasil negatif virus MERS.
Memang sempat salah satu di antara mereka mengalami batuk dan demam. ”Kondisi pasien lebih baik. Secara keseluruhan hasil rontgen dada menunjukkan perbaikan dan dia sudah bisa mengonsumsi makanan lembut,” papar Surachet Satiniramai, Sekretaris Kementerian Kesehatan Thailand. Pemerintah Thailand sangat berhati-hati dalam menghadapi kasus MERS yang mulai masuk ke wilayah mereka.
Butuh empat hari untuk mengonfirmasi kebenaran virus tersebut telah menjangkiti warga yang berada di Thailand. ”Ditambah dua tes laboratorium untuk lebih meyakinkan bahwa itu benar MERS. Sebanyak 106 orang yang di dalam penerbangan bersama pria itu juga menjadi perhatian kami,” tambahnya.
Mendapat kabar warga negaranya diidentifikasi terkena virus MERS, Departemen Kesehatan Omanterusberupayamemantau danmengontrolpenyakitdengan menggunakan sistem surveilans epidemiologi yang efektif. Kesiapan rumah sakit rujukan untuk menangani kasus tersebut juga sudah direncanakan.
MERS ditemukan pada manusia pada 2012 di Arab Saudi, sebagian besar kasus memang terjadi di Timur Tengah. Kasus MERS tidak ada di wilayah Asia sebelum akhirnya mewabah di Korea Selatan selama sebulan terakhir. Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengatakan, tidak ada lagi pasien baru yang teridentifikasi terkena MERS, hal ini untuk pertama kalinya dalam 16 hari sejak ditemukan pertama kali dan tidak ada lagi pasien yang meninggal.
Ananda nararya
Thailand segera memberlakukan isolasi sebagai langkah pencegahan. ”Sudah dalam penanganan intensif di rumah sakit. Ratarata mereka dalam kondisi baik,” kata Menteri Kesehatan Thailand Rajata Rajatanavin seperti dikutip Reuters kemarin. Dia memastikan otoritas telah memerintahkan kepada 175 orang tersebut menjauhi area publik dan tenaga medis juga diminta siap untuk selalu memantau kesehatan mereka.
”Pasien cepat diisolasi sebelum mereka bisa melakukan perjalanan lebih jauh dan menularkan virus tersebut kepada orang lain. Pasien yang sudah positif MERS menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit,” katanya. Setelah mengguncang Timur Tengah 2012 lalu, MERS kembali memunculkan kekhawatiran setelah merebak di Korea Selatan belum lama ini.
Di Thailand, kasus pertama muncul pada seorang pria berusia 75 tahun yang datang dari Oman. Pria itu datang ke Bangkok untuk mengobati penyakit jantungnya. Namun hasil pemeriksaan menunjukkan dia terkena MERS. ”Pasien dari Oman tersebut datang ke kami dengan keadaan lelah, batuk, tetapi tidak ada gejala demam.
Ada dua diagnosis atas keluhan itu, jantung atau virus MERS,” ujar seorang dokter dari Rumah Sakit Internasional Bumrungrad. Setelahmelaluiujilaboratorium, pasien tersebut diketahui positif terjangkit MERS dan segera dipindahkan ke Bangkok Bamrasnaradura Infectious Diseases Institute (BIDI) Kamis (18/6).
Dokter di Rumah Sakit Bumrungrad juga mengatakan pihaknya mengarantina 58 anggota staf mereka meski tidak menampakkan kepanikan dan tidakadapasienlagi dirumahsakit yang dipindah ke fasilitas lain. Dua kerabat pria Oman yang turut bersamanya berkunjung ke Thailand juga sudah diisolasi di by safeweb"> kamar dan telah dites di laboratorium dengan hasil negatif virus MERS.
Memang sempat salah satu di antara mereka mengalami batuk dan demam. ”Kondisi pasien lebih baik. Secara keseluruhan hasil rontgen dada menunjukkan perbaikan dan dia sudah bisa mengonsumsi makanan lembut,” papar Surachet Satiniramai, Sekretaris Kementerian Kesehatan Thailand. Pemerintah Thailand sangat berhati-hati dalam menghadapi kasus MERS yang mulai masuk ke wilayah mereka.
Butuh empat hari untuk mengonfirmasi kebenaran virus tersebut telah menjangkiti warga yang berada di Thailand. ”Ditambah dua tes laboratorium untuk lebih meyakinkan bahwa itu benar MERS. Sebanyak 106 orang yang di dalam penerbangan bersama pria itu juga menjadi perhatian kami,” tambahnya.
Mendapat kabar warga negaranya diidentifikasi terkena virus MERS, Departemen Kesehatan Omanterusberupayamemantau danmengontrolpenyakitdengan menggunakan sistem surveilans epidemiologi yang efektif. Kesiapan rumah sakit rujukan untuk menangani kasus tersebut juga sudah direncanakan.
MERS ditemukan pada manusia pada 2012 di Arab Saudi, sebagian besar kasus memang terjadi di Timur Tengah. Kasus MERS tidak ada di wilayah Asia sebelum akhirnya mewabah di Korea Selatan selama sebulan terakhir. Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengatakan, tidak ada lagi pasien baru yang teridentifikasi terkena MERS, hal ini untuk pertama kalinya dalam 16 hari sejak ditemukan pertama kali dan tidak ada lagi pasien yang meninggal.
Ananda nararya
(bbg)