Hemat Biaya, Berpotensi Besar Geser Tenaga Manusia

Sabtu, 20 Juni 2015 - 12:46 WIB
Hemat Biaya, Berpotensi...
Hemat Biaya, Berpotensi Besar Geser Tenaga Manusia
A A A
Pada era modern, teknologi berkembang sangat pesat. Kini peran manusia mulai tergeser oleh robot. Terutama untuk sektor bisnis yang mulai menganggap mempekerjakan robot dapat menghemat biaya tenaga kerja. Pada Minggu di awal musim semi di Provinsi Fujian, China, sebuah pabrik tekstil tampak kosong.

Di dalam pabrik hanya terlihat sekelompok pekerja muda sedang mengoperasikan mesin besar. Ada lagi orang yang lebih tua sedang menjahit pakaian dengan tangan. Tidak ada hiruk-pikuk layaknya pabrik. Alat-alat pun sudah mulai kusam karena jarang dipakai. ”Di masa kejayaan dulu, kami memiliki ribuan karyawan yang memproduksi jutaan T-shirt berkualitas tinggi setiap tahun,” ujar Wang Yanzhu, pengusaha tekstil dari Fujian, dikutip Al Jazeera.

”Lacoste adalah salah satu klien utama saya bersama dengan Hugo Boss dan Pierre Cardin. Tapi setelah krisis keuangan pada 2009, mereka pindah ke Vietnam dan Bangladesh dalam skala besar. Para pekerja kita berkurang dari ratusan hingga ribuan,” tambahnya. Kini, sisa pekerja di pabrik milik Wang terancam diganti dengan tenaga mesin yang semakin berkembang di China.

Meningkatnya biaya tenaga kerja, kompetisi internasional, dan tekanan agar sektor tekstil bisa lebih modern, memicu China untuk merealisasikan rencana tersebut. Tahun lalu Partai Komunis China memunculkan ide untuk melakukan efisiensi biaya tenaga kerja. Karena itu, diluncurkan rancangan subsidi baru pada skala nasional untuk memperbaharui teknologi. Ratusan ribu pekerja tidak terampil di pabrik-pabrik kemungkinan segera merasakan imbasnya.

Pemerintah Provinsi Guangdong yang berada di pantai Laut China Selatan, berencana untuk menginvestasikan dana senilai USD154 miliar untuk memperkenalkan robot dalam proses produksi manufaktur. Guangzhou juga akan mengotomatisasi 80% produksi manufaktur pada 2020.

Lebih jauh ke utara China, tepatnya di Provinsi Zhejiang yang merupakan salah satu pusat tekstil terbesar di China, pemerintahnya menginvestasikan sekitar USD3,9 miliar (Rp51 triliun) untuk memodernisasi teknologi di 661 perusahaan. Dari keseluruhan itu, USD2,4 miliar (Rp31 triliun) diperuntukkan sektor tekstil.

Di Kota Lanxi, proyek percontohan diluncurkan di 70 perusahaan tekstil lokal untuk memodernisasi teknologi akhir tahun. Proyek ini diperkirakan akan menghemat sekitar USD69 juta (Rp9,1 miliar) untuk biaya tenaga kerja.

Rencana untuk meluncurkan program serupa dilakukan di Provinsi Jiangsu dan daerah Delta Sungai Pearl. Wang, salah satu pengusaha tekstil yang mendorong penggunaan printer digital baru. Hasilnya, perusahaannya mampu mencetak kain sepanjang 30 meter dalam waktu satu menit. Dibutuhkan waktu empat tahun dengan biaya sebesar USD500.000 untuk memodernisasi teknologi tekstilnya.

Menurut Wang, inovasi tersebut mengurangi tenaga kerja dari sebelumnya delapan orang menjadi hanya tiga orang serta harus mengeluarkan biaya investasi sekitar delapan bulan. Revolusi robot di China berkembang sangat pesat. Pada 2013, China menyalip Jepang dan Korea Selatan menjadi pasar robotika terbesar di dunia per kapita yang bernilai sekitar USD9,5 miliar.

Sektor automotif disebut sebagai yang terbanyak menggunakan robot secara nasional, mencapai 40%. Menurut Federasi Internasional Robot di Jerman, industri elektronik diharapkan dapat ikut meningkatkan penggunaan tenaga kerja robot seperti yang banyak dipakai di industri automotif. Sebaliknya, pengusaha sedang berjuang memindahkan produksi dari perbatasan ke Vietnam karena upah buruh di sana sepertiga lebih rendah daripada di China.

Sekretaris Jenderal Robotika Internasional dan Peralatan Industri Alliance (IRIEA) Luo Juni memperkirakan industri robotika China akan menjadi yang paling cepat berkembang di dunia dalam 30 tahun ke depan. Namun, hal itu akan menyebabkan berkurangnya tenaga kerja di China. Bagi yang berketerampilan rendah, mereka akan kehilangan pekerjaan. Dibutuhkan waktu sekitar lima tahun bagi China untuk melatih tenaga kerja yang tersisa dan generasi baru lulusan universitas yang terlatih.

Ananda Nararya
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0832 seconds (0.1#10.140)