Awan Panas Terus Meluncur

Sabtu, 20 Juni 2015 - 12:35 WIB
Awan Panas Terus Meluncur
Awan Panas Terus Meluncur
A A A
KARO - Makin meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung telah membuat 9.385 warga (2.608 KK) yang bermukim di lingkar gunung api diungsikan. Pemerintah juga mendirikan kamp penampungan di 10 titik terpisah.

Sejak status Awas ditetapkan pada 2 Juni lalu, Sinabung setiap harinya terus-menerus bererupsi dan meluncurkan awan panas. Sejumlah daerah di timur dan tenggara gunung juga menjadi tempat pendaratan material debu yang dimuntahkan kawah Sinabung. Bahkan, debu mengandung zat besi dan silika telah sampai di sejumlah daerah di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Hal itu sempat memunculkan dugaan bahwa kondisi Gunung Sinabung makin parah. Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung di Desa Ndokum Siroga, Simpang Empat, Karo, Armen Putra, mengatakan saat ini telah terdapat dua jalur luncuran awan panas Sinabung. Pertama , awan panas Sinabung meluncur ke sektor selatan, seperti ke Desa Berastepu, Dusun Sibintun, dan Desa Tiga Pancur.

Dan kini, awan panas guguran sudah mulai meluncur ke sektor tenggara yang terdapat Desa Suka Nalu dan Desa Kuta Tengah. ”Tidak tertutup kemungkinan akan ada jalur baru dari luncuran awan panas pada status Awas ini,” ungkap Armen. Dijelaskan, pertumbuhan kubah lava pada sisi selatan puncak Sinabung masih tetap berlangsung dengan kubah yang menggantung sekitar 3,2 juta kubik. Sementara di sisi tenggara, pertumbuhannya masih cukup tinggi.

Hal itu ditandai dengan awan panas yang bersumber dari kubah sisi tenggara. ”Bahkan hingga pukul 17.00 WIB kemarin, telah terjadi lima kali guguran awan panas sejauh 1,5-3 km ke arah tenggara-selatan. Sementara kolom debu erupsi membubung dengan ketinggian 500-2.000 meter bergerak ke timur-tenggara seiring arah angin,” jelas Armen. Pihaknya pun tak bosan untuk mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas pada zona merah Sinabung.

Terlebih pada radius 7 kilometer sektor selatan tenggara. Sementara untuk daerah yang terdampak debu, masyarakat diimbau menggunakan masker. Bahkan, hingga kemarin Kota Berastagi dihujani material debu vulkanik pascaerupsi dan luncuran awan panas Sinabung. Sementara itu, pengamatan di kamp penampungan pengungsi asal Desa Jeraya di salah satu Gudang Jeruk Desa Surbakti tampak memprihatinkan.

Salah satunya adalah minimnya sarana-prasarana MCK (mandi cuci kakus). Belum lagi dinding gudang banyak yang lubang sehingga cukup menyulitkan pengungsi beristirahat. ”Yang kasihan anak-anak balita dan para lansia (orang tua). Empat hari di pengungsian ini saja sudah banyak terserang flu dan masuk angin. Ditambah tidur hanya beralas tikar, kalau lebih lama lagi kami khawatir para pengungsi sakit semua,” ujar seorang prajurit TNI yang bertugas di kamp pengungsi.

Menurutnya, di posko itu pengungsi berjumlah 628 jiwa (199 KK). Dari jumlah itu terdapat 10 ibu hamil, 5 bayi, dan 52 balita. ”Posko ini sangat darurat, by safeweb"> kamar mandi hanya ada 4 unit. Itu pun baru didirikan semalam. Untuk dinding yang berlubang, pemerintah kiranya dapat membantu tenda untuk menutupnya,” akhirnya.

Ngamek br Ginting, 48, salah seorang pengungsi, mengaku kendala yang dihadapinya bersama keluarga di posko pengungsian adalah ketersediaan MCK dan dinginnya udara di kala waktu istirahat. ”Kalau malam hari udaranya sangat dingin, sementara kami tidur hanya beralas tikar.,” harapnya.

Riza pinem
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5183 seconds (0.1#10.140)