Alutsista TNI Makin Lengkap

Sabtu, 20 Juni 2015 - 12:24 WIB
Alutsista TNI Makin Lengkap
Alutsista TNI Makin Lengkap
A A A
JAKARTA - TNI Angkatan Laut (AL) menerima kapal angkut tank berteknologi canggih buatan dalam negeri. Kapal yang diberi nama KRI Teluk Bintuni-520 ini akan memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI yang sudah ada.

KRI Teluk Bintuni diserahterimakan dari PT DRU kepada Kementerian Pertahanan dan diteruskan kepada Mabes TNI dan TNI AL dalam hal ini Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) sebagai pengguna di galangan PT Daya Radar Utama (DRU), Lampung. Serah terima kapal angkut tank berteknologi canggih tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, dan KSAL Laksamana TNI Ade Supandi.

Menariknya, KRI Teluk Bintuni-520 dalam penyelesaiannya juga melibatkan anak bangsa lulusan Institut Teknologi Surabaya (ITS). Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, pembangunan KRI Teluk Bintuni- 520 ini merupakan bagian dari program pembangunan kekuatan pertahanan untuk mewujudkan kekuatan pokok minimal atau minimum essential forces (MEF).

Selain itu, KRI Teluk Bintuni-520 juga untuk memperkuat TNI AL dalam mendukung program pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Menurut Ryamizard, pembangunan KRI Teluk Bintuni- 520 yang dilaksanakan PT DRU sebagai salah satu bentuk pembinaan pemerintah terhadap kemampuan industri dalam negeri sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan kepada negara lain dalam pengadaan alutsista di masa mendatang.

”KRI Teluk Bintuni-520 ini nantinya diproyeksikan untuk memperkuat jajaran Kolinlamil,” ujar Ryamizard dalam siaran persnya yang diterima KORAN SINDO, kemarin. KRI Teluk Bintuni-520 atau kapal angkut tank ini terbuat dari baja khusus pada bagian hulu (lambung). Baja khusus tersebut diperoleh dari PT Krakatau Steel Tbk. Kapal ini dirancang untuk dapat mengangkut tank MBT Leopard TNI AD dan tank BMP- 3F Marinir.

Selain itu, kapal yang memiliki spesifikasi panjang 120 meter, lebar 18 meter, dan tinggi 7,8 meter serta draf 3 meter itu memiliki ketahanan di laut (endurance) selama 20 hari. Tank tersebut juga memiliki daya angkut sebanyak 10 tank MBT Leopard, 476 orang berikut kru dan pasukan serta satu helikopter. Di samping itu, kapal ini juga mampu menjelajahi laut pada kondisi laut terburuk dengan jarak jelajah 7.200 mil laut.

Setelah diserah terimakan, kata Menhan, kapal ini nantinya akan dioperasikan untuk mendukungpergeseranmateriilmaupun personel di bawah jajaran Kolinlamil. Diharapkan dengan adanya kapal tersebut, mobilitas atau pergeseran materiil dan personel TNI dari satu daerah ke daerah lain semakin lancar. ”Kapal ini merupakan kapal kelas landing ship tank pertama yang diproduksi oleh industri dalam negeri sehingga ke depan untuk produk kapal landing ship tank berikutnya akan semakin baik dan sempurna,” ucapnya.

Mantan KSAD itu menilai, dengan diproduksinya KRI Teluk Bintuni-520 ini, industri pertahanan dalam negeri telah membuktikan keberhasilannya dalam mendukung pemenuhan alutsista, khususnya untuk TNI AL. ”Dengan demikian ke depan Indonesia tidak lagi bergantung kepada negara lain dalam pemenuhan alutsista karena sudah bisa produksi sendiri,” ujarnya.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kapuskom Publik) Brigjen TNI Djundan Eko Bintoro mengakui bahwa KRI Teluk Bintuni dilengkapi dengan teknologi canggih seperti radar dan persenjataan lain. ”Nanti Angkatan Laut yang menentukan akan ditempatkan di mana, termasuk alutsista yang dipasang, disesuaikan dengan kebutuhan,” sebutnya.

Djundan menjelaskan, selain memiliki teknologi canggih, kapal ini juga dilengkapi dengan meriam kaliber 40 mm, meriam kaliber 20 mm sebanyak 2 buah, dan meriam kaliber 12,7 mm 2 buah serta mampu mengangkut kendaraan berat seperti tank Leopard dan helikopter sehingga mendukung pergerakan personel.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Manahan Simorangkir mengatakan, KRI Teluk Bintuni rencananya ditempatkan di Komando Armada Timur (Armatim) Surabaya karena memiliki fasilitas yang memadai dan luas. ”Untuk sementara kami baru menerima satu kapal,” ujarnya.

Manahan mengakui bahwa kapal tersebut dilengkapi teknologi modern menyesuaikan kebutuhan mengingat kapal tersebut adalah kapal angkut besar. Teknologi modern yang dimaksud meliputi sistem permesinan, sistem kendali, sistem pendorong, dan sebagainya. ”Ini merupakan kapal yang dilindungi oleh kapal perang jenis fregat dan korvet,” katanya.

Sucipto
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0322 seconds (0.1#10.140)