Empat Wisatawan Dipastikan Tewas
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Proses evakuasi korban ambrolnya tebing Pantai Sadranan di Desa Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta, dihentikan.
Tim gabungan dari Basarnas, SAR Baron, SAR DIY, BPBD Gunungkidul, PMI, dan kepolisian memastikan tidak ada lagi korban di reruntuhan batu. Proses evakuasi dengan menggunakan dua alat berat dihentikan sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelum memutuskan penghentian pencarian, tim evakuasi telah bekerja kerasmencaripara wisatawanyang menjadikorban, termasuk dengan melibatkan anjing pelacak. Namun, tidak ada tanda-tanda dari anjing pelacak menemukan keberadaan korban.
Begitu juga dengan batu yang sudah berkali- kali dialihkan tidak menunjukkan ada jasad di bawahnya. Kapolres Gunungkidul AKBP Hariyanto mengatakan, setelah melakukan diskusi antar tim, semua sepakat tidak ada lagi korban di reruntuhan tebing. Dengan begitu, dipastikan bahwa korban tebing ambrol pada Rabu (17/6) sore lalu itu enam korban. Dua korban berhasil diselamatkan dan empat lainnya tewas.
”Kami pastikan seluruh korban enam orang, empat di antaranya meninggal dunia,” kata Hariyanto kemarin. Enam orang yang menjadi korban reruntuhan tebing tersebut di antaranya Karsiyem, warga Desa Bejiharjo Karangmojo yang mengalami patah di mata kaki sebelah kiri. Ahmad Taufik (sebelumnya disebutkan Muh Taufik), warga Dusun Logandeng, Ngablak, Srumbung, Muntilan, luka di bagian kepal serta patah tulang paha sebelah kiri.
Korban lain yang diketahui meninggal dunia adalah Joko Susanto, Risa Umami, warga dusun Logandeng, Ngablak, Srumbung, Muntilan, serta Deni Pinci Setiawan dan Tanti Asmawati, pasangan suami istri asal Sidomulyo, Salaman Magelang. Kemarin upaya pencarian korban ambrolnya tebing sisi barat Pantai Sadranan di Desa Sidoharjo dilakukan sejak dini hari sekitar pukul 01.30 WIB. Tetapi, upaya pencarian kembali dihentikan sejak pukul 07.00 WIB lantaran air laut pasang.
Komandan Basarnas Yogyakarta Waluyo Rahardjo mengungkapkan, pihaknya telah berupaya maksimal untuk melakukan pencarian korban. ”Tadi sekitar pukul 04.30 WIB kami berhasil temukan satu jenazah lagi. Korban berada di bawah reruntuhan sehingga kami fokus untuk memecahkan batu,” katanya.
Suharjono
Tim gabungan dari Basarnas, SAR Baron, SAR DIY, BPBD Gunungkidul, PMI, dan kepolisian memastikan tidak ada lagi korban di reruntuhan batu. Proses evakuasi dengan menggunakan dua alat berat dihentikan sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelum memutuskan penghentian pencarian, tim evakuasi telah bekerja kerasmencaripara wisatawanyang menjadikorban, termasuk dengan melibatkan anjing pelacak. Namun, tidak ada tanda-tanda dari anjing pelacak menemukan keberadaan korban.
Begitu juga dengan batu yang sudah berkali- kali dialihkan tidak menunjukkan ada jasad di bawahnya. Kapolres Gunungkidul AKBP Hariyanto mengatakan, setelah melakukan diskusi antar tim, semua sepakat tidak ada lagi korban di reruntuhan tebing. Dengan begitu, dipastikan bahwa korban tebing ambrol pada Rabu (17/6) sore lalu itu enam korban. Dua korban berhasil diselamatkan dan empat lainnya tewas.
”Kami pastikan seluruh korban enam orang, empat di antaranya meninggal dunia,” kata Hariyanto kemarin. Enam orang yang menjadi korban reruntuhan tebing tersebut di antaranya Karsiyem, warga Desa Bejiharjo Karangmojo yang mengalami patah di mata kaki sebelah kiri. Ahmad Taufik (sebelumnya disebutkan Muh Taufik), warga Dusun Logandeng, Ngablak, Srumbung, Muntilan, luka di bagian kepal serta patah tulang paha sebelah kiri.
Korban lain yang diketahui meninggal dunia adalah Joko Susanto, Risa Umami, warga dusun Logandeng, Ngablak, Srumbung, Muntilan, serta Deni Pinci Setiawan dan Tanti Asmawati, pasangan suami istri asal Sidomulyo, Salaman Magelang. Kemarin upaya pencarian korban ambrolnya tebing sisi barat Pantai Sadranan di Desa Sidoharjo dilakukan sejak dini hari sekitar pukul 01.30 WIB. Tetapi, upaya pencarian kembali dihentikan sejak pukul 07.00 WIB lantaran air laut pasang.
Komandan Basarnas Yogyakarta Waluyo Rahardjo mengungkapkan, pihaknya telah berupaya maksimal untuk melakukan pencarian korban. ”Tadi sekitar pukul 04.30 WIB kami berhasil temukan satu jenazah lagi. Korban berada di bawah reruntuhan sehingga kami fokus untuk memecahkan batu,” katanya.
Suharjono
(ars)