BNPT Buat Modul Identifikasi Terpidana Terorisme

Kamis, 18 Juni 2015 - 17:27 WIB
BNPT Buat Modul Identifikasi Terpidana Terorisme
BNPT Buat Modul Identifikasi Terpidana Terorisme
A A A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merasa perlu menyusun modul identifikasi sebagai bagian dari pembinaan para narapidana terorisme bersinergi dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Ketua Bidang Resosialisasi dan Rehabilitasi (Resoshab) BNPT, Werijon mengatakan, adanya modul itu, proses pembinaan yang dilakukan BNPT terhadap terpidana terorisme Umar Patek bisa dilakukan di tingkat petugas Lemabaga Pemasyarakatan (Lapas).

"Umar Patek misalnya, susah mendekati dia, karena dia tokoh hebat di lingkungannya. Tapi kita yakin dia seorang muslim yang taat, punya hati dan pikiran dan pasti bisa diajak kerja sama,” ujar Werijon dalam siaran persnya, Kamis (18/6/2015).

Dia berharap, adanya modul ini, kualitas petugas Lapas dalam melakukan pembinaan narapidana terorisme lebih meningkat. Selama ini, kata Werijon, proses pembinaan narapidana terorisme dilakukan dengan mengira-ngira dan memperhatikan saja.

“Dia cukup lama mempelajari apakah BNPT benar-benar datang untuk membina atau hanya sekadar pura-pura. Akhirnya mau bercerita tentang bagaimana kehidupan dia. Bahkan untuk mendekati dia, kami ikhlas dia memegang kepala dan telinga, bahkan mengajak saya foto selfie yang selama ini tidak pernah dilakukan,” ucapnya.

Sementara itu, selaku pemimpin pembuatan modul identifikasi, Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai, instrumen identifikasi akan mengungkap dari paling awal yaitu motif mereka masuk kelompok radikalisme, aspirasi politik mereka, sikap dia terhadap negara, masyarakat, demokrasi, dan toleransi.

Bahkan mengidentifikasi sikap mereka tentang umat Islam yang diperlakukan tidak adil, terpencil, serta dimarjinalisasi. "Kita ukur bagaimana pemahaman tentang jihad, khususnya jihad khittoh (jihad perang). Apakah jihadnya sepotong-sepotong, bagaimana konsepsi dia tentang hubungan Islam dengan negara, keharusan mendirikan negara Islam, dan tingkat dia melakukan tindakan kekerasan violence extrimisme," jelas Hamdi.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5829 seconds (0.1#10.140)