Ramadan, Waspadai Kejahatan Jalanan
A
A
A
JAKARTA - Kiminalitas di Ibu Kota diprediksi meningkat selama Ramadan. Hal ini dipicu meningkatnya aktivitas masyarakat selama bulan puasa.
Sebagai antisipasi tindak kriminal, Polda Metro Jaya akan menempatkan personel tak berseragam di beberapa titik yang dinilai rawan. Polda Metro Jaya juga telah memerintahkan seluruh polres meningkatkan jam patroli. ”Kita upayakan petugas ada setiap saat, sehingga masyarakat akan merasa aman dan kejahatan bisa ditekan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal kemarin.
Kriminalitas selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri adalah kejahatan dengan kekerasan atau kejahatan jalanan. Selain itu, para pelaku juga menyasar nasabah bank, toko emas, dan rumah kosong. ”Ini yang kita antisipasi adanya pelaku kejahatan yang menyasar nasabah bank,” tuturnya. Biasanya selama Ramadan banyak aktivitas warga yang membutuhkan biaya sehingga ada peningkatan kegiatan di bank. Kepolisian pun berharap masyarakat bisa lebih berhatihati dan waspada. Polisi juga menyediakan pengawalan apabila masyarakat membutuhkan.
”Tinggal datang ke polsekpolsek dan semuanya bebas biaya,” tegasnya. Kepala Polda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan, selain kemacetan lalu lintas, saat Ramadan aksi kriminal dipastikan akan meningkat. Untuk itu, diperlukan koordinasi yang lebih baik antara Polda Metro Jaya dengan Pemprov DKI Jakarta.
”Kami duduk bersama untuk memahami akar masalah. Perkiraan gangguan keamanan dari segi permasalahan yaitu curas, curat, tawuran, aksi kekerasan yang dilakukan kelompok tertentu, masalah tempat hiburan, kesiapan bahan pangan, dan persiapan menjelang Lebaran arus mudik,” kata Tito Karnavian di Balai Kota kemarin.
Tito menjelaskan, untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya bersama Pemprov DKI Jakarta sepakat melakukan pendekatan persuasif. Polda Metro Jaya saat ini telah mengambil kebijakan untuk tidak mewajibkan personel mengikuti apel pada Senin pagi. Kebijakan ini diambil agar personel polisi dapat diturunkan setiap hari ke lapangan untuk melakukan pendekatanpendekatan kepada masyarakat, khususnya di daerah rawan tawuran seperti di Johar, Menteng, dan Manggarai, Jakarta Pusat.
”Sementara ini kami memperbanyak anggota di titik rawan macet. Karena, ada beberapa tempat bisa dilakukan pengaturan, ada juga yang tidak bisa karena memang sistemnya, misalnya tumpukanjalan crossing yang terlalu banyak. Nah, kami minta Dishub melakukan rekayasa,” jelasnya. Terkait penertiban hiburan malam, Tito mengimbau organisasi masyarakat tidak main hakim sendiri apabila menemukan pelanggaran.
Menurutnya, kepolisian akan mengawasi operasional tempat hiburan malam dengan ketat. ”Nanti malam (tadi malam) kami akan bertemu dengan asosiasi hiburan malam untuk memberi imbauan agar mematuhi peraturan operasional yang telah dibuat oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,” tegasnya. Sebelum bertemu Ahok di Balai Kota, sejak pukul 06.00 WIB, Tito berkeliling Jakarta.
Inspeksi langsung ke lapangan ini dilakukan Tito untuk melihat dan merasakan secara langsung kemacetan Ibu Kota. Sejumlah ruas jalan yang tingkat kemacetannya parah ditinjau langsung, seperti Cawang UKI, Kuningan, Sudirman, dan Pancoran. Melihat kondisi kemacetan di ruas jalan tersebut, mantan Kapolda Papua ini pun menginstruksikan jajarannya untuk hadir di tengah masyarakat ketika macet terjadi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta polisi menindak tegas para pelaku yang sengaja membuat suasana Ramadan tidak aman dan nyaman. Termasuk, pengendara yang tidak tertib berlalu lintas. Mantan Bupati Belitung Timur ini bahkan berharap polisi langsung memberikan surat tilang biru kepada pengendara pribadi ataupun angkutan umum yang melanggar lalu lintas.
”Saat ini polantas sedang mempertimbangkan untuk memberi formulir tilang biru untuk para pelanggar. Jadi kalau melawan arus, nggak pakai helm, langsung tilang biru saja,” tegasnya, Ahok menuturkan, pihaknya saat ini sudah memiliki konsep untuk mengatasi semua permasalahan, khususnya kriminalitas, meski belum sepenuhnya wilayah Ibu Kota terpasang kamera pengintai (closed circuit television/CCTV).
”Konsep kita sistem smart city. Kita pengen pasang CCTV jadi polisi nggak perlu banyak patroli. Jadi, polisi tinggal lihat saja yang mana posisinya bisa disergap. Kan bisa sampai keliatan pelat nomor. Sampai muka juga bisa. Kita tawarkan kerja sama seperti itu. Kita juga minta tolong polisi, apabila melihat parkir liar, tindak penyewa parkir liar tersebut, begitu juga dengan PKL,” tandasnya.
Bima setiyadi/ helmi syarif
Sebagai antisipasi tindak kriminal, Polda Metro Jaya akan menempatkan personel tak berseragam di beberapa titik yang dinilai rawan. Polda Metro Jaya juga telah memerintahkan seluruh polres meningkatkan jam patroli. ”Kita upayakan petugas ada setiap saat, sehingga masyarakat akan merasa aman dan kejahatan bisa ditekan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal kemarin.
Kriminalitas selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri adalah kejahatan dengan kekerasan atau kejahatan jalanan. Selain itu, para pelaku juga menyasar nasabah bank, toko emas, dan rumah kosong. ”Ini yang kita antisipasi adanya pelaku kejahatan yang menyasar nasabah bank,” tuturnya. Biasanya selama Ramadan banyak aktivitas warga yang membutuhkan biaya sehingga ada peningkatan kegiatan di bank. Kepolisian pun berharap masyarakat bisa lebih berhatihati dan waspada. Polisi juga menyediakan pengawalan apabila masyarakat membutuhkan.
”Tinggal datang ke polsekpolsek dan semuanya bebas biaya,” tegasnya. Kepala Polda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan, selain kemacetan lalu lintas, saat Ramadan aksi kriminal dipastikan akan meningkat. Untuk itu, diperlukan koordinasi yang lebih baik antara Polda Metro Jaya dengan Pemprov DKI Jakarta.
”Kami duduk bersama untuk memahami akar masalah. Perkiraan gangguan keamanan dari segi permasalahan yaitu curas, curat, tawuran, aksi kekerasan yang dilakukan kelompok tertentu, masalah tempat hiburan, kesiapan bahan pangan, dan persiapan menjelang Lebaran arus mudik,” kata Tito Karnavian di Balai Kota kemarin.
Tito menjelaskan, untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya bersama Pemprov DKI Jakarta sepakat melakukan pendekatan persuasif. Polda Metro Jaya saat ini telah mengambil kebijakan untuk tidak mewajibkan personel mengikuti apel pada Senin pagi. Kebijakan ini diambil agar personel polisi dapat diturunkan setiap hari ke lapangan untuk melakukan pendekatanpendekatan kepada masyarakat, khususnya di daerah rawan tawuran seperti di Johar, Menteng, dan Manggarai, Jakarta Pusat.
”Sementara ini kami memperbanyak anggota di titik rawan macet. Karena, ada beberapa tempat bisa dilakukan pengaturan, ada juga yang tidak bisa karena memang sistemnya, misalnya tumpukanjalan crossing yang terlalu banyak. Nah, kami minta Dishub melakukan rekayasa,” jelasnya. Terkait penertiban hiburan malam, Tito mengimbau organisasi masyarakat tidak main hakim sendiri apabila menemukan pelanggaran.
Menurutnya, kepolisian akan mengawasi operasional tempat hiburan malam dengan ketat. ”Nanti malam (tadi malam) kami akan bertemu dengan asosiasi hiburan malam untuk memberi imbauan agar mematuhi peraturan operasional yang telah dibuat oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,” tegasnya. Sebelum bertemu Ahok di Balai Kota, sejak pukul 06.00 WIB, Tito berkeliling Jakarta.
Inspeksi langsung ke lapangan ini dilakukan Tito untuk melihat dan merasakan secara langsung kemacetan Ibu Kota. Sejumlah ruas jalan yang tingkat kemacetannya parah ditinjau langsung, seperti Cawang UKI, Kuningan, Sudirman, dan Pancoran. Melihat kondisi kemacetan di ruas jalan tersebut, mantan Kapolda Papua ini pun menginstruksikan jajarannya untuk hadir di tengah masyarakat ketika macet terjadi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta polisi menindak tegas para pelaku yang sengaja membuat suasana Ramadan tidak aman dan nyaman. Termasuk, pengendara yang tidak tertib berlalu lintas. Mantan Bupati Belitung Timur ini bahkan berharap polisi langsung memberikan surat tilang biru kepada pengendara pribadi ataupun angkutan umum yang melanggar lalu lintas.
”Saat ini polantas sedang mempertimbangkan untuk memberi formulir tilang biru untuk para pelanggar. Jadi kalau melawan arus, nggak pakai helm, langsung tilang biru saja,” tegasnya, Ahok menuturkan, pihaknya saat ini sudah memiliki konsep untuk mengatasi semua permasalahan, khususnya kriminalitas, meski belum sepenuhnya wilayah Ibu Kota terpasang kamera pengintai (closed circuit television/CCTV).
”Konsep kita sistem smart city. Kita pengen pasang CCTV jadi polisi nggak perlu banyak patroli. Jadi, polisi tinggal lihat saja yang mana posisinya bisa disergap. Kan bisa sampai keliatan pelat nomor. Sampai muka juga bisa. Kita tawarkan kerja sama seperti itu. Kita juga minta tolong polisi, apabila melihat parkir liar, tindak penyewa parkir liar tersebut, begitu juga dengan PKL,” tandasnya.
Bima setiyadi/ helmi syarif
(ars)