Pemprov Banten Dinilai Lamban Perbaiki Jalan Rusak

Selasa, 16 Juni 2015 - 09:41 WIB
Pemprov Banten Dinilai Lamban Perbaiki Jalan Rusak
Pemprov Banten Dinilai Lamban Perbaiki Jalan Rusak
A A A
SERANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dinilai lamban dalam memperbaiki jalan rusak. Kondisi jalan rusak tersebar di Kabupaten Serang antara lain Ciruas-Pontang, Ciruas-Walantaka, dan Pontang- Tirtayasa.

Jalan menuju Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP3B) di Kota Serang juga saat ini mengalami kerusakan. Jalan rusak di Kabupaten Lebak, di antaranya adalah Jalan Malingping-Bayah. Menurut warga Ciruas, Hayati Nufus, kerusakan jalan di Ciruas menuju Pontang sangat parah. Ketika musim kemarau, kondisi jalan menjadi berdebu. ”Saya kalau pulang ke rumah mertua di Kronjo, Kabupaten Tangerang, jika melalui Jalan Ciruas-Pontang-Tirtayasa, debu di jalanan sangat parah,” ujar Nufus kemarin.

Keluhan serupa juga dirasakan Beni Hendriana, warga Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Kondisi Jalan Malingping- Bayah sangat rusak berat. ”Semakin hari kondisi jalan rusak makin parah saja,” kata Beni. Dia berharap, Pemprov Banten segera memperbaiki jalan-jalan yang kondisinya rusak parah, terlebih saat ini akan menghadapi musim mudik Lebaran. Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Banten Widodo Hadi berjanji segera memperbaiki jalan-jalan rusak. Sekarang pihaknya akan memprioritaskan Jalan Palma- Pakupatan atau jalan menuju KP3B.

”Di Jalan Palma-Pakupatan juga terdapat Jembatan Bogeg. Jembatan tersebut harus segera diperluas. Jalan Palma- Pakupatan tidak hanya diperbaiki, tapi juga diproyeksikan dibangun empat lajur,” ujarnya. Menurut dia, target pembangunan jalan yang masuk dalam Perda No 2 Tahun 2012 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Banten hanya tersisa setahun lagi. Pada 2016 anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan jalan mencapai Rp2,5 triliun. ”Namun, kami akan mengusulkan Rp6 triliun, sayangnya kemungkinan hanya Rp1,1 triliun yang disetujui,” ucapnya.

Sekretaris DBMTR Banten Khaerudin menuturkan, pada 2015 ada 93 proyek perbaikan jalan yang direncanakan. ”Dari 93 paket proyek itu, 90 paket sudah masuk unit layanan pengadaan (ULP), sementara tiga paket proyek lagi batal dilelangkan,” katanya. Tiga proyek yang dibatalkan yakni pelebaran Jalan Palima- Pasar Teneng sehingga tidak ada pembebasan lahan, hanya pembenahan jalan existing. Kemudian, pembangunan Jembatan Kedaung juga dibatalkan dengan alasan masih bermasalah hukum dan rencananya pengerjaan akan dilaksanakan secara tahun jamak (multiyears).

”Satu lagi proyek Jalan Ciceri- Kebon Jahe yang bermasalah pada pembebasan seluas lebih 5 hektare. Lahan 5 hektare harus melalui BPN sehingga berdasarkan perhitungan waktu tidak mungkin terkejar,” ujarnya. Adapun, soal 90 paket proyek yang masuk ULP, dia optimistis bisa terealisasi tahun ini. Sebagai gambaran awal, dibandingkan pada 2014, progresnya cukup pesat. Pada Mei 2014 pengerjaan fisik baru 3,5%, lalu pada Mei 2015 sudah mencapai 19,6%.

Demikian juga realisasi keuangan pada Mei 2014 yang baru terserap 2,3%, sedangkan pada Mei 2015 telah mencapai 15,2%. ”Artinya, optimistis lelang pada Juni ini sudah ada 25 paket pekerjaan yang ditandatangani kontraknya,” kata Khaerudin.

Teguh mahardika
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7571 seconds (0.1#10.140)