GIIAS Adakan Pendidikan dan Pengobatan Gratis
A
A
A
BOGOR - Penyelenggara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015 mengadakan kegiatan sosial di dua Kampung yakni Cioray dan Cibuntu, Desa Leuwikaret, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Sabtu (13/6) hingga kemarin.
Kegiatan sosial di dua wilayah yang sempat puluhan tahun terisolir ini fokus pada bidang pendidikan dan kesehatan. Public Relations Officer Seven Events, selaku panitia penyelenggara GIIAS 2015, Rendy S menuturkan, kedua wilayah itu terpilih mendapat program corporate social responsibility (CSR) dengan tema Travelling and Teaching setelah pihaknya melakukan kajian serta survei.
Hasilnya, kedua daerah tersebut layak mendapat perhatian, khususnya pendidikan dan kesehatan. ”Berdasarkan sejumlah referensi, dua daerah ini sempat terisolir karena akses jalan dan tidak adanya listrik. Tapi sekarang, kita lihat listrik sudah terpasang sejak tujuh bulan lalu,” kata Rendy di Kampung Cioray, Sabtu (13/6). Dia menjelaskan, di bidang pendidikan, pihaknya mengajak organisasi 1000 Guru mengajar bersama-sama di dua kampung yang dihuni 228 kepala keluarga (KK) ini.
”Di dua kampung yang hanya memiliki satu madrasah ibtidaiyah (MI), setingkat sekolah dasar,” tandasnya. Adapun di bidang kesehatan, pihaknya menggelar pengobatan gratis. ”Kita sengaja memberikan pengobatan gratis karena posyandu dan puskesmas lokasinya sangat jauh. Ke kantor desa saja cukup jauh,” ungkapnya. Ratusan warga pun antusias dengankegiatanpengobatangratis tersebut. Sebelum pelayanan pengobatan gratis dibuka, mereka sudah datang ke lokasi dan rela antre.
”Niatnya mau ke puskesmas di Desa Tajur, Citeureup, Kabupaten Bogor, tapi perjalanannya 3 jam. Akhirnya saya memilih di Balai Warga Kampung Cioray saja yang kebetulan ada pengobatan gratis,” ujar Sulastri, 28, warga Cioray sambil menggendong anaknya yang sakit cacar air. Amelia, 9, siswa kelas III MI Al Muslim Cioray mengaku senang dengan kedatangan panitia GIIAS 2015 yang mau mengajar dan memberikan perlengkapan sekolah seperti tas, buku tulis, serta peci.
”Alhamdulillah, terima kasih kakak-kakak sudah mau berbagi. Kita dikasih tas, buku tulis, bahkan diajak nonton bareng layar tancap di malam harinya,” ungkapnya. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Leuwikaret Endin Sadewa pun menyampaikan rasa terima kasih berkat bantuan media selama ini sehingga kampungnya mendapat perhatian dari sejumlah kalangan.
”Sebelumnya, jangankan pendidikan dan kesehatan, listrik saja belum ada satu tahun di sini. Selama ini warga saat malam hari hanya mendapatkan penerangan menggunakan lampu templok yang bahan bakarnya minyak tanah,” ungkapnya. Kalaupun ada bantuan, sifatnya hanya stimulan dari perusahaan semen yang letaknya sekitar 10 kilometer dari Cioray. ”Perusahaan tersebut hanya membantu mendirikan balai warga dan renovasi sekolah MI. Jalan saat ini masih bebatuan, dulunya masih tanah sehingga banyak yang enggan datang ke sini,” tandasnya.
Dia pun berharap tahun ini jalan menuju Kampung Cioray dan Cibuntu dibeton atau diaspal. ”Jika dibiarkan seperti sekarang, sangat membahayakan dan membuat warga kesulitan beraktivitas mencari kebutuhan atau mendapatkan pendidikan lebih tinggi,” tuturnya.
Haryudi
Kegiatan sosial di dua wilayah yang sempat puluhan tahun terisolir ini fokus pada bidang pendidikan dan kesehatan. Public Relations Officer Seven Events, selaku panitia penyelenggara GIIAS 2015, Rendy S menuturkan, kedua wilayah itu terpilih mendapat program corporate social responsibility (CSR) dengan tema Travelling and Teaching setelah pihaknya melakukan kajian serta survei.
Hasilnya, kedua daerah tersebut layak mendapat perhatian, khususnya pendidikan dan kesehatan. ”Berdasarkan sejumlah referensi, dua daerah ini sempat terisolir karena akses jalan dan tidak adanya listrik. Tapi sekarang, kita lihat listrik sudah terpasang sejak tujuh bulan lalu,” kata Rendy di Kampung Cioray, Sabtu (13/6). Dia menjelaskan, di bidang pendidikan, pihaknya mengajak organisasi 1000 Guru mengajar bersama-sama di dua kampung yang dihuni 228 kepala keluarga (KK) ini.
”Di dua kampung yang hanya memiliki satu madrasah ibtidaiyah (MI), setingkat sekolah dasar,” tandasnya. Adapun di bidang kesehatan, pihaknya menggelar pengobatan gratis. ”Kita sengaja memberikan pengobatan gratis karena posyandu dan puskesmas lokasinya sangat jauh. Ke kantor desa saja cukup jauh,” ungkapnya. Ratusan warga pun antusias dengankegiatanpengobatangratis tersebut. Sebelum pelayanan pengobatan gratis dibuka, mereka sudah datang ke lokasi dan rela antre.
”Niatnya mau ke puskesmas di Desa Tajur, Citeureup, Kabupaten Bogor, tapi perjalanannya 3 jam. Akhirnya saya memilih di Balai Warga Kampung Cioray saja yang kebetulan ada pengobatan gratis,” ujar Sulastri, 28, warga Cioray sambil menggendong anaknya yang sakit cacar air. Amelia, 9, siswa kelas III MI Al Muslim Cioray mengaku senang dengan kedatangan panitia GIIAS 2015 yang mau mengajar dan memberikan perlengkapan sekolah seperti tas, buku tulis, serta peci.
”Alhamdulillah, terima kasih kakak-kakak sudah mau berbagi. Kita dikasih tas, buku tulis, bahkan diajak nonton bareng layar tancap di malam harinya,” ungkapnya. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Leuwikaret Endin Sadewa pun menyampaikan rasa terima kasih berkat bantuan media selama ini sehingga kampungnya mendapat perhatian dari sejumlah kalangan.
”Sebelumnya, jangankan pendidikan dan kesehatan, listrik saja belum ada satu tahun di sini. Selama ini warga saat malam hari hanya mendapatkan penerangan menggunakan lampu templok yang bahan bakarnya minyak tanah,” ungkapnya. Kalaupun ada bantuan, sifatnya hanya stimulan dari perusahaan semen yang letaknya sekitar 10 kilometer dari Cioray. ”Perusahaan tersebut hanya membantu mendirikan balai warga dan renovasi sekolah MI. Jalan saat ini masih bebatuan, dulunya masih tanah sehingga banyak yang enggan datang ke sini,” tandasnya.
Dia pun berharap tahun ini jalan menuju Kampung Cioray dan Cibuntu dibeton atau diaspal. ”Jika dibiarkan seperti sekarang, sangat membahayakan dan membuat warga kesulitan beraktivitas mencari kebutuhan atau mendapatkan pendidikan lebih tinggi,” tuturnya.
Haryudi
(ars)