Digital City, Smart People, Smart Community
A
A
A
Melalui penggunaan teknologi informasi (TI), sebuah kota bisa menjadi lebih baik dalam segala hal yang ujungnya adalah peningkatan kenyamanan, kebersihan, keamanan, serta kesejahteraan penduduknya.
Solusi smart city harus fokus pada kesejahteraan masyarakat, perbaikan pelayanan publik, serta perbaikan lingkungan sosial. Selanjutnya konsep smart city ini dikembangkan secara bertahap untuk menjadi solusi bagi masyarakat kota jangka panjang. Dalam membangun smart city dibutuhkan peran optimal tiga aspek utama, yaitu kota, pemerintah, dan masyarakat. Ketiga aspek itu harus bersinergi satu sama lain dan saling mendukung.
”Dukungan dari bidang TI adalah untuk efisiensi dan efektivitas manfaatnya bagi masyarakat kota tersebut,” ujar pakar TI Onno W Purbo dalam seminar bertema ”Membangun Smart City Center Depok” dalam rangkaian Depok ICT Awards III di Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (12/6). Dari aspek kota, konsep smart city adalah sebuah sistem yang dibangun untuk mengantisipasi berbagai masalah kota, termasuk soal energi dan air.
Sementara itu, dari aspek pemerintah, implementasi smart city antara lain dengan pelayanan yang cepat dan transparan, misalnya dalam hal perizinan dan administrasi kependudukan. Di sisi lain, masyarakat dapat dengan aktif memanfaatkan berbagai aplikasi dalam kegiatan sehari-hari seperti e-commerce, e-money, e-ticket, e-banking. Untuk mencapai tujuan dalam jangka panjang, masyarakat kota itu sendiri harus siap dan memiliki mental smart terlebih dahulu. Smart city akan tercipta dengan sendirinya jika masyarakatnya smart .
Percuma pemerintah menerapkan teknologi canggih kalau tidak ada sumber daya manusia (SDM) yang andal mengoperasikan dan terlibat aktif. Karena itu, hal paling utama yang perlu dilakukan menuju smart city adalah fokus pada sistem pendidikan. Misalnya memberikan fasilitas komputer dan akses internet yang mumpuni di setiap sekolah, kemudian membuat sistem e-learning dan perpustakaan digital. Di sisi lain, aplikasi yang digunakan harus mudah saat digunakan masyarakat banyak.
Onno optimistis konsep smart city yang berbasis pada aplikasi TI di kota-kota besar bisa dicapai dalam kurun waktu sekitar dua hingga tiga tahun ke depan. Namun, jika berbicara smart city dalam konteks infrastruktur, butuh waktu yang cukup lama. Pengamat media sosial Nukman Luthfie memandang perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat terciptanya masyarakat digital yang selalu haus informasi. Karena itu, penerapan TI adalah bagian utama dari konsep smart city.
”Kunci keberhasilan smart city dari sisi TI juga ditentukan peran aktif wali kota dan interaksi dengan warga di media sosial,” katanya. Vice President Technology and System Telkomsel Ivan C Permana saat Asian African Smart City Summit di Bandung mengatakan, dalam membangun smart city, yang harus dilakukan adalah memperkuat dan meningkatkan kualitas layanan data di berbagai daerah di Indonesia.
”Kami percaya penetrasi broadband akan mendorong lebih banyak lagi terbentuknya smart people atau smart community di mana hal ini merupakan salah satu pilar pendukung smart city,” ujar Ivan. Telkomsel bersama Telkom Group, lanjut Ivan, telah melakukan beberapa inisiatif guna mendukung penerapan smart city di Indonesia. Salah satunya menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengembangkan platform smart city.
Platform ini dipercaya akan dapat menjadi sumber informasi pemerintah di dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat berdasarkan informasi real time yang dikirimkan oleh sensor-sensor yang terhubung dalam satu kesatuan sistem. Saat ini platform tersebut telah hadir di Bandung dan Bogor lewat Bandung Command Center dan Bogor Green Room.
Presiden Direktur ZTE Smart city Product Liu Feng memandang penerapan teknologi yang tepat guna dalam pengembangan smart city akan berdampak pada peningkatan pelayanan publik, khususnya dalam mengatasi berbagai masalah perkotaan seperti kesehatan, pendidikan, polusi, sampah, transportasi. Dia menyebutkan beberapa di antaranya, yaitu jaringan (e-goverment, jaringan privasi pemerintah, dan cloud), data center, keamanan informasi, serta pusat operasi perkotaan atau urban operation center/UOC.
Presiden Direktur PT ZTE Indonesia Mei Zhonghua menambahkan, implementasi smart city melibatkan peran pemerintah serta swasta. ZTE yang mengaku telah mengembangkan solusi smart city di 40 negara telah bekerja sama dengan PT Telkom untuk menyelenggarakan solusi smart city di Bandung.
Dina angelina
Solusi smart city harus fokus pada kesejahteraan masyarakat, perbaikan pelayanan publik, serta perbaikan lingkungan sosial. Selanjutnya konsep smart city ini dikembangkan secara bertahap untuk menjadi solusi bagi masyarakat kota jangka panjang. Dalam membangun smart city dibutuhkan peran optimal tiga aspek utama, yaitu kota, pemerintah, dan masyarakat. Ketiga aspek itu harus bersinergi satu sama lain dan saling mendukung.
”Dukungan dari bidang TI adalah untuk efisiensi dan efektivitas manfaatnya bagi masyarakat kota tersebut,” ujar pakar TI Onno W Purbo dalam seminar bertema ”Membangun Smart City Center Depok” dalam rangkaian Depok ICT Awards III di Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (12/6). Dari aspek kota, konsep smart city adalah sebuah sistem yang dibangun untuk mengantisipasi berbagai masalah kota, termasuk soal energi dan air.
Sementara itu, dari aspek pemerintah, implementasi smart city antara lain dengan pelayanan yang cepat dan transparan, misalnya dalam hal perizinan dan administrasi kependudukan. Di sisi lain, masyarakat dapat dengan aktif memanfaatkan berbagai aplikasi dalam kegiatan sehari-hari seperti e-commerce, e-money, e-ticket, e-banking. Untuk mencapai tujuan dalam jangka panjang, masyarakat kota itu sendiri harus siap dan memiliki mental smart terlebih dahulu. Smart city akan tercipta dengan sendirinya jika masyarakatnya smart .
Percuma pemerintah menerapkan teknologi canggih kalau tidak ada sumber daya manusia (SDM) yang andal mengoperasikan dan terlibat aktif. Karena itu, hal paling utama yang perlu dilakukan menuju smart city adalah fokus pada sistem pendidikan. Misalnya memberikan fasilitas komputer dan akses internet yang mumpuni di setiap sekolah, kemudian membuat sistem e-learning dan perpustakaan digital. Di sisi lain, aplikasi yang digunakan harus mudah saat digunakan masyarakat banyak.
Onno optimistis konsep smart city yang berbasis pada aplikasi TI di kota-kota besar bisa dicapai dalam kurun waktu sekitar dua hingga tiga tahun ke depan. Namun, jika berbicara smart city dalam konteks infrastruktur, butuh waktu yang cukup lama. Pengamat media sosial Nukman Luthfie memandang perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat terciptanya masyarakat digital yang selalu haus informasi. Karena itu, penerapan TI adalah bagian utama dari konsep smart city.
”Kunci keberhasilan smart city dari sisi TI juga ditentukan peran aktif wali kota dan interaksi dengan warga di media sosial,” katanya. Vice President Technology and System Telkomsel Ivan C Permana saat Asian African Smart City Summit di Bandung mengatakan, dalam membangun smart city, yang harus dilakukan adalah memperkuat dan meningkatkan kualitas layanan data di berbagai daerah di Indonesia.
”Kami percaya penetrasi broadband akan mendorong lebih banyak lagi terbentuknya smart people atau smart community di mana hal ini merupakan salah satu pilar pendukung smart city,” ujar Ivan. Telkomsel bersama Telkom Group, lanjut Ivan, telah melakukan beberapa inisiatif guna mendukung penerapan smart city di Indonesia. Salah satunya menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengembangkan platform smart city.
Platform ini dipercaya akan dapat menjadi sumber informasi pemerintah di dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat berdasarkan informasi real time yang dikirimkan oleh sensor-sensor yang terhubung dalam satu kesatuan sistem. Saat ini platform tersebut telah hadir di Bandung dan Bogor lewat Bandung Command Center dan Bogor Green Room.
Presiden Direktur ZTE Smart city Product Liu Feng memandang penerapan teknologi yang tepat guna dalam pengembangan smart city akan berdampak pada peningkatan pelayanan publik, khususnya dalam mengatasi berbagai masalah perkotaan seperti kesehatan, pendidikan, polusi, sampah, transportasi. Dia menyebutkan beberapa di antaranya, yaitu jaringan (e-goverment, jaringan privasi pemerintah, dan cloud), data center, keamanan informasi, serta pusat operasi perkotaan atau urban operation center/UOC.
Presiden Direktur PT ZTE Indonesia Mei Zhonghua menambahkan, implementasi smart city melibatkan peran pemerintah serta swasta. ZTE yang mengaku telah mengembangkan solusi smart city di 40 negara telah bekerja sama dengan PT Telkom untuk menyelenggarakan solusi smart city di Bandung.
Dina angelina
(ars)