Pengangguran Tak Sebanding Lapangan Kerja

Jum'at, 12 Juni 2015 - 09:25 WIB
Pengangguran Tak Sebanding Lapangan Kerja
Pengangguran Tak Sebanding Lapangan Kerja
A A A
MEDAN - Pertumbuhan penduduk Indonesia tidak diimbangi dengan peningkatan lapangan pekerjaan. Akibatnya, banyak masyarakat Indonesia tidak memiliki pekerjaan alias menganggur.

Hal itu disampaikan Ketua Umum DPP Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) dalam sambutannya saat Deklarasi dan Pelantikan Pengurus DPW dan DPD Perindo se- Sumatera Utara di Medan, kemarin. Menurut HT, Indonesia memiliki jumlah penduduk besar dengan persentase usia mudanya yang cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran bertambah 300.000 orang dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sehingga total pengangguran mencapai 7,45 juta orang pada Februari 2015. Pengangguran ini didominasi oleh usia produktif. Dari latar belakang pendidikan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) didominasi penduduk berpendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) sebesar 9,05%, disusul jenjang sekolah menengah atas (SMA) 8,17 %, dan diploma I/II/III sebesar 7,49%, serta sarjana 5,34%.

Sementara penduduk berpendidikan SD ke bawah dengan persentase 3,61% di periode Februari 2015. Bertambahnya pengangguran ini terjadi karena perlambatan ekonomi Indonesia. Pada kuartal I-2015 lalu ekonomi Indonesia hanya bertumbuh 4,71%. ”Kebutuhan akan lapangan kerja besar. Namun lapangan kerja yang tersedia terbatas,” ungkap HT. Pemerintah, lanjutnya, harus mencari cara agar masalah pengangguran teratasi.

Di antaranya dengan mengubah basis ekonomi konsumsi menjadi produksi, sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Dia menuturkan Indonesia memiliki jumlah penduduk besar yang persentase usia mudanya cukup tinggi. Seperti diketahui saat ini penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 255 juta jiwa dengan pertumbuhan sekitar 1,4%. HT mengatakan, masyarakat bawah seperti petani, nelayan, buruh, dan UMKM harus didorong untuk maju sehingga bisa ikut menggerakkan perekonomian.

Saat ini penggerak ekonomi Indonesia didominasi masyarakat menengah atas yang jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan masyarakat bawah. Semakin banyak penggerak ekonomi, semakin cepat laju pertumbuhan. ”Masyarakat yang ketinggalan harus bisa dimajukan. Kesenjangan sosial di Indonesia harus dipersempit,” kata HT. Saat ini, kata dia, masyarakat bawah sudah jauh tertinggal.

Itu tampak dari rasio gini (parameter kesenjangan sosial) yang telah mencapai 0,43%. Ini adalah angka tertinggi dalam 20 tahun terakhir. HT mengungkapkan, harus ada kebijakan yang memberi kemudahan akses modal dan bunga pendanaan yang ringan, baik untuk UMKM, petani, nelayan maupun buruh agar mereka bisa berkembang. Dia mencontohkan, bunga pinjaman bank untuk UMKM mencapai 24-40%.

Angkanya lebih tinggi dari bunga pinjaman korporasi yang hanya 12-13%. Selain itu, kata dia, Indonesia juga membutuhkan lebih banyak pengusaha. ”Salah satu syarat suatu negara bisa maju jika jumlah entrepreneur -nya minimal 2% dari jumlah penduduknya,” ujar dia. Sebagai perbandingan beberapa negara lain memiliki jumlah pengusaha hingga 3-4% ”Entrepreneur itu akan banyak memberikan manfaat bagi bangsa, menciptakan lapangan kerja, minimal untuk dirinya sendiri,” kata HT.

Hadir bersama HT dalam deklarasi dan pelantikan Perindo Sumut, Sekretaris Jenderal DPPPerindoAhmadRofiq, Ketua Bidang Organisasi DPP Perindo Syafril Nasution, Ketua DPW Perindo Sumut Rudi Zulham Hasibuan serta ketua, sekretaris, dan bendahara DPD Perindo kabupaten/kota se-Sumut.

Ketua DPW Partai Perindo Sumut Rudi Zulham Hasibuan mengatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah politik di Indonesia penentuan ketua DPD dilakukan melalui fit and proper test oleh tim independen yang dia bentuk. ”Yang terpilih ini adalah orang-orang yang dari proses awal hingga akhir tetap bertahanhinggadapatmandat. Saya yakin mereka juga tak akan mundur sebelum apa yang mereka janjikan terwujud,” kata Rudi.

Pada hari yangsama, HTmemberikan kuliah umum di Universitas Sumatera Utara (USU). Diikuti ribuan mahasiswa, HT membahas kesiapan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlakumulaiakhirtahunini. Dalam kesempatan tersebut HT kebanjiran pertanyaan dari mahasiswa. Banyak yang ingin mengetahui bagaimana caranya agarbisamenjadipengusahayang sukses.

Mereka ingin tahu bagaimana membangun MNC Group dari hanya 1 karyawan menjadi lebih dari 30.000 karyawan. ”Denganbanyaknya karyawan yang Bapak miliki, bagaimana mengoordinasi semua karyawankaryawan Bapak,” tanya mahasiswa bernama Husin Samosir. Menurut HT, seorang pemimpin harus bisa menjadi panutan bagi bawahan.

”Yang atas harus bisa memberi contoh untuk membangun kultur kerja. Jangan hanya menyuruh seperti, ’Hei kamu jangan malas’, tapi pimpinan malas. ’Hei kamu jangan korupsi’, tapi pimpinan korupsi,” katanya saat memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi USU.

Fajar pratiwi/ fakhrur rozi / m rinaldi khair
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8681 seconds (0.1#10.140)