Aung San Suu Kyi Eratkan Hubungan dengan China
A
A
A
BEIJING - Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, kemarin melakukan kunjungan perdananya ke China.
Dia dijadwalkan akan bertemu Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang. Suu Kyi muncul dari pintu keluar Bandara Internasional Beijing dengan mengenakan atasan putih dan selempang merah muda serta dikelilingi pasukan keamanan sebelum masuk ke sedan hitam.
Kedatangannya ke China sebagai politisi menjelang pemilihan umum (pemilu) Myanmar pada November mendatang menjadi sorotan. Kunjungan itu diduga untuk mendongkrak perolehan suara partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Suu Kyi tidak akan merelakan dukungan China untuk junta Myanmar.
”Aung San Suu Kyi berusaha untuk memenangkan pemilu. Dia tahu bahwa China akan memainkan peran yang kuat di masa depan Myanmar,” ucap Nicholas Farrelly, pengamat Myanmar dari Australian National University, dikutipAFP .
Hubungan kedua negara dingin dalam beberapa bulan terakhir karena ada pemberontakan etnis di wilayah perbatasan. Masalah ekonomi juga sempat menegangkan kedua negara.
Suu Kyi diperkirakan akan unjuk kekuatan dalam pemilu tahun ini. Dia menjadi salah satu tahanan politik paling terkenal di dunia saat penangkapannya pada 1990-an dan 2000-an. Perempuan berusia 69 tahun ini pernah dianugerahi Nobel Perdamaian pada 1991.
Namun, citranya sebagai seorang penegak hak asasi manusia seakan hilang karena keengganannya untuk berbicara tentang penderitaan etnis muslim Rohingya.
Ananda nararya
Dia dijadwalkan akan bertemu Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang. Suu Kyi muncul dari pintu keluar Bandara Internasional Beijing dengan mengenakan atasan putih dan selempang merah muda serta dikelilingi pasukan keamanan sebelum masuk ke sedan hitam.
Kedatangannya ke China sebagai politisi menjelang pemilihan umum (pemilu) Myanmar pada November mendatang menjadi sorotan. Kunjungan itu diduga untuk mendongkrak perolehan suara partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Suu Kyi tidak akan merelakan dukungan China untuk junta Myanmar.
”Aung San Suu Kyi berusaha untuk memenangkan pemilu. Dia tahu bahwa China akan memainkan peran yang kuat di masa depan Myanmar,” ucap Nicholas Farrelly, pengamat Myanmar dari Australian National University, dikutipAFP .
Hubungan kedua negara dingin dalam beberapa bulan terakhir karena ada pemberontakan etnis di wilayah perbatasan. Masalah ekonomi juga sempat menegangkan kedua negara.
Suu Kyi diperkirakan akan unjuk kekuatan dalam pemilu tahun ini. Dia menjadi salah satu tahanan politik paling terkenal di dunia saat penangkapannya pada 1990-an dan 2000-an. Perempuan berusia 69 tahun ini pernah dianugerahi Nobel Perdamaian pada 1991.
Namun, citranya sebagai seorang penegak hak asasi manusia seakan hilang karena keengganannya untuk berbicara tentang penderitaan etnis muslim Rohingya.
Ananda nararya
(ftr)