Kubu Romi Tolak Kader Dititip ke Parpol Lain
Rabu, 10 Juni 2015 - 08:45 WIB

Kubu Romi Tolak Kader Dititip ke Parpol Lain
A
A
A
JAKARTA - Tanda-tanda islah dua kubu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum juga tampak hingga satu setengah bulan menjelang pendaftaran pilkada.
Jika PPP akhirnya gagal ikut pilkada, kepengurusan hasil Muktamar Jakarta yang dipimpin Djan Faridz menyatakan terpaksa menitipkan kader terbaiknya kepada partai politik (parpol) lain. Namun, ide ini ditolak oleh kubu Muktamar Surabaya pimpinan Romahurmuziy (Romi).
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PPP kubu Romi, Arsul Sani, mengatakan, islah dengan kubu Djan Faridz tetap diperlukan agar PPP bisa ikut pilkada. Menurutnya, sulit membayangkan bagaimana PPP akan mengusung salah satu kadernya di suatu daerah, tapi kader tersebut diusung oleh partai lain. ”Pertanyaannya, kalau dipaksakan, apakah kemudian mesin partai jalan di pilkada. Kalau tidak, buat apa. Tujuan calon kan menang,” ucap anggota Komisi III DPR itu.
Menurutnya, islah jalan satu-satunya karena bagi partai, termasuk PPP, akan sulit mengusung pasangan calonnya jika hanya sendiri sehingga diperlukan koalisi. Dia juga pesimistis kader PPP akan diusung oleh parpol lain jika dititipkan sebab yang dimajukan di pilkada oleh parpol adalah mereka yang biasanya berelektabilitas tinggi. ”Pertanyaannya, kader PPP di daerah mana sih yang elektabilitasnya tinggi,” ujarnya.
Sekjen DPP PPP kubu Djan Faridz, AchmadDimyatiNatakusumah, mengatakan, kader terbaik PPP terpaksa dititipkan agar bisa mencalonkan diri di pilkada jika islah gagal. ”Kader PPP bisa dititipkandiPartaiGerindra, Partai Golkar, PKS, dan partai lainnya,” sebutnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.
Menurut Dimyati, kader-kader PPP harus memahami kondisi saat ini dan harus siap ditempatkan di parpol mana saja demi kepentingan partai. ”Kader itu kan keikhlasan, jadi enggak apa-apa kalau kader memenuhi itu,” ujarnya.
Kiswondari
Jika PPP akhirnya gagal ikut pilkada, kepengurusan hasil Muktamar Jakarta yang dipimpin Djan Faridz menyatakan terpaksa menitipkan kader terbaiknya kepada partai politik (parpol) lain. Namun, ide ini ditolak oleh kubu Muktamar Surabaya pimpinan Romahurmuziy (Romi).
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PPP kubu Romi, Arsul Sani, mengatakan, islah dengan kubu Djan Faridz tetap diperlukan agar PPP bisa ikut pilkada. Menurutnya, sulit membayangkan bagaimana PPP akan mengusung salah satu kadernya di suatu daerah, tapi kader tersebut diusung oleh partai lain. ”Pertanyaannya, kalau dipaksakan, apakah kemudian mesin partai jalan di pilkada. Kalau tidak, buat apa. Tujuan calon kan menang,” ucap anggota Komisi III DPR itu.
Menurutnya, islah jalan satu-satunya karena bagi partai, termasuk PPP, akan sulit mengusung pasangan calonnya jika hanya sendiri sehingga diperlukan koalisi. Dia juga pesimistis kader PPP akan diusung oleh parpol lain jika dititipkan sebab yang dimajukan di pilkada oleh parpol adalah mereka yang biasanya berelektabilitas tinggi. ”Pertanyaannya, kader PPP di daerah mana sih yang elektabilitasnya tinggi,” ujarnya.
Sekjen DPP PPP kubu Djan Faridz, AchmadDimyatiNatakusumah, mengatakan, kader terbaik PPP terpaksa dititipkan agar bisa mencalonkan diri di pilkada jika islah gagal. ”Kader PPP bisa dititipkandiPartaiGerindra, Partai Golkar, PKS, dan partai lainnya,” sebutnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.
Menurut Dimyati, kader-kader PPP harus memahami kondisi saat ini dan harus siap ditempatkan di parpol mana saja demi kepentingan partai. ”Kader itu kan keikhlasan, jadi enggak apa-apa kalau kader memenuhi itu,” ujarnya.
Kiswondari
(ftr)