Radiasi Kosmik Merusak Otak Astronot

Minggu, 07 Juni 2015 - 10:49 WIB
Radiasi Kosmik Merusak Otak Astronot
Radiasi Kosmik Merusak Otak Astronot
A A A
Menerbangkan orang ke luar angkasa, seperti di Mars atau asteroid, ada dalam daftar utama NASA. Meski demikian, riset terhadap tikus menunjukkan paparan radiasi yang lama secara permanen merusak otak.

Para peneliti di University of California (UCI), Irvine, menyatakan bahwa sistem saraf pusat rusak dan terjadi gangguan kognitif pada hewan-hewan laboratorium yang mendapat paparan partikel berenergi tinggi, serupa sinar kosmik galaksi yang dihadapi para astronot selama penerbangan antariksa yang panjang.

”Ini bukan berita positif bagi para astronot yang dikirimkan untuk perjalanan dua hingga tiga tahun menuju Mars,” ujar pemimpin peneliti Charles Limoli, profesor radiasi onkologi di School of Medicine, UCI, dikutip kantor berita AFP . ”Penurunan kinerja, berkurangnya memori, dan hilangnya kesadaran serta fokus selama penerbangan antariksa mungkin memengaruhi berbagai aktivitas penting dalam misi, serta paparan terhadap partikel-partikel ini mungkin memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kognisi selama hidup,” papar Limoli.

Saat ini para astronot di dunia merotasi pergantian sekitar enam bulan di Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Maret lalu astronot Amerika Serikat (AS) Scott Kelly dan kosmonot Rusia Mikhail Kornienko memulai misi setahun pertama di pos riset orbit untuk menguji dampak penerbangan antariksa jangka panjang terhadap tubuh dan pikiran.

NASA bertujuan mengirim orang ke Mars pada 2030, tapi beberapa pihak menyatakan teknologinya belum siap dan tidak jelas apakah perjalanan semacam itu aman bagi orang yang melakukannya. Riset terbaru di jurnal Science Advances meneliti tikus laboratorium yang mendapat paparan radiasi partikel selama enam pekan di Laboratorium Radiasi Antariksa NASA di Brookhaven National Laboratory.

”Oksigen yang terionisasi dan titanium mengakibatkan peradangan otak, yang mengganggu transmisi sinyal antar- neuron,” papar hasil studi tersebut. Radiasi merusak jaringan komunikasi otak, mengganggu sel syarat yang bertugas mengirimkan sinyal. ”Seperti peluru, partikel-partikel itu mengenai cabang-cabang dendritik dan mengakibatkan mereka putus.

Sudah diketahui umum bahwa kehilangan cabang dendritik ini mengakibatkan penurunan kognitif pada penderita alzheimer dan penyakit lain,” ungkap hasil studi itu. Tes untuk pembelajaran dan memori juga menunjukkan bahwa tikus yang terkena paparan radiasi sangat mudah bingung dibandingkan tikus normal.

”Hewan-hewan yang terkena radiasi mengalami penurunan rasa ingin tahu dan kurang aktif dalam situasi baru serta menjadi lebih mudah bingung,” papar studi itu. ”Jika perubahan yang terjadi pada tikus ini terjadi pada astronot, respons mereka pada situasi darurat, serta kemampuan mereka untuk berpikir dan memahami informasi mungkin memburuk.”

Masalah mental serupa membutuhkan waktu berbulan-bulan pada manusia. Meski demikian, misi apa pun ke Mars akan membutuhkan paling cepat setahun setengah dan bisa lebih lama.

Syarifudin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4356 seconds (0.1#10.140)