Satu Nelayan Tewas Akibat Serangan Gurita
A
A
A
MEULABOH - Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengevakuasi Hendri, 24, nelayan Desa Ana’ou, Kecamatan Teupah Seulatan, Kabupaten Simeulue, Aceh.
Diduga Hendri tewas tenggelam ditarik seekor gurita besar saat menyelam di kedalaman 50 meter. Koordinator Basarnas Pos Simeulue Dwi Hetno mengatakan, saat ditemukan tubuh korban masih tenggelam di kedalaman 80 meter, lengkap dengan peralatan penyelam kompresor, dan pakaian yang masih utuh.
Dwi menegaskan, tenggelamnya korban bukan karena tidak bisa berenang, tetapi murni karena ditarik benda lain. Apalagi, pada tubuh korban juga tidak ditemukan bekas gigitan ikan hiu ataupun pari, kecuali beberapa luka kecil yang diduga akibat terbentur karang atau tebing laut.
Menurut Dwi, masyarakat nelayan setempat, selain berprofesi sebagai nelayan ikan tangkap maupun menggunakan jaring, juga menjadi penyelam tradisional untuk mencari ikan di dasar laut yang berjarak sekitar 12 mil dari bibir pantai laut Gosong Tujuh Pulau Siumat, Kecamatan Simeulue Timur. Lokasi berjarak tempuh sekitar 16 kilometer itu merupakan ladang pencarian masyarakat nelayan tradisional.
Sebab, kawasan pesisir mereka sudah tidak ada lagi sumber daya laut yang dapat dimanfaatkan akibat adanya aktivitas perusakan terumbu karang pantai. ”Nelayan tradisional memang mencari ikan di kawasan itu dengan menyelam. Mereka berpindah karena pesisir sudah tidak ada lagi ikan karena terumbu karang kawasan dekat pantai sudah banyak rusak,” katanya.
Setiba di lokasi, tim gabungan bersama satu unit rubber boat (40 PK) menemukan dan mengevakuasi satu orang selamat dari terkaman gurita, yakni Ikhsan, 26. Dari keterangan korban itulah tim gabungan menyisir seputar lokasi selama empat jam. ”Jasad korban kami evakuasi dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diautopsi,” katanya.
Ant
Diduga Hendri tewas tenggelam ditarik seekor gurita besar saat menyelam di kedalaman 50 meter. Koordinator Basarnas Pos Simeulue Dwi Hetno mengatakan, saat ditemukan tubuh korban masih tenggelam di kedalaman 80 meter, lengkap dengan peralatan penyelam kompresor, dan pakaian yang masih utuh.
Dwi menegaskan, tenggelamnya korban bukan karena tidak bisa berenang, tetapi murni karena ditarik benda lain. Apalagi, pada tubuh korban juga tidak ditemukan bekas gigitan ikan hiu ataupun pari, kecuali beberapa luka kecil yang diduga akibat terbentur karang atau tebing laut.
Menurut Dwi, masyarakat nelayan setempat, selain berprofesi sebagai nelayan ikan tangkap maupun menggunakan jaring, juga menjadi penyelam tradisional untuk mencari ikan di dasar laut yang berjarak sekitar 12 mil dari bibir pantai laut Gosong Tujuh Pulau Siumat, Kecamatan Simeulue Timur. Lokasi berjarak tempuh sekitar 16 kilometer itu merupakan ladang pencarian masyarakat nelayan tradisional.
Sebab, kawasan pesisir mereka sudah tidak ada lagi sumber daya laut yang dapat dimanfaatkan akibat adanya aktivitas perusakan terumbu karang pantai. ”Nelayan tradisional memang mencari ikan di kawasan itu dengan menyelam. Mereka berpindah karena pesisir sudah tidak ada lagi ikan karena terumbu karang kawasan dekat pantai sudah banyak rusak,” katanya.
Setiba di lokasi, tim gabungan bersama satu unit rubber boat (40 PK) menemukan dan mengevakuasi satu orang selamat dari terkaman gurita, yakni Ikhsan, 26. Dari keterangan korban itulah tim gabungan menyisir seputar lokasi selama empat jam. ”Jasad korban kami evakuasi dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diautopsi,” katanya.
Ant
(bbg)