Sepak Bola Indonesia Terisolasi
A
A
A
JAKARTA - Sepak bola Indonesia terisolasi dari pentas internasional. Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menyebut Indonesia dilarang berpartisipasi dalam tujuh agenda internasional di bawah FIFA selama sanksi belum dicabut.
AFC melarang Indonesia ambil bagian di kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019, Kualifikasi AFC U-16 dan U-19, Kejuaraan Regional Wanita U-14, AFC Futsal Championship Wanita di Malaysia, serta Kualifikasi AFC Futsal Championship 2016. Deret pelarangan itu membuat banyak pihak kecewa.
“Imbasnya adalah kita tidak bisa lagi mengikuti pertandingan resmi di bawah FIFA dan AFC. Sayang sekali. Sekarang saya sudah mencoba untuk angkat futsal dengan ada kompetisi dan saya siarkan di televisi. Tapi sekarang semuanya dihancurkan begitu saja. Keterlaluan,” kata Ketua Umum Asosiasi Futsal Indonesia (AFI) Hary Tanoesoedibjo (HT) di Jakarta kemarin. HT melihat kondisi sekarang merupakan kerugian besar bagi dunia futsal Indonesia.
“Untuk AFI, sekarang mungkin bukan kompetisi resmi yang arahnya ke internasional. Padahal kami ingin arahnya ke kejuaraan dunia. Dengan adanya masalah ini, sekarang semua berantakan. Padahal peluang untuk tampil di kejuaran dunia juga ada. Kalau begitu rusak semua,” ujarnya . HT juga menyayangkan intervensi pemerintah dengan membekukan PSSI sebagai organisasi sepak bola tertinggi Indonesia. Dia menilai Menpora salah langkah.
“Saya ngomong apa adanya. Ibaratnya kalau kita punya organisasi dan diduga misalnya ada hal yang tidak pas, jangan ibaratnya kolam ada jarum diobok-obok ikannya mati semua. Sebaiknya yang harus dilakukan, tentunya, ambillah jarumnya pelan-pelan tanpa mematikan ikan,” tutur HT. “Sekarang ini PSSI itu praktis lumpuh. Saya prihatin karena bola olahraga rakyat dan semua suka. Banyak pemain nganggur, banyak juga pendukung kecewa karena tidak ada hiburan lagi.
Jadi saya tegas saja, keliru tindakan yang diambil pemerintah dalam hal ini Menpora. Kalau mau melihat ada masalah, fokuslah pada masalah, tapi jangan institusinya yang dihancurkan,” sambungnya. Kondisi sepak bola Indonesia juga tidak luput dari perhatian mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
Dirinya berharap baik PSSI maupun Menpora bisa duduk bersama menyelesaikan persoalan tersebut dengan arif dan bijaksana mengingat kondisi ini merugikan bayak pihak. “Menurut saya tidak ada jalan lain (Menpora dan PSSI duduk bersama). Cuma ya harus saling memberi dan menerima di situ. Itu saja. Jangan berkeras kepala pada pendirian masing-masing karena tidak akan selesai.
Padahal kalau ini selesai, PSSI dan pemerintah ketemu, lalu disepakati bersama, lalu kan gampang kembali ke FIFA dengan mengatakan PSSI sudah beres,” tegas Mahfud. Statemen AFC ini juga seperti jawaban atas keraguan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengenai keaslian surat sanksi FIFA kepada PSSI.
Menpora Imam Nahrawi sempat meragukan surat FIFA yang ditandatangani Sekjen FIFA Jerome Valcke. Presiden Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman berharap semua pihak, yaitu Menpora dan PSSI, bertanggung jawab dan segera menyelesaikan masalah ini dengan baik. Selain pemerintah mencari solusi, otoritas negara di mata Ponaryo juga tidak boleh begitu saja meninggalkan PSSI dalam masalah ini.
Ponaryo yang terakhir tercatat sebagai pemain PSM Makassar itu merasa miris dengan nasib pemain saat ini. Gelandang yang juga mantan kapten timnas senior Indonesia itu sangat berharap ini adalah kali terakhir terjadi dalam persepakbolaan Indonesia. “Ketidakpastian itu sangat sulit bagi pemain. Bagaimana mau latihan kalau jadwalnya tidakjelas. Banyakjugaklubyang membubarkan tim, otomatis kondisi pemain kembali ke titik nol.
Untuk siap berkompetisi, butuh waktu dua bulan dari titik nol tersebut,” papar Popon sapaan akrab Ponaryo. Seruan agar konflik segera dihentikan juga disampaikan ribuan bobotoh saat menggelar aksi di Jalan Dipenogoro Bandung. Aksi dilakukan sebagai protes terhadap Kemenpora dan PSSI. Konflik kedua kubu tersebut membuat kegiatan persepakbolaan Tanah Air menjadi terhenti.
Bobotoh melakukan long march dari Stadion Persib menuju Gedung DPRD Jawa Barat. Dalam orasinya yang diwakili para pentolan Viking Persib Club (VPC) seperti Heru Joko, Yana Umar, Agus Ompong hingga Agus Rahmat (Gusdul) mengajukan tujuh tuntutan kepada Kemenpora dan PSSI.
“Bobotoh dan suporter lain juga sudah tahu titik permasalahannya seperti apa. Sudah jelas ini pembekuan dari FIFA untuk PSSI, sudah jelas sekarang tidak ada yang mau disalahkan masih saling serang, kan itu hal pembodohan. Seharusnya jangan terus saling menyerang, harus ada iktikad baik antara Menpora dan PSSI,” kata Yana Umar di sela-sela orasi.
Menanggapi tuntutan bobotoh, Ketua Komisi V DPRD Jabar Agus Welianto mengaku akan berupaya menyampaikan aspirasi kepada pemerintah pusat. ”Organisasi sepak bola adalah organisasi profesional. Kita juga mendesak kepada pemerintah agar Menpora dan PSSI segera islah serta duduk bersama menyelesaikan masalah persepakbolaan Indonesia,” kata Agus.
Menurutnya, banyak dampak yang terjadi akibat masalah yang menimpa sepak bola Indonesia tersebut. Semua pedagang dan orang-orang kecil tidak bisa melaksanakan aktivitas. Dewan mendesak agar menyelesaikan kemelut secara independen, jangan ada intervensi politik. Pemilik Pro Duta FC Sihar Sitorus menegaskan, keputusan tersebut telah diambil pihaknya dan tak ada pilihan lain selain membubarkan tim. “Iya (tim bubar) sejak kemarin. Alasan panjang. Kami akan buat press conference secepatnya,” kata Sihar melalui pesan singkat.
Bukti Baru Suap
Sementara itu, mantan Wakil Presiden FIFA Jack Warner membuat pernyataan mengejutkan. Dia mengaku siap membeberkan bukti-bukti baru mengenai keterlibatan para anggota FIFA, termasuk Presiden FIFA Sepp Blatter, pada pemilihan umum diTrinidad danTobago tahun 2010. Warner yang termasuk dalam 14 tokoh FIFA yang diduga tersangkut skandal korupsi FBI, pekan lalu, telah dinyatakan sebagai orang yang paling dicari oleh Interpol setelah dituduh membayarkan sejumlah uang suap untuk siaran politik di saluran televisi Trinidad.
Sempat ditahan, Rabu (3/4), Warner akhirnya dibebaskan dengan jaminan. Entah merasa sangat tertekan dengan kebobrokan FIFA selama ini, dia berjanji akan mengungkap berbagai skandal korupsi yang terjadi dalam tubuh badan tertinggi sepak bola dunia tersebut kepada publik. Warner bahkan mengungkapkan telah menyusun dokumen yang menunjukkan keterkaitan dirinya, FIFA, saluran pendanaan, serta dua partai politik besar yang bersaing dalam pemilu.
Rencananya, dokumendokumen tersebut akan diserahkan kepada pengacara untuk disebarluaskan. “Saya tidak akan lagi menyimpan rahasia untuk mereka yangberusaha aktif ingin menghancurkan negara (Trinidad dan Tobago). Sebenarnya saya merasa cukup ketakutan. Saya memohon maaf karena tidak memberikan informasi mengenai peristiwa yang terjadi sebelumnya,” kata Warner.
Pengakuanjugadisampaikan mantan tokoh penting sepak bola Amerika Utara Chuck Blazer. Kesaksian Blazer yang terdapat dalam dokumen pengadilan merupakan bagian penting dalam penyelidikan yang dilakukan Biro Investigasi Internasional (FBI) terhadap FIFA. Blazer juga mengklaim memiliki bukti terperinci mengenai terpilihnya Prancis serta Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998 dan 2010.
Pada dokumen yang dirilis, Blazer mengatakan dirinya dan beberapa anggota Komite Eksekutif FIFA lainnya memfasilitasi penerimaan suap dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 1998 Prancis.
Decki irawan jasri/ haris dasril/alimansyah/ muhammad ginanjar
AFC melarang Indonesia ambil bagian di kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019, Kualifikasi AFC U-16 dan U-19, Kejuaraan Regional Wanita U-14, AFC Futsal Championship Wanita di Malaysia, serta Kualifikasi AFC Futsal Championship 2016. Deret pelarangan itu membuat banyak pihak kecewa.
“Imbasnya adalah kita tidak bisa lagi mengikuti pertandingan resmi di bawah FIFA dan AFC. Sayang sekali. Sekarang saya sudah mencoba untuk angkat futsal dengan ada kompetisi dan saya siarkan di televisi. Tapi sekarang semuanya dihancurkan begitu saja. Keterlaluan,” kata Ketua Umum Asosiasi Futsal Indonesia (AFI) Hary Tanoesoedibjo (HT) di Jakarta kemarin. HT melihat kondisi sekarang merupakan kerugian besar bagi dunia futsal Indonesia.
“Untuk AFI, sekarang mungkin bukan kompetisi resmi yang arahnya ke internasional. Padahal kami ingin arahnya ke kejuaraan dunia. Dengan adanya masalah ini, sekarang semua berantakan. Padahal peluang untuk tampil di kejuaran dunia juga ada. Kalau begitu rusak semua,” ujarnya . HT juga menyayangkan intervensi pemerintah dengan membekukan PSSI sebagai organisasi sepak bola tertinggi Indonesia. Dia menilai Menpora salah langkah.
“Saya ngomong apa adanya. Ibaratnya kalau kita punya organisasi dan diduga misalnya ada hal yang tidak pas, jangan ibaratnya kolam ada jarum diobok-obok ikannya mati semua. Sebaiknya yang harus dilakukan, tentunya, ambillah jarumnya pelan-pelan tanpa mematikan ikan,” tutur HT. “Sekarang ini PSSI itu praktis lumpuh. Saya prihatin karena bola olahraga rakyat dan semua suka. Banyak pemain nganggur, banyak juga pendukung kecewa karena tidak ada hiburan lagi.
Jadi saya tegas saja, keliru tindakan yang diambil pemerintah dalam hal ini Menpora. Kalau mau melihat ada masalah, fokuslah pada masalah, tapi jangan institusinya yang dihancurkan,” sambungnya. Kondisi sepak bola Indonesia juga tidak luput dari perhatian mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
Dirinya berharap baik PSSI maupun Menpora bisa duduk bersama menyelesaikan persoalan tersebut dengan arif dan bijaksana mengingat kondisi ini merugikan bayak pihak. “Menurut saya tidak ada jalan lain (Menpora dan PSSI duduk bersama). Cuma ya harus saling memberi dan menerima di situ. Itu saja. Jangan berkeras kepala pada pendirian masing-masing karena tidak akan selesai.
Padahal kalau ini selesai, PSSI dan pemerintah ketemu, lalu disepakati bersama, lalu kan gampang kembali ke FIFA dengan mengatakan PSSI sudah beres,” tegas Mahfud. Statemen AFC ini juga seperti jawaban atas keraguan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengenai keaslian surat sanksi FIFA kepada PSSI.
Menpora Imam Nahrawi sempat meragukan surat FIFA yang ditandatangani Sekjen FIFA Jerome Valcke. Presiden Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman berharap semua pihak, yaitu Menpora dan PSSI, bertanggung jawab dan segera menyelesaikan masalah ini dengan baik. Selain pemerintah mencari solusi, otoritas negara di mata Ponaryo juga tidak boleh begitu saja meninggalkan PSSI dalam masalah ini.
Ponaryo yang terakhir tercatat sebagai pemain PSM Makassar itu merasa miris dengan nasib pemain saat ini. Gelandang yang juga mantan kapten timnas senior Indonesia itu sangat berharap ini adalah kali terakhir terjadi dalam persepakbolaan Indonesia. “Ketidakpastian itu sangat sulit bagi pemain. Bagaimana mau latihan kalau jadwalnya tidakjelas. Banyakjugaklubyang membubarkan tim, otomatis kondisi pemain kembali ke titik nol.
Untuk siap berkompetisi, butuh waktu dua bulan dari titik nol tersebut,” papar Popon sapaan akrab Ponaryo. Seruan agar konflik segera dihentikan juga disampaikan ribuan bobotoh saat menggelar aksi di Jalan Dipenogoro Bandung. Aksi dilakukan sebagai protes terhadap Kemenpora dan PSSI. Konflik kedua kubu tersebut membuat kegiatan persepakbolaan Tanah Air menjadi terhenti.
Bobotoh melakukan long march dari Stadion Persib menuju Gedung DPRD Jawa Barat. Dalam orasinya yang diwakili para pentolan Viking Persib Club (VPC) seperti Heru Joko, Yana Umar, Agus Ompong hingga Agus Rahmat (Gusdul) mengajukan tujuh tuntutan kepada Kemenpora dan PSSI.
“Bobotoh dan suporter lain juga sudah tahu titik permasalahannya seperti apa. Sudah jelas ini pembekuan dari FIFA untuk PSSI, sudah jelas sekarang tidak ada yang mau disalahkan masih saling serang, kan itu hal pembodohan. Seharusnya jangan terus saling menyerang, harus ada iktikad baik antara Menpora dan PSSI,” kata Yana Umar di sela-sela orasi.
Menanggapi tuntutan bobotoh, Ketua Komisi V DPRD Jabar Agus Welianto mengaku akan berupaya menyampaikan aspirasi kepada pemerintah pusat. ”Organisasi sepak bola adalah organisasi profesional. Kita juga mendesak kepada pemerintah agar Menpora dan PSSI segera islah serta duduk bersama menyelesaikan masalah persepakbolaan Indonesia,” kata Agus.
Menurutnya, banyak dampak yang terjadi akibat masalah yang menimpa sepak bola Indonesia tersebut. Semua pedagang dan orang-orang kecil tidak bisa melaksanakan aktivitas. Dewan mendesak agar menyelesaikan kemelut secara independen, jangan ada intervensi politik. Pemilik Pro Duta FC Sihar Sitorus menegaskan, keputusan tersebut telah diambil pihaknya dan tak ada pilihan lain selain membubarkan tim. “Iya (tim bubar) sejak kemarin. Alasan panjang. Kami akan buat press conference secepatnya,” kata Sihar melalui pesan singkat.
Bukti Baru Suap
Sementara itu, mantan Wakil Presiden FIFA Jack Warner membuat pernyataan mengejutkan. Dia mengaku siap membeberkan bukti-bukti baru mengenai keterlibatan para anggota FIFA, termasuk Presiden FIFA Sepp Blatter, pada pemilihan umum diTrinidad danTobago tahun 2010. Warner yang termasuk dalam 14 tokoh FIFA yang diduga tersangkut skandal korupsi FBI, pekan lalu, telah dinyatakan sebagai orang yang paling dicari oleh Interpol setelah dituduh membayarkan sejumlah uang suap untuk siaran politik di saluran televisi Trinidad.
Sempat ditahan, Rabu (3/4), Warner akhirnya dibebaskan dengan jaminan. Entah merasa sangat tertekan dengan kebobrokan FIFA selama ini, dia berjanji akan mengungkap berbagai skandal korupsi yang terjadi dalam tubuh badan tertinggi sepak bola dunia tersebut kepada publik. Warner bahkan mengungkapkan telah menyusun dokumen yang menunjukkan keterkaitan dirinya, FIFA, saluran pendanaan, serta dua partai politik besar yang bersaing dalam pemilu.
Rencananya, dokumendokumen tersebut akan diserahkan kepada pengacara untuk disebarluaskan. “Saya tidak akan lagi menyimpan rahasia untuk mereka yangberusaha aktif ingin menghancurkan negara (Trinidad dan Tobago). Sebenarnya saya merasa cukup ketakutan. Saya memohon maaf karena tidak memberikan informasi mengenai peristiwa yang terjadi sebelumnya,” kata Warner.
Pengakuanjugadisampaikan mantan tokoh penting sepak bola Amerika Utara Chuck Blazer. Kesaksian Blazer yang terdapat dalam dokumen pengadilan merupakan bagian penting dalam penyelidikan yang dilakukan Biro Investigasi Internasional (FBI) terhadap FIFA. Blazer juga mengklaim memiliki bukti terperinci mengenai terpilihnya Prancis serta Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998 dan 2010.
Pada dokumen yang dirilis, Blazer mengatakan dirinya dan beberapa anggota Komite Eksekutif FIFA lainnya memfasilitasi penerimaan suap dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 1998 Prancis.
Decki irawan jasri/ haris dasril/alimansyah/ muhammad ginanjar
(bbg)