Transaksi di Tanah Abang Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Menjelang Ramadan transaksi di Pusat Grosir Tanah Abang kembali mengalami peningkatan. Peningkatan ini tidak hanya transaksi jual beli secara langsung, namun juga pesanan dari luar kota, pulau, dan negara.
Kondisi ini berimbas pada arus lalu lintas yang lebih macet dibandingkan hari biasanya. Peningkatan jumlah pengunjung juga membuat kolong Pusat Grosir Tanah Abang dijadikan lahan parkir. Suryani, seorang penjual busana muslim, mengakui saat ini terjadi peningkatan transaksi.
Biasanya dia mendapat omzet Rp20-25 juta per hari. Menjelang Ramadan ini dia bisa mengantongi Rp40 juta dalam sehari. Biasanya kondisi ini berlangsung hingga beberapa hari menjelang Ramadan. Kemudian minggu pertama Ramadan sepi dan baru ramai kembali pada minggu kedua Ramadan hingga H-3 Lebaran. Dia menjual pakaian muslim wanita Rp100.000-1 juta per potong.
Menurutnya, sudah menjadi kebiasaan setiap menjelang Ramadan dan di akhir Ramadan kawasan Tanah Abang selalu padat. Seluruh kios di dalam kawasan Tanah Abang selalu ramai. Mulai dari Blok F, Blok B, hingga Blok A. Meski lebih ramai, pedagang tidak pernah menurunkan harga lantaran di kawasan Tanah Abang memang terbilang murah.
Untuk pakaian muslim satu setel dari atas dan bawah harganya Rp150.000. Biasanya jika pakaian ini dijual lagi, bisa mencapai Rp250.000. Suryani mengaku sebenarnya senang dengan kondisi Tanah Abang beberapa bulan lalu. Saat itu akses menuju Pusat Grosir Tanah Abang lebih lancar karena tidak ada pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar lapak di pinggir jalan.
Untuk itu, dia berharap lalu lintas di kawasan tersebut bisa lebih lancar. Jika kawasan tersebut macet parah, yang diuntungkan adalah pedagang di pinggir jalan dan pemilik kios yang mudah terlihat. Kiosnya yang berada diBlok A Los D No 122 tentu tidak akan ramai. ”Jika pengunjung sudah lelah karena macet, tentu hanya akan mendatangi kios yang terlihat dan tidak akan mutar-mutar ke dalam,” ungkapnya.
Dia menambahkan, lebih berharap pembeli yang datang dari luar kota sebab biasanya membeli secara grosir. Untuk pengiriman, dia juga menerima jasa pengiriman. Setelah pembeli setuju, dia yang akan melakukan pengepakan dan mengirim ke alamat pembeli. ”Jadi pembeli tidak usah repot menggunakan jasa portir, tinggal datang, deal, pulang, barang dikirim,” ucap perempuan yang memiliki dua kios ini.
Mohammad Rodi, penjual pakaian anak, tidak begitu menghiraukan banyaknya pedagang kaki lima yang menjamur di pinggir jalan sebab selama ini dia sudah memiliki banyak pelanggan, baik individu maupun grosir. Ketika datang Ramadan terjadi peningkatan pemesanan sesuai kebutuhan pedagang.
Tentu yang datang ke kios milik Rodi merupakan orang yang sudah mengetahui kualitas bahan pakaian yang dijualnya. ”Dagangan saya memiliki keunggulan,” sebutnya. Selain membuka kios, dia juga menjual pakaian anak melalui online sehingga penjualan terus naik. Awalnya dengan menjual dagangan di kios dan online , dalam sehari Rodi bisa mendapat Rp5-10 juta.
Namun, menjelang Ramadan bisa mendapatkan Rp20 juta per hari. ”Yang pasti saya terus melakukan pembaruan dan membuat terobosan baik dalam desain maupun bahan, artinya apa yang kita jual selalu mengikuti perkembangan mode,” ucapnya.
Baidanur Hutagalung, seorang pedagang pakaian asal Sumatera Utara, mengaku menjadi pelanggan tetap di Pusat Grosir Tanah Abang. Dia pun selalu menggunakan jasa portir untuk membawa barang yang dia beli ke tempat ekspedisi, hotel, atau mobil angkutan yang diparkir di areal tertentu.
Penertiban Parkir Liar Ricuh
Sementara itu, penertiban parkir liar kendaraan roda dua dan empat di kawasan Tanah Abang ricuh kemarin. Petugas Sudin Perhubungan Jakarta Pusat dengan para juru parkir terlibat adu jotos. Akibatnya, Ilham, seorang juru parkir, diamankan petugas gabungan. Ilham merupakan juru parkir di Jalan Jatibaru, depan Stasiun TanahAbang, Jakarta Pusat.
Saat diamankan, sempat kembali terjadi baku hantam antara petugas dengan para juru parkir dan warga. Para juru parkir menolak sepeda motor yang dijaganya diangkut petugas. Kemarin ratusan petugas gabungan dari Polri, Garnisun TNI, Satpol PP, dan Sudin Perhubungan Jakarta Pusat melakukan operasi jaring motor di sejumlah kawasan Tanah Abang.
Saat menyisir Jalan Jatibaru, petugas mengangkut puluhan sepeda motor yang parkir di atas trotoar dan badan jalan. Saat proses pengangkutan kendaraan berlangsung, tiba-tiba datang sekelompok orang yang diduga juru parkir menghalangi petugas. Bentrok pun tidak dapat terhindarkan. Kepala Sudin Perhubungan Jakarta Pusat Henri Perez menjelaskan, ketegangan itu hal yang biasa dalam setiap penindakan di lapangan. ”Itu anak muda, biasa. Bisa dikendalikan itu. Itu hal biasa dinamika di lapangan,” tandasnya.
Ridwansyah
Kondisi ini berimbas pada arus lalu lintas yang lebih macet dibandingkan hari biasanya. Peningkatan jumlah pengunjung juga membuat kolong Pusat Grosir Tanah Abang dijadikan lahan parkir. Suryani, seorang penjual busana muslim, mengakui saat ini terjadi peningkatan transaksi.
Biasanya dia mendapat omzet Rp20-25 juta per hari. Menjelang Ramadan ini dia bisa mengantongi Rp40 juta dalam sehari. Biasanya kondisi ini berlangsung hingga beberapa hari menjelang Ramadan. Kemudian minggu pertama Ramadan sepi dan baru ramai kembali pada minggu kedua Ramadan hingga H-3 Lebaran. Dia menjual pakaian muslim wanita Rp100.000-1 juta per potong.
Menurutnya, sudah menjadi kebiasaan setiap menjelang Ramadan dan di akhir Ramadan kawasan Tanah Abang selalu padat. Seluruh kios di dalam kawasan Tanah Abang selalu ramai. Mulai dari Blok F, Blok B, hingga Blok A. Meski lebih ramai, pedagang tidak pernah menurunkan harga lantaran di kawasan Tanah Abang memang terbilang murah.
Untuk pakaian muslim satu setel dari atas dan bawah harganya Rp150.000. Biasanya jika pakaian ini dijual lagi, bisa mencapai Rp250.000. Suryani mengaku sebenarnya senang dengan kondisi Tanah Abang beberapa bulan lalu. Saat itu akses menuju Pusat Grosir Tanah Abang lebih lancar karena tidak ada pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar lapak di pinggir jalan.
Untuk itu, dia berharap lalu lintas di kawasan tersebut bisa lebih lancar. Jika kawasan tersebut macet parah, yang diuntungkan adalah pedagang di pinggir jalan dan pemilik kios yang mudah terlihat. Kiosnya yang berada diBlok A Los D No 122 tentu tidak akan ramai. ”Jika pengunjung sudah lelah karena macet, tentu hanya akan mendatangi kios yang terlihat dan tidak akan mutar-mutar ke dalam,” ungkapnya.
Dia menambahkan, lebih berharap pembeli yang datang dari luar kota sebab biasanya membeli secara grosir. Untuk pengiriman, dia juga menerima jasa pengiriman. Setelah pembeli setuju, dia yang akan melakukan pengepakan dan mengirim ke alamat pembeli. ”Jadi pembeli tidak usah repot menggunakan jasa portir, tinggal datang, deal, pulang, barang dikirim,” ucap perempuan yang memiliki dua kios ini.
Mohammad Rodi, penjual pakaian anak, tidak begitu menghiraukan banyaknya pedagang kaki lima yang menjamur di pinggir jalan sebab selama ini dia sudah memiliki banyak pelanggan, baik individu maupun grosir. Ketika datang Ramadan terjadi peningkatan pemesanan sesuai kebutuhan pedagang.
Tentu yang datang ke kios milik Rodi merupakan orang yang sudah mengetahui kualitas bahan pakaian yang dijualnya. ”Dagangan saya memiliki keunggulan,” sebutnya. Selain membuka kios, dia juga menjual pakaian anak melalui online sehingga penjualan terus naik. Awalnya dengan menjual dagangan di kios dan online , dalam sehari Rodi bisa mendapat Rp5-10 juta.
Namun, menjelang Ramadan bisa mendapatkan Rp20 juta per hari. ”Yang pasti saya terus melakukan pembaruan dan membuat terobosan baik dalam desain maupun bahan, artinya apa yang kita jual selalu mengikuti perkembangan mode,” ucapnya.
Baidanur Hutagalung, seorang pedagang pakaian asal Sumatera Utara, mengaku menjadi pelanggan tetap di Pusat Grosir Tanah Abang. Dia pun selalu menggunakan jasa portir untuk membawa barang yang dia beli ke tempat ekspedisi, hotel, atau mobil angkutan yang diparkir di areal tertentu.
Penertiban Parkir Liar Ricuh
Sementara itu, penertiban parkir liar kendaraan roda dua dan empat di kawasan Tanah Abang ricuh kemarin. Petugas Sudin Perhubungan Jakarta Pusat dengan para juru parkir terlibat adu jotos. Akibatnya, Ilham, seorang juru parkir, diamankan petugas gabungan. Ilham merupakan juru parkir di Jalan Jatibaru, depan Stasiun TanahAbang, Jakarta Pusat.
Saat diamankan, sempat kembali terjadi baku hantam antara petugas dengan para juru parkir dan warga. Para juru parkir menolak sepeda motor yang dijaganya diangkut petugas. Kemarin ratusan petugas gabungan dari Polri, Garnisun TNI, Satpol PP, dan Sudin Perhubungan Jakarta Pusat melakukan operasi jaring motor di sejumlah kawasan Tanah Abang.
Saat menyisir Jalan Jatibaru, petugas mengangkut puluhan sepeda motor yang parkir di atas trotoar dan badan jalan. Saat proses pengangkutan kendaraan berlangsung, tiba-tiba datang sekelompok orang yang diduga juru parkir menghalangi petugas. Bentrok pun tidak dapat terhindarkan. Kepala Sudin Perhubungan Jakarta Pusat Henri Perez menjelaskan, ketegangan itu hal yang biasa dalam setiap penindakan di lapangan. ”Itu anak muda, biasa. Bisa dikendalikan itu. Itu hal biasa dinamika di lapangan,” tandasnya.
Ridwansyah
(bbg)