Yorrys Raweyai Berharap Tim Islah Golkar Objektif
A
A
A
JAKARTA - Dua kubu Partai Golkar yakni, kubu Munas Bali yang diketuai Aburizal Bakrie (ARB/Ical), dan kubu Munas Ancol yang diketuai Agung Laksono (AL) telah menyepakati islah terbatas demi kepesertaan Partai Golkar di Pilkada Serentak 2015.
Namun, masih ada tantangan terberat Partai Golkar selanjutnya yakni, pembentukan Tim Penjaringan Pilkada dari kedua kubu yang harus bekerja untuk kepentingan Golkar.
"Tim ini lebih berat bos. Tim itu perlu orang punya ketegasan, kearifan, punya integritas," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil kubu AL, Yorrys Raweyai saat dihubungi Koran SINDO di Jakarta, Minggu 31 Mei 2015.
"Sehingga, bisa memberikan suatu suasana bahwa tim ini objektif bahwa tim ini untuk kepentingan Golkar. Karena, ini merujuk ke kepentingan siapa yang tanda tangan surat," imbuhnya.
Yorrys menjelaskan, kesepakatan islah kemarin memang sudah selesai, tapi memilih lima orang dari sekian elite Partai Golkar juga tidak mudah. Lantas, setelah tim itu terbentuk, perlu juga dibuat struktur, dan struktur apa yang akan dibentuk karena tim ini hanya satu bulan lebih bekerja.
"Petunjuk pelaksana (juklak) dan Petunjuk teknis (juknis) bagaimana? Ini yang nanti mau dibahas. Tinggal bagaimana kemauan kita dari kita untuk mencapai tujuan kolektif," jelas Yorrys.
Bahkan Yorrys mengaku, dirinya enggan menjadi satu dari lima orang perwakilan tim itu. Karena menurutnya, tugas tim ini terlalu berat sehingga diperlukan orang yang punya visi dan jiwa kenegarawanan bahwa ini untuk kepentingan partai, bangsa dan negara.
Karena tuga tim ini melawan batin, ini melawan diri sendiri karena Golkar ibarat keluarga. "Jujur saya gamau, tapi kalau ini amanah untuk partai maka harus kita lakukan, lebih bagus kita akui ini tugas tidak ringan," ujarnya.
Namun, masih ada tantangan terberat Partai Golkar selanjutnya yakni, pembentukan Tim Penjaringan Pilkada dari kedua kubu yang harus bekerja untuk kepentingan Golkar.
"Tim ini lebih berat bos. Tim itu perlu orang punya ketegasan, kearifan, punya integritas," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil kubu AL, Yorrys Raweyai saat dihubungi Koran SINDO di Jakarta, Minggu 31 Mei 2015.
"Sehingga, bisa memberikan suatu suasana bahwa tim ini objektif bahwa tim ini untuk kepentingan Golkar. Karena, ini merujuk ke kepentingan siapa yang tanda tangan surat," imbuhnya.
Yorrys menjelaskan, kesepakatan islah kemarin memang sudah selesai, tapi memilih lima orang dari sekian elite Partai Golkar juga tidak mudah. Lantas, setelah tim itu terbentuk, perlu juga dibuat struktur, dan struktur apa yang akan dibentuk karena tim ini hanya satu bulan lebih bekerja.
"Petunjuk pelaksana (juklak) dan Petunjuk teknis (juknis) bagaimana? Ini yang nanti mau dibahas. Tinggal bagaimana kemauan kita dari kita untuk mencapai tujuan kolektif," jelas Yorrys.
Bahkan Yorrys mengaku, dirinya enggan menjadi satu dari lima orang perwakilan tim itu. Karena menurutnya, tugas tim ini terlalu berat sehingga diperlukan orang yang punya visi dan jiwa kenegarawanan bahwa ini untuk kepentingan partai, bangsa dan negara.
Karena tuga tim ini melawan batin, ini melawan diri sendiri karena Golkar ibarat keluarga. "Jujur saya gamau, tapi kalau ini amanah untuk partai maka harus kita lakukan, lebih bagus kita akui ini tugas tidak ringan," ujarnya.
(maf)