Gebyar Festival Dekatkan Museum kepada Masyarakat

Minggu, 31 Mei 2015 - 10:41 WIB
Gebyar Festival Dekatkan Museum kepada Masyarakat
Gebyar Festival Dekatkan Museum kepada Masyarakat
A A A
Pada perayaan Hari Museum Internasional ke- 237, Museum Nasional Indonesia menggelar rangkaian acara festival yang terdiri dari fun walk, perlombaan berbusana tradisional, vokal grup dan solo, serta perlombaan film pendek untuk pelajar SMA dengan tema ”Kita dan Museum”.

Festival tersebut diadakan sebagai salah satu strategi mendekatkan museum kepada masyarakat. Menjadikan museum sebagai tempat yang nyaman dan seru bagi setiap kalangan adalah misi tersendiri dari Hari Museum Nasional di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Kepala Museum Nasional Intan Mardiana. Ia menilai, budaya museum sejatinya kurang diterima dengan baik di kalangan masyarakat Indonesia.

Selama ini museum hanya dipandang sebagai tempat yang membosankan. Namun melihat perkembangan zaman dan maraknya sosial media, Intan mencoba menelisik sisi positif untuk dapat mendekatkan masyarakat dengan museum. ”Kita ingin memberi tahu masyarakat bahwa pergi ke museum itu asyik, tidak melulu membosankan,” ujarnya dalam acara puncak Gebyar Festival Hari Museum Nasional, Senin (25/5), di Museum Nasional, Jakarta.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menilai perayaan Hari Museum Internasional adalah sejatinya merupakan bentuk peresapan kembali nilai-nilai sejarah. Museum sejatinya adalah tempat di mana waktu diubah menjadi sebuah ruang. Hal tersebut haruslah dimaknai dengan sungguhsungguh. Ia pun mengingatkan kembali bahwa sebuah peradaban tidak boleh dilupakan begitu saja. Di Indonesia sendiri dengan perjalanan waktu yang panjang, peradaban tertua di dunia ditemukan di Sangiran, dengan adanya fosil Homo Erectus.

Hal itu tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri untuk Indonesia, sekaligus sebagai pengingat agar masyarakat Indonesia tidak melupakan perjalanan panjang peradaban nenek moyangnya. ”Dunia sedang mengingat kembali perjalanan waktu dari sebuah ruang yang disebut dengan museum, maka kita harus resapi dengan baik apa-apa perihal sebuah peradaban,” ujarnya. Selain memberikan apresiasinya terhadap festival Hari Museum Internasional, Anies juga memberikan penghargaan setinggi- tingginya terhadap kurator- kurator museum.

Baginya, kurator merupakan sosok tersembunyi yang banyak berjasa dalam menjaga dan mengupayakan museum. Menjaga sebuah artifak berharga dan bernilai sejarah merupakan hal yang tidak mudah. Teknik penjagaan serta pemeliharaan oleh kurator tak semudah yang dibayangkan orang. Stigma tentang kurator yang hanya dikelompokkan sebagai ”pembersih” koleksi dengan lap adalah hal yang keliru.

Imas damayanti
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6046 seconds (0.1#10.140)