Bareskrim Masih Kumpulkan Data Kasus Penjualan LPG
A
A
A
JAKARTA - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri mulai melakukan penyelidikan atas tender penjualan LPG di PT Pertamina (Persero).
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Direksus) Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Victor Edison Simanjutak proses hukum kasus tersebut baru sebatas pengumpulan data, belum sampai pemanggilan saksi untuk dimintai keterangan.
"Sudah kita pantau, kita sudah punya data-data dan sedang kumpulkan data-datanya," ujar Victor, Jakarta, Jumat (29/5/2015).
Sebelumnya kalangan Komisi VII DPR juga tengah mengumpulkan data terkait tender tersebut.
"Jadi nampaknya ada kepentingan politik di sini. Itu akan membuktikan bahwa pengelolaan migas ini belum transparan, belum dikelola sebagaimana layaknya," ucap anggota Komisi VII DPR Iskan Qolba Lubis.
PT Pertamina (Persero) melalui unit usahanya, Integrated Suply Chain (ISC) pada 23 Februari 2015 lalu kembali mengadakan tender LPG yang terdiri dari 22.000 MT butane dan 22.000 MT Propane.
Namun dalam pengadaannya, diduga ISC- Pertamina menabrak aturan, karena penawaran tender ke peserta disebutkan untuk pricing dan loading bulan April 2015. Namun ISC-Pertamina justru telah memenangkan Total Trading Asia Pte, Ltd dengan pricing Maret 2015.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Direksus) Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Victor Edison Simanjutak proses hukum kasus tersebut baru sebatas pengumpulan data, belum sampai pemanggilan saksi untuk dimintai keterangan.
"Sudah kita pantau, kita sudah punya data-data dan sedang kumpulkan data-datanya," ujar Victor, Jakarta, Jumat (29/5/2015).
Sebelumnya kalangan Komisi VII DPR juga tengah mengumpulkan data terkait tender tersebut.
"Jadi nampaknya ada kepentingan politik di sini. Itu akan membuktikan bahwa pengelolaan migas ini belum transparan, belum dikelola sebagaimana layaknya," ucap anggota Komisi VII DPR Iskan Qolba Lubis.
PT Pertamina (Persero) melalui unit usahanya, Integrated Suply Chain (ISC) pada 23 Februari 2015 lalu kembali mengadakan tender LPG yang terdiri dari 22.000 MT butane dan 22.000 MT Propane.
Namun dalam pengadaannya, diduga ISC- Pertamina menabrak aturan, karena penawaran tender ke peserta disebutkan untuk pricing dan loading bulan April 2015. Namun ISC-Pertamina justru telah memenangkan Total Trading Asia Pte, Ltd dengan pricing Maret 2015.
(kur)