HT: Indonesia Tak Akan Maju Kalau Kesenjangan Tak Diatasi

Kamis, 28 Mei 2015 - 21:29 WIB
HT: Indonesia Tak Akan...
HT: Indonesia Tak Akan Maju Kalau Kesenjangan Tak Diatasi
A A A
SURABAYA - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) mendeklarasikan dan melantik pengurus Dewan Pemimpin Wilayah (DPW) dan Dewan Pemimpin Daerah (DPD) se-Jawa Timur (Jatim).

Dalam orasi politiknya, HT menegaskan, kehadiran Partai Perindo untuk mengatasi persoalan bangsa, terutama kesenjangan sosial. Menurutnya, Indonesia tidak akan pernah maju kalau kesenjangan sosial tidak diatasi.

”Partai Perindo fokus pada permasalahan utama Indonesia, yaitu kesenjangan sosial. Indonesia tidak akan pernah jadi negara maju kalau kesenjangan sosial tidak dipersempit,” ujar HT di GOR Pancasila, Surabaya, Jatim, Kamis (28/5/2015).

Rasio gini atau koefisien distribusi penduduk Indonesia mencapai angka tertinggi selama 20 tahun terakhir, yakni 0,43 persen. Bandingkan dengan rasio gini 2013, 0,413. Pada 2012 dan 2011 sebesar 0,41, serta 2010 yang hanya 0,38 persen.

Rasio gini adalah parameter untuk untuk menghitung kesenjangan sosial di sebuah negara. Semakin besar angkanya, semakin tinggi kesenjangan sosial.

“Kesenjangan sosial di Indonesia masih sangat tinggi. Yang kaya makin kaya, yang kurang mampu makin berat hidupnya,” kata HT.

Menurut HT, kondisi ini diperparah karena basis ekonomi Indonesia berubah dari produksi menjadi konsumsi. “Saat dolar naik seperti sekarang ini, yang merasakan susahnya ya masyarakat kecil karena bahan pokok pun kita impor,” tuturnya.

Selama ini, kata dia, pemerintah terfokus di makro, belum menyentuh ekonomi mikro. Karenanya, meski ekonomi Indonesia tumbuh, tetapi masih jauh dari maksimal karena hanya digerakkan masyarakat menengah atas saja.

“Ekonomi kita digerakkan beberapa orang saja, jadi tidak maksimal pertumbuhannya,” tuturnya.

HT mengatakan, seharusnya ada kebijakan yang membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat bawah seperti petani, nelayan, buruh dan UMKM. Pemerataan ekonomi akan membuat penggerak ekonomi nasional lebih banyak, sehingga pertumbuhan bisa maksimal.

“Kalau pertumbuhan maksimal, yang merasakan manfaatnya masyarakat. Sektor dunia usaha juga jadi kondusif, produktivitas jadi meningkat pesat, dan Indonesia bisa menjadi negara maju,” terangnya.

Jika menjadi negara maju, lanjut HT, banyak yang bisa dilakukan pemerintah untuk rakyatnya. Misalnya, memberikan subsidi atau mengratiskan pendidikan, layanan kesehatan, dan tempat tinggal.

“Makanya program Partai Perindo mengarah kepada masyarakat menengah ke bawah,” tegasnya.

Dia menambahkan, saat ini ekonomi Indonesia berada di urutan ke-17 dunia. Peringkat Indonesia diprediksi akan naik ke posisi 7 pada 2030. Namun, HT yakin target itu akan tercapai dalam waktu 12 tahun.

“Kalau pertumbuhan ekonomi di Indonesia bisa dimaksimalkan, kita tidak perlu menunggu sampai 30 tahun. Hanya dalam kurun waktu 12 tahun saja sudah bisa tercapai target kita,” terangnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7976 seconds (0.1#10.140)