Menutup Petral, Minus Mafia

Kamis, 28 Mei 2015 - 11:32 WIB
Menutup Petral, Minus Mafia
Menutup Petral, Minus Mafia
A A A
Pemerintah akhirnya menutup Petral Group. Tugas pengadaan minyak mentah dan BBM kini diambil alih ISC. Anehnya, jejak mafia minyak tak terlacak. Hari bersejarah itu jatuh pada 13 Mei 2015.

Pada hari itu Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengumumkan pembubaran PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral). ”Mulai hari ini Pertamina menghentikan kegiatan Petral Group,” katanya. Pengumuman dilakukan di Kantor Kementerian BUMN Lantai 21. Dwi didampingi Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng; Menteri BUMN Rini Soemarno; dan Menteri ESDM Sudirman Said.

Kendati demikian, Petral tidak serta-merta langsung menurunkan bendera bisnisnya di Hong Kong maupun di Singapura. Bekas Dirut PT Semen Indonesia Tbk ini menjelaskan, pembubaran Petral Group akan didahului dengan uji tuntas keuangan dan legal serta audit investigasi. Sebelum itu terjadi, pemerintah telah menunjuk Integrated Supply Chain (ISC) untuk mengambil alih tugas-tugas Pertamina Energy Services Pte Ltd (PES). ”Itu sudah dilakukan sejak awal tahun ini,” paparnya.

Tekad pemerintah membubarkan Petral dan PES itu kian bulat setelah ISC dapat membuktikan adanya efisiensi hingga USD22 juta sejak unit bisnis Pertamina tersebut mengadakan minyak sendiri. ISC membuktikan peran Petral sudah tidak lagi signifikan dalam proses bisnis di Pertamina. Hanya, rencana pembubaran Petral bukanlah sesuatu yang tiba-tiba.

Sudah lama perusahaan Indonesia yang lebih memilih bermarkas di negara asing itu diisukan sebagai tempat bermain para mafia minyak. Pada zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah mewacanakan hal serupa. Sayangnya, Dahlan tak melanjutkannya.

Dia memilih mencari aman. Selanjutnya, saat rezim berganti ke tangan Joko Widodo, wacana membubarkan Petral kembali menggelinding. Pada pertengahan November tahun lalu di Kompleks Istana Kepresidenan, Sudirman Said menggelar konferensi pers. Dia mengumumkan, atas arahan Presiden Joko Widodo dia akan menutup Petral.

Mafia Sebenarnya

Nyatanya, pemerintah berpendapat sebaliknya. Bahkan, likuidasi Petral Group tidak hanya berimbas pada PES, tapi juga anak usaha Petral yang lain, yakni Zambesi Investments Limited (ZIL) yang bermarkas di Hong Kong. ZIL adalah anak usaha Petral yang bergerak di bidang investasi dan pengembangan bisnis nonmigas.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengakui, PES saat ini sedang dalam performa terbaiknya. ”Dibandingkan beberapa tahun lalu, kinerja PES yang saat ini menjadi kepanjangan tangan Pertamina untuk melakukan trading di luar negeri meningkat hingga 200%,” ujarnya kepada SINDO Weekly. Wianda tidak sedang pro- Petral.

Di laci SINDO Weekly juga ada catatan prestasi Petral yang lumayan gemilang. Berdasarkan Singapore 1000 & SME 1000 edisi 2014, Petral berhasil menduduki peringkat tujuh pada kategori ”Top 1000 Companies Ranked by Sales/ Turnover”. Persoalannya, banyak pihak yang curiga karena PES lebih memilih Singapura sebagai tempat mengais hoki.

Namun, salah seorang petinggi Pertamina justru mengingatkan harusnya itu tak menjadi soal. Rencana penutupan Petral Grup dan menggantikannya dengan ISC tidak akan ada manfaatnya apabila tata niaga, revitalisasi kilang, dan upaya menemukan sumber minyak baru tidak pernah dilakukan.

wahyu arifin/ fahmi bahtiar/ budi yuni harto
(Selengkapnya baca SINDO WEEKLY No. 13, Tahun 4/2015, terbit Kamis 28 Mei 2015)
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6227 seconds (0.1#10.140)