Megawati Dukung Arsip KAA dan GNB Jadi Dokumen Dunia

Rabu, 27 Mei 2015 - 09:32 WIB
Megawati Dukung Arsip...
Megawati Dukung Arsip KAA dan GNB Jadi Dokumen Dunia
A A A
JAKARTA - Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri mendukung penuh upaya menjadikan dokumen Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non- Blok (GNB) diterima oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, UNESCO, sebagai dokumen Memory of World.

Megawati menegaskan, KAA dan GNB sebagai peristiwa sejarah merupakan satu mata rantai perjuangan untuk membangun peradaban dunia baru yang lebih berkeadilan, aman, dan damai. Atas dasar itulah dia memberikan dukungan sepenuhnya agar seluruh dokumen kedua peristiwa tersebut menjadi Memory of World. ”Upaya ini sangatlah penting, sebab menyelamatkan arsip dan dokumen KAA dan GNB merupakan sebuah proses enlightment(pencerahan),” kata Megawati dalam pidato budaya di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, kemarin.

Hadir dalam acara itu Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kepala ANRI Mustari Irawan, sejumlah anggota DPR, dan para kepala badan arsip nasional beberapa negara di dunia. Hadir juga Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP yang juga putra Megawati, M Prananda Prabowo.

Deklarasi Bandung, tambah Megawati, membangun kesadaran baru bagi bangsa-bangsa di Benua Asia, Afrika, dan AmerikaLatinakanhak- haknya sebagai bangsa yang merdeka. Konsensus bangsa-bangsa tersebut, lanjut dia, membawa angin kepercayaan diri rakyat untuk berjuang memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsanya. Demikian halnya terhadap GNB. Gerakan ini, kata Megawati, membawa harapan baru agar dunia keluar dari berbagai ketegangan politik akibat persaingan kedua blok besar yang saling bertikai, yakni blok Barat dan blok Timur.

Dalam acara tersebut, Kepala ANRI Mustari Irawan mengukuhkan M Prananda Prabowo dan Rieke Diah Pitaloka sebagai Duta Arsip. ”Kami ingin ada perhatian kalangan internasional terhadap arsip KAA dan GNB. Kedua konferensi itu menjadi hal penting dalam situasi politik hubungan internasional,” ujar Rieke.

Rahmat sahid/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6426 seconds (0.1#10.140)