Mapala UGM Temukan Kerangka Manusia
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Mahasiswa pencinta alam (mapala) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM menemukan kerangka manusia saat aksi susur gua di Gua Sorowitan, Desa Mulo Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.
Anggota mapala yang tergabung dalam Kapalasastra UGM itu mendapati tulang belulang di kedalaman 30 meter dari mulut gua. Penemuan ini bermula saat lima anggota mapala melakukan kegiatan susur gua pada Sabtu (23/5) sore. Mereka menuruni gua berbentuk vertikal itu dengan menggunakan tambang.
Anggota mapala yang pertama kali turun adalah Fauzi, 22. Saat sampai di dasar gua, dia melihat ada kerangka manusia yang berserakan. Di sekitar tulang belulang itu juga didapati jaket dan baju. ”Tim saya ada lima orang, dan saya menemukan kerangka manusia itu saat berada di kedalaman 30 meter lebih,” kata Fauzi kemarin. Fauzi dkk kemudian melaporkan penemuan itu kepada pihak kepolisian.
Beberapa anggota Polsek Wonosari pun langsung mendatangi lokasi kejadian. Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), proses evakuasi pun dilakukan secara bersama-sama. Kerangka akhirnya bisa dievakuasi pada malam harinya dan langsung dibawa ke RSUD Wonosari guna pemeriksaan lebih lanjut. Namun setelah diteliti, ternyata ada bagian tubuh yang sudah tidak utuh lagi.
Kapolsek Wonosari AKP Riyanto sendiri mengaku bahwa pihaknya mengalami kesulitan untuk melacak jati diri korban. ”Sebab tidak ada identitas apa pun yang ditemukan di dekat kerangka korban, kecuali jaket kulit dan kain (baju). Jadi, itu cukup menyulitkan,” ungkapnya. Karena itu, Riyanto belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban apakah tewas karena pembunuhan atau lantaran terpeleset ke dalam gua.
Untuk memastikan itu, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. ”Kejadiannya mungkin sudah lama, karena tinggal tulang belulang. Bahkan, rambutnya saja sudah tidak ada,” pungkasnya.
Suharjono
Anggota mapala yang tergabung dalam Kapalasastra UGM itu mendapati tulang belulang di kedalaman 30 meter dari mulut gua. Penemuan ini bermula saat lima anggota mapala melakukan kegiatan susur gua pada Sabtu (23/5) sore. Mereka menuruni gua berbentuk vertikal itu dengan menggunakan tambang.
Anggota mapala yang pertama kali turun adalah Fauzi, 22. Saat sampai di dasar gua, dia melihat ada kerangka manusia yang berserakan. Di sekitar tulang belulang itu juga didapati jaket dan baju. ”Tim saya ada lima orang, dan saya menemukan kerangka manusia itu saat berada di kedalaman 30 meter lebih,” kata Fauzi kemarin. Fauzi dkk kemudian melaporkan penemuan itu kepada pihak kepolisian.
Beberapa anggota Polsek Wonosari pun langsung mendatangi lokasi kejadian. Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), proses evakuasi pun dilakukan secara bersama-sama. Kerangka akhirnya bisa dievakuasi pada malam harinya dan langsung dibawa ke RSUD Wonosari guna pemeriksaan lebih lanjut. Namun setelah diteliti, ternyata ada bagian tubuh yang sudah tidak utuh lagi.
Kapolsek Wonosari AKP Riyanto sendiri mengaku bahwa pihaknya mengalami kesulitan untuk melacak jati diri korban. ”Sebab tidak ada identitas apa pun yang ditemukan di dekat kerangka korban, kecuali jaket kulit dan kain (baju). Jadi, itu cukup menyulitkan,” ungkapnya. Karena itu, Riyanto belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban apakah tewas karena pembunuhan atau lantaran terpeleset ke dalam gua.
Untuk memastikan itu, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. ”Kejadiannya mungkin sudah lama, karena tinggal tulang belulang. Bahkan, rambutnya saja sudah tidak ada,” pungkasnya.
Suharjono
(ftr)