Bangkitkan Ekonomi Pesisir Pantai Timur
A
A
A
KABUPATEN Batubara masih tergolong muda dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Sejak memisahkan diri dari kabupaten induk (Asahan) tahun 2007, derah yang berada di pesisir Pantai Timur ini tak kalah dengan daerah lain.
Di sektor maritim, alam dan wisatwa bahari, Batubara memiliki Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung yang terintegrasi menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, Kabupaten Simalungun.
Pelabuhan Kuala Tanjung ditargetkan rampung tahun 2018 dengan kapasitas awal 400.000 TEUs per tahun, dan akan ditingkatkan sampai 20 juta TEUs. Dengan dibangunnya pelabuhan Kuala Tanjung, diharapkan, Kabupaten Batubara, khususnya Indonesia mampu mengambil peran dalam jalur perdagangan dunia.
”Dengan terbangunya sektor maritim pelabuhan Kuala Tanjung akan memberikan dampak positif bagi masyarakat di Batubara, tentunya peluang penyerapan ribuan tenaga kerja,” kata Bupati Batubara, H OK Arya Zulkarnain kepada Koran SINDO MEDAN. Nantinya, sambung OK Arya, kawasan ini dilengkapi dengan logistic park sebagai sarana penyimpanan, pemberian label, repacking dan ditunjang dengan kawasan permukiman bagi para pekerja sehingga mewujudkan konsep kawasan pelabuhan yang terintegrasi.
Kabupaten Batubara selaku tuan rumah dalam pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung telah mengambil langkah- lengkah pendukung guna mensukseskan program yang baru saja dicanangkan Presiden RI Joko Widodo, yaitu dengan membentuk Perda tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil dan di Sumatera Utara. Kabupaten Batubara merupakan kabupaten pertama yang memiliki Perda Zonasi.
Perda ini berperan sebagai instrument penataan ruang di perairan laut wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Memberikan kekuatan hukum terhadap alokasi ruang di perairan laut wilayah pesisir. Memberikan rekomendasi dalam pemberian perizinan di perairan wilayah pesisir. Sebagai acuan dalam rujukan konflik di perairan wilayah pesisir dan sebagai acuan dalam pemanfaatan ruang di perairan laut wilayah pesisir.
Selain Perda, OK Arya juga telah menyiapkan lokasi dan mengusulkan 9 akses jalan pendukung menuju pelabuhan Kuala Tanjung, yaitu Jalan penghubung Kabupaten Batubara dengan Kabupaten Simalungun maupun Kabupaten Asahan dan Kabupaten Serdang bedagai. Mega proyek ini pembangunan 9 ruas jalan ini sudah diusulkan dan ditampung di APBN dengan total anggaran mencapai Rp 700 M. 9 akses jalan ini berfungsi sebagai akses keluar dan masuk pelabuhan Kuala Tanjung.
Sebagai akses jalan menuju kawasan strategi pelabuhan, pergudangan, terminal peti kemas dan kawasan komersil lainnya. Mendukung kelancaran arus barang dan mendukung optimalisasi kinerja pelabuhan. Memberikan jaminan kemudahan bagi investor dalam proses mobilisasi petikemas baik dari kawasan inndistri Kuala Tanjung dan kawasan ekonomi khusus Sei Mangkai.
Bupati Batubara OK Arya juga telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) pendukung dimana Pemerintahan Kabupaten Batubara telah membangun Akademi Komunitas Logistik yang telah menerima siswa baru TA 2014 sebanyak 160 orang. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Batubara telah menjalin kerjasama dengan STIP Sidoarjo guna menyekolahkan anak nelayan sebagai tenaga ahli perikanan.
Lalu membangun SMK Perikanan yang sebagian siswanya telah menempuh pendidikan kejenjang Perguruan Tinggi. Beasiswa kepada Putra-Putri nelayan Batubara untuk mengikuti pendidikan ke jenjang perguruan tinggi khususnya bidang kelautan dan perikanan. Begitu pedulinya OK Arya terhadap generasi muda yang diharapkan dapat berperan dalam era pembangunan yang akan datang. Ia tidak ingin putra-putri Kabupaten Batubara hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri.
Disamping itu, Batubara berpenduduk 390.000 jiwa juga menyimpan potensi kelautan dan perikanan yang berlimpah. Kawasan pesisir Pantai Timur yang bersebelahan dengan Selat Malaka ini sebagian besar menggantungkan hidup sebagai nelayan tradisionil, disamping bertani dan berkebun.
Berbagai program dan terobosan telah dijalankan Bupati OK Arya Zulkarnain untuk mendongkrak perekonomian masyarakat setempat, salah satunya pengembangan ekonomi pedesaan yang berpedoman pada komoditas unggulan dimana Kabupaten Batubara telah merancang strategi kebijakan peningkatan ekonomi pedesaan dari sektor perikanan, dimana telah dibentuk pemberdayaan kelompok nelayan melalui penguatan kelompok, penguatan modal dan peningkatan teknik budidaya, peningkatan nilai tambah melalui peningkatan teknologi proses yang mampu menghasilkan produk olahan, serta peningkatan kerjasama/kemitraan antara nelayan dengan pengusaha dan pemerintah.
Disamping itu, Pemerintahan Batubara juga menggalakkan pengembangan Unit Pengolahan Ikan (UPI) dengan dukungan pihak swasta atau koperasi nelayan. OK Arya mengharapkan nantinya hasil dari kebijakan ini mampu menghasilkan bahan olahan yang dapat memenuhi pangsa pasar lokal dan diharapkan dapat menembus pangsa pasar ekspor.
”Jadi, masyarakat tidak hanya mampu menghasilkan ikan mentah saja, tetapi hasil ikan tersebut dapat diolah menjadi bahan olahan sehingga nilai jual akan lebih tinggi dan pada akhirnya keuntungan besar dapat dinikmati masyarakat itu sendiri,” tegas OK Arya. Disamping potensi sumber daya alam kelautan yang sudah tersedia, OK Arya juga berpikir bagaimana terus mengembangkan potensi yang ada sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat.
Menyadari bahwa masyarakat nelayan Batubara tidak dapat hanya menyandarkan tangkapan dari laut saja, Untuk mengatasi ini, maka dibentuklah pembuatan usaha kerambah apung di sekitar Pulau Salah Nama yang saat ini sedang berjalan, ke depan usaha ini pun akan terus dikembangkan. Disamping budidaya ikan tambak, OK Arya juga akan memanfaatkan lahan lain seperti pemanfaatan aliran sungai yang akan dibuat kerambah apung.
Guna meminimalisir biaya pengeluaran yang besar, Pemerintah Kabupaten Batubara telah menyalurkan bantuan bibit ikan seperti ikan nila, gurame, mas dan lele. Peralatan untuk membuat pakan bagi masyarakat turut disalurkan. OK Arya berharap dengan dukungan seluruh lapisan masyarakat, potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Batubara akan dapat dikembangkan.
Dengan program yang tengah dikembangkan pada sektor kemaritiman dan disertai pengelolaan yang baik serta perencanaan yang matang, kedepan hasil perikanan dipastikan terus meningkat. Guna mempermudah para nelayan untuk beraktifitas dalam mencari ikan, Pemerintah Kabupaten Batubara bersama Pangdam I/BB juga telah membuat program untuk pengerukan alur sungai kiri dan kanan di Kecamatan Tanjung Tiram yang bermuara ke laut.
Diharapkan dari pengerukan tersebut dapat memudahkan para nelayan yang lalu lalang dengan menggunakan kapal. Sebab, selama ini sangat tergantung dengan pasang surut air baru dapat melaut.
Muhammad dian syafii
Di sektor maritim, alam dan wisatwa bahari, Batubara memiliki Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung yang terintegrasi menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, Kabupaten Simalungun.
Pelabuhan Kuala Tanjung ditargetkan rampung tahun 2018 dengan kapasitas awal 400.000 TEUs per tahun, dan akan ditingkatkan sampai 20 juta TEUs. Dengan dibangunnya pelabuhan Kuala Tanjung, diharapkan, Kabupaten Batubara, khususnya Indonesia mampu mengambil peran dalam jalur perdagangan dunia.
”Dengan terbangunya sektor maritim pelabuhan Kuala Tanjung akan memberikan dampak positif bagi masyarakat di Batubara, tentunya peluang penyerapan ribuan tenaga kerja,” kata Bupati Batubara, H OK Arya Zulkarnain kepada Koran SINDO MEDAN. Nantinya, sambung OK Arya, kawasan ini dilengkapi dengan logistic park sebagai sarana penyimpanan, pemberian label, repacking dan ditunjang dengan kawasan permukiman bagi para pekerja sehingga mewujudkan konsep kawasan pelabuhan yang terintegrasi.
Kabupaten Batubara selaku tuan rumah dalam pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung telah mengambil langkah- lengkah pendukung guna mensukseskan program yang baru saja dicanangkan Presiden RI Joko Widodo, yaitu dengan membentuk Perda tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil dan di Sumatera Utara. Kabupaten Batubara merupakan kabupaten pertama yang memiliki Perda Zonasi.
Perda ini berperan sebagai instrument penataan ruang di perairan laut wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Memberikan kekuatan hukum terhadap alokasi ruang di perairan laut wilayah pesisir. Memberikan rekomendasi dalam pemberian perizinan di perairan wilayah pesisir. Sebagai acuan dalam rujukan konflik di perairan wilayah pesisir dan sebagai acuan dalam pemanfaatan ruang di perairan laut wilayah pesisir.
Selain Perda, OK Arya juga telah menyiapkan lokasi dan mengusulkan 9 akses jalan pendukung menuju pelabuhan Kuala Tanjung, yaitu Jalan penghubung Kabupaten Batubara dengan Kabupaten Simalungun maupun Kabupaten Asahan dan Kabupaten Serdang bedagai. Mega proyek ini pembangunan 9 ruas jalan ini sudah diusulkan dan ditampung di APBN dengan total anggaran mencapai Rp 700 M. 9 akses jalan ini berfungsi sebagai akses keluar dan masuk pelabuhan Kuala Tanjung.
Sebagai akses jalan menuju kawasan strategi pelabuhan, pergudangan, terminal peti kemas dan kawasan komersil lainnya. Mendukung kelancaran arus barang dan mendukung optimalisasi kinerja pelabuhan. Memberikan jaminan kemudahan bagi investor dalam proses mobilisasi petikemas baik dari kawasan inndistri Kuala Tanjung dan kawasan ekonomi khusus Sei Mangkai.
Bupati Batubara OK Arya juga telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) pendukung dimana Pemerintahan Kabupaten Batubara telah membangun Akademi Komunitas Logistik yang telah menerima siswa baru TA 2014 sebanyak 160 orang. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Batubara telah menjalin kerjasama dengan STIP Sidoarjo guna menyekolahkan anak nelayan sebagai tenaga ahli perikanan.
Lalu membangun SMK Perikanan yang sebagian siswanya telah menempuh pendidikan kejenjang Perguruan Tinggi. Beasiswa kepada Putra-Putri nelayan Batubara untuk mengikuti pendidikan ke jenjang perguruan tinggi khususnya bidang kelautan dan perikanan. Begitu pedulinya OK Arya terhadap generasi muda yang diharapkan dapat berperan dalam era pembangunan yang akan datang. Ia tidak ingin putra-putri Kabupaten Batubara hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri.
Disamping itu, Batubara berpenduduk 390.000 jiwa juga menyimpan potensi kelautan dan perikanan yang berlimpah. Kawasan pesisir Pantai Timur yang bersebelahan dengan Selat Malaka ini sebagian besar menggantungkan hidup sebagai nelayan tradisionil, disamping bertani dan berkebun.
Berbagai program dan terobosan telah dijalankan Bupati OK Arya Zulkarnain untuk mendongkrak perekonomian masyarakat setempat, salah satunya pengembangan ekonomi pedesaan yang berpedoman pada komoditas unggulan dimana Kabupaten Batubara telah merancang strategi kebijakan peningkatan ekonomi pedesaan dari sektor perikanan, dimana telah dibentuk pemberdayaan kelompok nelayan melalui penguatan kelompok, penguatan modal dan peningkatan teknik budidaya, peningkatan nilai tambah melalui peningkatan teknologi proses yang mampu menghasilkan produk olahan, serta peningkatan kerjasama/kemitraan antara nelayan dengan pengusaha dan pemerintah.
Disamping itu, Pemerintahan Batubara juga menggalakkan pengembangan Unit Pengolahan Ikan (UPI) dengan dukungan pihak swasta atau koperasi nelayan. OK Arya mengharapkan nantinya hasil dari kebijakan ini mampu menghasilkan bahan olahan yang dapat memenuhi pangsa pasar lokal dan diharapkan dapat menembus pangsa pasar ekspor.
”Jadi, masyarakat tidak hanya mampu menghasilkan ikan mentah saja, tetapi hasil ikan tersebut dapat diolah menjadi bahan olahan sehingga nilai jual akan lebih tinggi dan pada akhirnya keuntungan besar dapat dinikmati masyarakat itu sendiri,” tegas OK Arya. Disamping potensi sumber daya alam kelautan yang sudah tersedia, OK Arya juga berpikir bagaimana terus mengembangkan potensi yang ada sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat.
Menyadari bahwa masyarakat nelayan Batubara tidak dapat hanya menyandarkan tangkapan dari laut saja, Untuk mengatasi ini, maka dibentuklah pembuatan usaha kerambah apung di sekitar Pulau Salah Nama yang saat ini sedang berjalan, ke depan usaha ini pun akan terus dikembangkan. Disamping budidaya ikan tambak, OK Arya juga akan memanfaatkan lahan lain seperti pemanfaatan aliran sungai yang akan dibuat kerambah apung.
Guna meminimalisir biaya pengeluaran yang besar, Pemerintah Kabupaten Batubara telah menyalurkan bantuan bibit ikan seperti ikan nila, gurame, mas dan lele. Peralatan untuk membuat pakan bagi masyarakat turut disalurkan. OK Arya berharap dengan dukungan seluruh lapisan masyarakat, potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Batubara akan dapat dikembangkan.
Dengan program yang tengah dikembangkan pada sektor kemaritiman dan disertai pengelolaan yang baik serta perencanaan yang matang, kedepan hasil perikanan dipastikan terus meningkat. Guna mempermudah para nelayan untuk beraktifitas dalam mencari ikan, Pemerintah Kabupaten Batubara bersama Pangdam I/BB juga telah membuat program untuk pengerukan alur sungai kiri dan kanan di Kecamatan Tanjung Tiram yang bermuara ke laut.
Diharapkan dari pengerukan tersebut dapat memudahkan para nelayan yang lalu lalang dengan menggunakan kapal. Sebab, selama ini sangat tergantung dengan pasang surut air baru dapat melaut.
Muhammad dian syafii
(ars)