Inspirasi Jadi Penentu Menulis Novel

Jum'at, 22 Mei 2015 - 10:36 WIB
Inspirasi Jadi Penentu Menulis Novel
Inspirasi Jadi Penentu Menulis Novel
A A A
JAKARTA - Menulis sebuah novel bukanlah sesuatu hal yang sulit juga bukan sesuatu yang mudah. Inspirasi menjadi unsur terpenting dalam proses penulisan sebuah novel.

Novelis Windry Ramadhina mengatakan sebuah inspirasi itu akan muncul sejalan dengan konsep dasar dalam proses pelaksanaan menulis. Ide itu bisa muncul dari berbagai fenomena di sekitar masing-masing baik itu dari pengalaman pribadi maupun dari sebuah pengamatan di lingkungan sekitar.

”Pengambilan sebuah kata itu bisa menjadi penentu dalam menghasilkan sebuah karya, bisa saja kata yang abstrak untuk digunakansebagaiideceritayangingin ditulis,” kata Windry dalam Book Day Fun yang digelar KORAN SINDO di Auditorium Gedung SINDO, Jakarta, kemarin.

Dalam proses penulisan novel, Windry menyebut biasa orang menulis sebuah novel terkendala pada saat proses penyelesaian secara utuh. Banyak dari mereka itu hanya mengerjakan tulisannya yakni dengan berhenti di tengah jalan, padahal itu sangat disayangkan. ”Yang harus diperhatikan yaitu pada sikap ketelatenan dalam menulis agar tidak mengalami kejadian berhenti di tengah- tengah,” ujarnya.

Menurutnya, proses pengerjaan yang tidak tersusun secara sistematislah yang menjadikan tulisan tersebut tidak bisa diselesaikan secara tuntas dan lengkap. Kebiasaan orang tidak menempatkan sebuah prinsip dasar dalam pengerjaan tulisannya yakni dalam menulis harus diperhatikan juga beberapa pakem atau patokan dalam proses perencanaan menulis sebuah novel.

Lebih lanjut dia menyebut, kalau seseorang pertama kali ingin menulis novel, prinsip dasarnya tentu pemilihan ide yang cerdas. Yang tidak kalah penting dari itu yakni pengambilan sudut pandang. Hal itu dinilainya sangat krusial karena keberhasilan sebuah karya tulis berbentuk novel bisa dilihat dari menarik atau tidaknya sudut pandang itu.

Novelis dengan karya yang berjudul London Angel ini juga menambahkan, setiap individu dari penulis baik itu penulis cerpen maupun novel haruslah sering-sering mengolah katakata melalui latihan menulis maupun membaca novel. Hal ini guna menambah referensi dalam proses melancarkan tulisan yang sedang dibuat.

Editor Gagasmedia, Widyawati Oktavia, mengatakan penerbit menilai karya yang bisa diterima adalah karya yang menempatkan pola berimajinasi yang tidak umum. Dalam imajinasi itu tidak menutup kemungkinan ada unsur orisinalitas isi di dalam karya tulisannya. ”Tulis apa pun yang muncul dalam benak anda meski yang terpikir hanya hal yang sederhana, tapi ada sisi keunikan di dalamnya. Itu bisa kita latih dengan kita menulis selama 60 detik tanpa berhenti,” ujar dia.

Menurut dia, setiap orang yang ingin menjadi penulis harus menempatkan adanya sebuah motivasi dalam diri masing- masing individu. Hal itu bisa dilakukan dengan cara memantapkan konsep tulisan yakni dengan gaya bahasa yang mereka miliki, tanpa harus mencontoh dari bentuk tata tulis seseorang.

”Menjadi penulis itu pastikanlah anda menulis dengan hati, dengan adanya perencanaan yang matang, memulai dari sebuah riset, dan membuat outline atau kerangka tulisan. Setelah itu, tulislah novelmu dengan gaya tulisan masingmasing,” terang dia.

Alfian faizal
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6953 seconds (0.1#10.140)