Eks Penasihat KPK: Kiamat Sudah Dekat Pansel Semuanya Wanita
A
A
A
JAKARTA - Mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua mengatakan, keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih sembilan perempuan masuk dalam Panitia seleksi (Pansel) Calon pemimpin (Capim) KPK adalah awal kehancuran.
"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Kiamat sudah makin dekat," kata Abdullah saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (21/5/2015).
Dia menambahkan, berdasarkan agama yang diyakininya, tidak tersedianya pemimpin laki-laki dalam Pansel merupakan hal yang hanya menunggu sebuah kehancuran.
"Maaf, saya seorang muslim dan selalu berusaha menjadi muslim. Saya yakin akan pernyataan Nabi Muhammad yang pernah mengatakan 'barangsiapa yang menyerahkan urusan pemerintahan kepada perempuan, maka tunggulah kehancuran'," ungkapnya.
Abdullah memaparkan, proporsi perempuan dalam Pansel yang baru dibentuk Presiden Jokowi dari berbagai keilmuan dianggap tidak tepat. Sebab, mereka dianggap hanya paham secara teori bukan praktik.
"Bukan kurang proporsional, tapi tidak betul. Kekhawatiran saya, pimpinan KPK yang terpilih adalah mereka yang pakar tentang korupsi secara teori, bukan praktisi. Akibatnya, akan terjadi desintegrasi di antara komisioner dengan pegawai KPK," pungkas Abdullah.
"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Kiamat sudah makin dekat," kata Abdullah saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (21/5/2015).
Dia menambahkan, berdasarkan agama yang diyakininya, tidak tersedianya pemimpin laki-laki dalam Pansel merupakan hal yang hanya menunggu sebuah kehancuran.
"Maaf, saya seorang muslim dan selalu berusaha menjadi muslim. Saya yakin akan pernyataan Nabi Muhammad yang pernah mengatakan 'barangsiapa yang menyerahkan urusan pemerintahan kepada perempuan, maka tunggulah kehancuran'," ungkapnya.
Abdullah memaparkan, proporsi perempuan dalam Pansel yang baru dibentuk Presiden Jokowi dari berbagai keilmuan dianggap tidak tepat. Sebab, mereka dianggap hanya paham secara teori bukan praktik.
"Bukan kurang proporsional, tapi tidak betul. Kekhawatiran saya, pimpinan KPK yang terpilih adalah mereka yang pakar tentang korupsi secara teori, bukan praktisi. Akibatnya, akan terjadi desintegrasi di antara komisioner dengan pegawai KPK," pungkas Abdullah.
(maf)