Gedung Ambruk, 16 Orang Hilang
A
A
A
BEIJING - Sedikitnya 16 orang hilang setelah apartemen roboh akibat tanah longsor di Guiyang, ibu kota Provinsi Guizhou, China, kemarin. Aparat penyelamat masih berjuang untuk mencari korban yang tertimbun reruntuhan gedung tersebut.
Apartemen sembilan lantai yang runtuh itu dihuni 114 orang dari 35 rumah tangga. Pemerintah Kota Guiyang mengonfirmasi 98 penghuni apartemen selamat. Sebanyak 16 orang lain tidak dapat dihubungi dan sinyal 15 ponsel penghuni tersebut berasal dari lokasi reruntuhan apartemen tersebut. Tragedi tersebut terjadi pada pukul 11.30 siang kemarin.
Pemerintah menerjunkan ratusan petugas penyelamat untuk mencari korban. Mereka memanfaatkan anjing pelacak. Selain itu, tim penyelamat juga menggunakan sinyal ponsel untuk mendeteksi korban hilang. Laporan berbeda diungkapkan kantor berita Xinhua yang menyebutkan jumlah korban hilang mencapai 21 orang dan belum ada konfirmasi korban tewas.
International Business Times melaporkan 16 orang hilang dan tidak ada korban tewas dalam tragedi tersebut. Seorang pria bernama Zhang berhasil ditarik penyelamat dari bawah reruntuhan gedung. Kepada kantor berita China, Xinhua, Zhang mengaku terbangun karena mendengar suara ledakan yang sangat keras. ”Saya berlari menjauh dari gedung sebelum akhirnya terkubur reruntuhan,” ungkap Zhang.
Kemudian, seorang saksi mata mengungkapkan dua manula berhasil ditarik dari reruntuhan. Kedua orang tersebut hanya mengalami luka ringan saja. Penghuni apartemen lain mengungkapkan dia mengkhawatirkan kondisi menantunya yang masih berada di apartemen saat tragedi tersebut terjadi. ”Dia tinggal di lantai sembilan,” ujar perempuan yang enggan disebutkan namanya. ”Saya sudah berteriak, tapi menantuku tak mendengarkan,” imbuhnya.
Pemerintah lokal mengevakuasi 100 penduduk di sekitar apartemen yang runtuh itu. Mereka khawatir jika tanah longsor tersebut akan berdampak terhadap gedung lainnya di sekitar lokasi kejadian. South China Morning Post melaporkan pejabat pemerintahan belum menyimpulkan penyebab tragedi tersebut. Namun beberapa saksi mata mengungkapkan kepada stasiun televisi CCTV bahwa ambruknya apartemen tersebut dipicu tanah longsor.
Tanah longsor merupakan bencana yang lazim terjadi di China selatan. Umumnya tanah longsor tersebut dipicu hujan deras atau gempa. Beberapa gedung di China kerap roboh dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Februari 2014 lalu, gedung auditorium kuno yang menjadi lokasi pesta penikahan di Chinaroboh, 9 orang tewas dan 90 lainnya terluka dalam insiden itu. Kemudian, gedung sekolah yang sedang dibangun di China roboh dan mengakibatkan 5 orang tewas pada Februari 2015 lalu.
Tragedi paling menghebohkan terjadi pada Juni 2009 di mana apartemen yang masih dalam tahap konstruksi ambruk di Shanghai, China. Seorang pekerja tewas dalam insiden tersebut. Gedung itu roboh ke salah satu lahan kosong dan hanya menyisakan tiangtiang fondasi. Publik dan media menyoroti rendahnya kualitas konstruksi apartemen menjadi penyebab utama.
Kontraktor dituding tidak menggunakan material berkualitas. Korupsi juga menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas pembangunan gedung bertingkat.
Andika hendra m
Apartemen sembilan lantai yang runtuh itu dihuni 114 orang dari 35 rumah tangga. Pemerintah Kota Guiyang mengonfirmasi 98 penghuni apartemen selamat. Sebanyak 16 orang lain tidak dapat dihubungi dan sinyal 15 ponsel penghuni tersebut berasal dari lokasi reruntuhan apartemen tersebut. Tragedi tersebut terjadi pada pukul 11.30 siang kemarin.
Pemerintah menerjunkan ratusan petugas penyelamat untuk mencari korban. Mereka memanfaatkan anjing pelacak. Selain itu, tim penyelamat juga menggunakan sinyal ponsel untuk mendeteksi korban hilang. Laporan berbeda diungkapkan kantor berita Xinhua yang menyebutkan jumlah korban hilang mencapai 21 orang dan belum ada konfirmasi korban tewas.
International Business Times melaporkan 16 orang hilang dan tidak ada korban tewas dalam tragedi tersebut. Seorang pria bernama Zhang berhasil ditarik penyelamat dari bawah reruntuhan gedung. Kepada kantor berita China, Xinhua, Zhang mengaku terbangun karena mendengar suara ledakan yang sangat keras. ”Saya berlari menjauh dari gedung sebelum akhirnya terkubur reruntuhan,” ungkap Zhang.
Kemudian, seorang saksi mata mengungkapkan dua manula berhasil ditarik dari reruntuhan. Kedua orang tersebut hanya mengalami luka ringan saja. Penghuni apartemen lain mengungkapkan dia mengkhawatirkan kondisi menantunya yang masih berada di apartemen saat tragedi tersebut terjadi. ”Dia tinggal di lantai sembilan,” ujar perempuan yang enggan disebutkan namanya. ”Saya sudah berteriak, tapi menantuku tak mendengarkan,” imbuhnya.
Pemerintah lokal mengevakuasi 100 penduduk di sekitar apartemen yang runtuh itu. Mereka khawatir jika tanah longsor tersebut akan berdampak terhadap gedung lainnya di sekitar lokasi kejadian. South China Morning Post melaporkan pejabat pemerintahan belum menyimpulkan penyebab tragedi tersebut. Namun beberapa saksi mata mengungkapkan kepada stasiun televisi CCTV bahwa ambruknya apartemen tersebut dipicu tanah longsor.
Tanah longsor merupakan bencana yang lazim terjadi di China selatan. Umumnya tanah longsor tersebut dipicu hujan deras atau gempa. Beberapa gedung di China kerap roboh dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Februari 2014 lalu, gedung auditorium kuno yang menjadi lokasi pesta penikahan di Chinaroboh, 9 orang tewas dan 90 lainnya terluka dalam insiden itu. Kemudian, gedung sekolah yang sedang dibangun di China roboh dan mengakibatkan 5 orang tewas pada Februari 2015 lalu.
Tragedi paling menghebohkan terjadi pada Juni 2009 di mana apartemen yang masih dalam tahap konstruksi ambruk di Shanghai, China. Seorang pekerja tewas dalam insiden tersebut. Gedung itu roboh ke salah satu lahan kosong dan hanya menyisakan tiangtiang fondasi. Publik dan media menyoroti rendahnya kualitas konstruksi apartemen menjadi penyebab utama.
Kontraktor dituding tidak menggunakan material berkualitas. Korupsi juga menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas pembangunan gedung bertingkat.
Andika hendra m
(ftr)