Aksi Peringatan Harkitnas Diwarnai Bentrok
A
A
A
JAKARTA - Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) digelar berbagai elemen mahasiswa maupun masyarakat kemarin.
Namun, di sejumlah tempat, aksi ini diwarnai kericuhan seperti di Jakarta, Serang, Semarang, dan Makassar. Di Jakarta, aksi damai Harkitnas kemarin antara lain dilakukan ratusan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di depan Istana Negara. Dalam aksinya, IMM mendesak agar pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla memperbaiki kinerjanya dan mengembalikan cita-cita reformasi ke arah yang benar.
”Ya kami sungguh kecewa dengan pemerintahan kali ini karena seperti telah membohongi rakyat semisal harga yang tidak terkendali, lalu harga BBM mengikuti harga pasar,” kata Ketua DPP IMM Benny Pramula di sela-sela aksi. Namun sejumlah aktivis IMM sempat terlibat bentrok dengan polisi saat dalam perjalanan pulang dari Istana Negara.
Puluhan aktivis IMM di Medan, Sumatera Utara, juga terlibat bentrok dengan aparat kepolisian. Aktivis nekat merobohkan pagar Gedung DPRD Sumatera Utara di Jalan Imam Bonjol Medan. Mereka memaksa masuk gedung dengan merusak pagar.
Di Makassar, polisi, wartawan, mahasiswa, dan dua warga terkena anak panah dalam demo yang berakhir bentrok di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh). Mereka yang menjadi korban adalah anggota Polres Gowa Bripka Fino, Aksa (wartawan GoTV ), Fadjar Thalib (wartawan MetroTV), dan Uppi (mahasiswa Unismuh). Sementara dua warga yang turut menjadi korban belum diketahui identitasnya.
Sementara itu demo menuntut Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mundur oleh sejumlah IAIN Sultan Maulana Hasanudin, Banten, juga berakhir ricuh. Mahasiswa mencoba memblokade jalan di depan kampus dan membakar ban bekas. Di depan Kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah, Semarang, mahasiswa justru terlibat bentrok dengan jurnalis yang bertugas meliput kegiatan tersebut. Kericuhan dipicu pernyataan mahasiswa yang menuding jurnalis hanya menyebarkan berita bohong.
Hari Ini Kepung Istana
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia menyatakan baru mereka akan melakukan aksi unjuk rasa dalam memperingati Harkitnas pada hari ini. ”Saya mengimbau hari ini seluruh ketua BEM berkumpul di Jakarta dan tanggal 21 Mei kita berkumpul di Istana Negara,” kata perwakilan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) Akhmad Khairudin Syam kemarin.
BEM SI akan memulai aksi sejak pukul 10.00 WIB dari Tugu Patung Kuda depan Monas menuju Istana Negara dengan kekuatan 1.000 orang. ”Hingga saat ini ada sekitar seribu yang sudah menyatakan akan ikut serta dan terus bertambah,” katanya.
Penyampaian sikap yang akan mereka lakukan adalah terkait kebijakan Presiden Joko Widodo yang terkesan menyerahkan harga BBM pada harga pasar. Selain itu, mereka mendesak pemerintah untuk menasionalisasi aset asing yang telah merugikan negara dengan terus mengeruk kekayaan alam Indonesia.
Sementara Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani memperingati Harkitnas di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Di depan masyarakat, dia mengingatkan perjuangan Soekarno dan filosofi revolusi mental.
” Dahulu Presiden Bun Karno sudah mengingatkan kita melalui pidatonya yang berbunyi perjuanganku lebih mudah tapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsa sendiri,” jelasnya.
Irwan siregar/Fakhrur rozi/Rahmat sahid/ Andi ilham/Anwar majid/ Andik sismanto/ant
Namun, di sejumlah tempat, aksi ini diwarnai kericuhan seperti di Jakarta, Serang, Semarang, dan Makassar. Di Jakarta, aksi damai Harkitnas kemarin antara lain dilakukan ratusan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di depan Istana Negara. Dalam aksinya, IMM mendesak agar pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla memperbaiki kinerjanya dan mengembalikan cita-cita reformasi ke arah yang benar.
”Ya kami sungguh kecewa dengan pemerintahan kali ini karena seperti telah membohongi rakyat semisal harga yang tidak terkendali, lalu harga BBM mengikuti harga pasar,” kata Ketua DPP IMM Benny Pramula di sela-sela aksi. Namun sejumlah aktivis IMM sempat terlibat bentrok dengan polisi saat dalam perjalanan pulang dari Istana Negara.
Puluhan aktivis IMM di Medan, Sumatera Utara, juga terlibat bentrok dengan aparat kepolisian. Aktivis nekat merobohkan pagar Gedung DPRD Sumatera Utara di Jalan Imam Bonjol Medan. Mereka memaksa masuk gedung dengan merusak pagar.
Di Makassar, polisi, wartawan, mahasiswa, dan dua warga terkena anak panah dalam demo yang berakhir bentrok di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh). Mereka yang menjadi korban adalah anggota Polres Gowa Bripka Fino, Aksa (wartawan GoTV ), Fadjar Thalib (wartawan MetroTV), dan Uppi (mahasiswa Unismuh). Sementara dua warga yang turut menjadi korban belum diketahui identitasnya.
Sementara itu demo menuntut Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mundur oleh sejumlah IAIN Sultan Maulana Hasanudin, Banten, juga berakhir ricuh. Mahasiswa mencoba memblokade jalan di depan kampus dan membakar ban bekas. Di depan Kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah, Semarang, mahasiswa justru terlibat bentrok dengan jurnalis yang bertugas meliput kegiatan tersebut. Kericuhan dipicu pernyataan mahasiswa yang menuding jurnalis hanya menyebarkan berita bohong.
Hari Ini Kepung Istana
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia menyatakan baru mereka akan melakukan aksi unjuk rasa dalam memperingati Harkitnas pada hari ini. ”Saya mengimbau hari ini seluruh ketua BEM berkumpul di Jakarta dan tanggal 21 Mei kita berkumpul di Istana Negara,” kata perwakilan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) Akhmad Khairudin Syam kemarin.
BEM SI akan memulai aksi sejak pukul 10.00 WIB dari Tugu Patung Kuda depan Monas menuju Istana Negara dengan kekuatan 1.000 orang. ”Hingga saat ini ada sekitar seribu yang sudah menyatakan akan ikut serta dan terus bertambah,” katanya.
Penyampaian sikap yang akan mereka lakukan adalah terkait kebijakan Presiden Joko Widodo yang terkesan menyerahkan harga BBM pada harga pasar. Selain itu, mereka mendesak pemerintah untuk menasionalisasi aset asing yang telah merugikan negara dengan terus mengeruk kekayaan alam Indonesia.
Sementara Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani memperingati Harkitnas di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Di depan masyarakat, dia mengingatkan perjuangan Soekarno dan filosofi revolusi mental.
” Dahulu Presiden Bun Karno sudah mengingatkan kita melalui pidatonya yang berbunyi perjuanganku lebih mudah tapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsa sendiri,” jelasnya.
Irwan siregar/Fakhrur rozi/Rahmat sahid/ Andi ilham/Anwar majid/ Andik sismanto/ant
(ftr)