Jika Pemimpin Lalai, Nawacita dan Trisakti Bisa Melenceng

Kamis, 21 Mei 2015 - 01:41 WIB
Jika Pemimpin Lalai, Nawacita dan Trisakti Bisa Melenceng
Jika Pemimpin Lalai, Nawacita dan Trisakti Bisa Melenceng
A A A
JAKARTA - Koordinator Nasional Aliansi Rakyat Merdeka (ARM) pendukung Jokowi-JK, Jumhur Hidayat mengkhawatirkan pelaksanaan ajaran Nawacita dan Trisakti akan melenceng.

Kedua konsep pemikiran itu digaungkan Jokowi-JK itu bisa saja lenceng jika pemimpin lalai terhadap kehendak rakyat.

Ajaran Trisakti merupakan konsep pemikiran Soekarno yakni yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, berkepriadian secara sosial budaya. Sementara Nawacita adalah sembilan program prioritas Jokowi-JK yang meliputi berbagai hal demi kepentingan rakyat.

Jumhur mengatakan, Indonesia harus mampu menjadi bangsa yang mensyukuri nikmat Tuhan bukan menjadi bangsa yang ingkar.

"Bukti kita, ingkar terhadap nikmat Tuhan ini karena bangsa ini tidak serius dan tidak bersungguh-bersungguh mengelola Sumber Daya Alam Kelautan yang begitu luas dan beragam sehingga bila ingin mencari orang miskin papa yang serba kesulitan menyekolahkan anaknya dan kumuh, maka merekalah kaum nelayan," tutur Jumhur saat berorasi di hadapan pemuda dalam rangka Hari kebangkitan nasional yang diselenggarakan oleh DPP KNPI di Jakarta, Rabu 20 Mei 2015.

Jumhur menyatakan, nikmat Tuhan yang dilalaikan para pemimpin negeri seperti tertuang dalam lirik lagu band lawas Koes Plus yang mengandaikan tongkat kayu dan batu bisa menjadi tanaman.

Namun nyatanya, tanah subur yang digambarkan dalam lagu tersebut gagal mensejahterahkan masyarakat khususnya para petani. "Dua hal ini saja sudah membuktikan bahwa bangsa kita ingkar terhadap nikmat Tuhan," ujar mantan Kepala Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) itu.

Menurut Jumhur, semua ini terjadi karena visi kepemimpinan nasional dalam beberapa dekade ini abai terhadap penderitaan rakyat. Pemuda harus berpikir mengubah ini terlebih bila bisa tampil sebagai pemegang kebijakan.

Kendati demikian, Jumhur tetap bersyukur karena rezim yang sekarang berkuasa setidaknya dalam ide berkehendak melaksanakan Trisakti dan Nawacita, walaupun pada pelaksannya bisa saja melenceng jauh dari konsepsi awalnya.

"Jelas ini bertentangan dengan trisakti dan nawacita yang ingin berdaulat dalam pangan bukan semata swasembada pangan. Kedaulatan pangan itu bisa terjadi jika dan hanya jika petani berdaulat atas tanahnya, bukan menjadi kuli penghasil pangan," papar Jumhur.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6605 seconds (0.1#10.140)