Polygon Gencarkan Event Komunitas

Rabu, 20 Mei 2015 - 10:59 WIB
Polygon Gencarkan Event...
Polygon Gencarkan Event Komunitas
A A A
Polygon merupakan satusatunya merek sepeda buatan Indonesia yang eksis di pasar mancanegara. Setelah bermain di pasar Singapura, disusul Malaysia, produk dari Sidoarjo, Jawa Timur, ini kemudian membangun jaringan distribusi ritel, toko, dan bahkan diler resmi di Thailand, Korea Selatan, Australia, Filipina, Jepang, Republik Ceko, Swiss, Kroasia, dan baru-baru ini di California, AS.

Pada 2012 Polygon mulai mengembangkan jaringan distribusi di Eropa. Saat ini sepeda merek Polygon tersedia di hampir 50 toko di Jerman dan Prancis. Induk perusahaan Polygon, PT Insera Sena, kini masuk dalam jajaran 20 besar produsen sepeda dunia. Perusahaan ini sudah bermain di 62 negara di lima benua. Insera sejak 1989 telah mengekspor sepeda original equipment manufacturer (OEM) bagi merekmerek internasional, seperti Scott, Kona, Kuwahara, Mustang, Miyata, Avanti Marine, juga beberapa merek lain.

Komposisi produksi Insera adalah 70% ekspor dan 30% pasar lokal. Soejanto Widjaja, sang pendiri, merupakan lulusan dari teknik mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mengawali karier sebagai dosen. Dia menyadari bahwa bisnis yang digelutinya berkembang sangat dinamis. Industri sepeda tidak lepas dari perkembangan dunia politik global, termasuk Indonesia, sehingga Polygon harus selalu waspada menyiasatinya.

Soejanto mencontohkan, dulu pernah muncul kebijakan pasar terbuka AFTA sehingga produk-produk Indonesia harus dikuatkan. Sekitar 4-5 tahun lalu kebijakan berubah menjadi pasar tertutup. “Nah, tapi sekarang ada MEA yang mulai berjalan akhir 2015 sehingga perlu mengambil sikap agar tidak terombang- ambing kebijakan baru. Sikap yang diambil adalah on track sebagai aset nasional dan fight stunning ke pasar global,” kata Soejanto.

Dengan keyakinan seperti itu, gerak Polygon memang jadi lebih fokus dan terencana. Internasionalisasi tidak bisa dihindari lagi sehingga dari segi produk, Polygon tidak boleh sekadar follower. Pengembangan produk menjadi prioritas penting dan human capital menjadiprioritas di internal. Polygon berpegang pada empat pilar pengembangan, yaitu technology, quality, craftmanship, dan support .

Satu hal lain yang tak kalah penting adalah autentisitas. Banyak media internasional memuji Polygon karena memiliki autentisitas desain yang tidak dimiliki oleh merek-merek sepeda ternama lain. “Yang juga menggembirakan kami, industri sepeda dunia secara umum tidak mendewakan merek. Konsumen lebih mementingkan kualitas, teknologi, dan kerapian detail desain produk. Jadi, kami optimistis Polygon mampu bersaing di lingkup global,” kata Soejanto.

Soejanto menyadari bahwa membangun merek internasional tidak mudah. Itu sebabnya Polygon tidak raguragu menunjukkan eksistensi dengan empat kali berturut-turut menjadi peserta pameran sepeda bergengsi di dunia: Eurobike yang berlangsung di Friedrichshafen, Jerman. Eurobike masih menjadi barometer perkembangan industri sepeda dunia. Polygon juga berkolaborasi dengan pembalap sepeda dari beberapa negara sebagai brand ambassador.

Sebut saja Danieal Sprague dari Australia, Jana Trojanova dari Ceko, Bob Callabrio dari Amerika Serikat, dan lain-lain. Polygon juga sangat rajin menggelar dan mensponsori banyak ajang di dalam negeri. Dalam branding, Polygon rajin berpromosi lewat jalur above the line (ATL) dan below the line (BTL) serta media sosial. Berbagai upaya komunikasi ini berujung pada customer engagement .

Polygon pun memperkuat jaringan diler sendiri, yakni Rodalink, di bawah CV Roda Lintas Khatulistiwa, anak perusahaan Insera. Rodalink telah memiliki 38 toko di berbagai kota besar di Indonesia, 5 toko di Singapura, dan 6 toko di Malaysia.

Robi ardianto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0924 seconds (0.1#10.140)