Accupunto Gaet Desainer Top Dunia

Rabu, 20 Mei 2015 - 10:57 WIB
Accupunto Gaet Desainer...
Accupunto Gaet Desainer Top Dunia
A A A
Leonard Theoasabarata mendirikan Accupunto, pabrik yang membuat furnitur dari bahan metal dan plastik. Dia melanjutkan usaha orang tuanya yang membuat furnitur dengan bahan dasar kayu.

Accupunto resmi berdiri pada 2003. Inovasi yang dilakukan Leo dengan bahan metal dan plastik, serta desain modernminimalis membuat produk-produk Accupunto laris di pasaran Amerika dan Eropa. Terlebih, karena dikombinasikan dengan metode akupunktur. Hal ini membuat produk furniturnya selain nyaman untuk tempat duduk, juga baik bagi kesehatan.

Meski begitu, Leo sangat menyadari bahwa agar mampu bertahan dan unggul dalam persaingan di luar negeri, dituntut kreativitas yang tinggi dalam desain produk. Dia menggandeng desainer Michael Young yang merupakan salah satu top designer di dunia untuk bergabung dengan Accupunto. ”Inovasi dalam produk dan pelayanan itu sangat penting agar bisa membangun perusahaan kelas dunia,” ujar Leo yang sempat belajar desain grafis di Art Institute of Houston di Texas, AS, dan studi desain produk di Art Center College of Design di Pasadena, California, ini.

Dia menyebutkan, selain inovasi, hal yang tak kalah penting adalah retraining karyawan hingga merombak sistem pemasaran dan distribusi. Saat ini Accupunto mulai disejajarkan dengan merek dunia lainnya. Leo membuat jalur distribusi sendiri, tidak lagi bergantung pada perusahaan tertentu. Dengan jalur distribusi sendiri dan perwakilan resmi di negara-negara yang menjadi pasar seperti Amerika, Eropa, bahkan Asia, dia meyakini Accupunto bisa semakin besar.

”Ditambah lagi, western side of the world sudah beberapa tahun terakhir mengalami downturn. Saatnya Asia untuk bangkit, terutama untuk Indonesia,” kata pria kelahiran Jakarta, 26 Juli 1977, ini. Dia menuturkan pentingnya membangun brand kelas dunia sehingga akan menghasilkan produk yang memiliki daya saing tinggi. Leo menyebutkan, sebenarnya banyak produk lokal dari Indonesia yang mampu bersaing dikancah global karena memiliki kualitas tinggi.

Menurut Leo, tidak terlalu sulit untuk memasarkan produk ke luar negeri, asalkan produk tersebut bisa diterima masyarakat di negara tujuan. ”Selama ini tidak ada kesulitan signifikan dalam hubungan dengan pemerintah di negara tujuan. So far, lebih ke market -nya mau terima atau tidak,” ujar peraih penghargaan Primaniyarta untuk kategori eksportir barang dan jasa ekonomi kreatif dari pemerintah Indonesia ini.

Ke internal perusahaan, Leo selalu menerapkan budaya kerja, sistem kerja, dan hubungan saling respek, santai, namun bertanggung jawab. ”Casual, but work is work, things have to get done on certain period of time in order for the business to continue, ” katanya. Leo juga mendirikan Indoestri Maker Space, yakni tempat dan wadah untuk edukasi dan bertemunya orangorang kreatif agar dapat melakukan inovasi dan mengeksplorasi ide-ide produk bersama.

Menurut dia, tempat ini bukanlah sekolah, tetapi wadah belajar dan berbagi orang-orang kreatif yang ingin mendalami banyak hal mengenai wood working, metal working , desain produk kulit, dan lain-lainnya. Konsep self made yang dilakukan bertujuan agar pembuatnya lebih menghargai buatan mereka.

Dengan mengetahui dasar-dasar pembuatan karya, maka orang tersebut akan semakin menghargai karya yang dibuatnya, sekaligus menjadi pemilik merek tersebut.

Robi ardianto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8609 seconds (0.1#10.140)