Tak Surut Gairah Komik Indie

Minggu, 17 Mei 2015 - 11:20 WIB
Tak Surut Gairah Komik...
Tak Surut Gairah Komik Indie
A A A
Keberadaan komik Indie di Indonesia telah memasuki usia ke-20 tahun. Dalam pameran bertema Retrospektif Komik Indie , yang dibuka Kamis (7/5), di Bentara Budaya Jakarta, perjalanan panjang komik Indie seolah diceritakan kembali.

Dari pameran tersebut, kita bisa tahu kiprah dan pergerakan komik Indie yang selama 20 tahun berhasil melahirkan komikuskomikus yang kini menjadi pelaku industri di arus utama komik Indonesia. Akademi Samali sebagai salah satu komunitas komik di Indonesia yang memiliki fokus pada pengumpulan arsip komikkomik yang berkembang di 1995-an, menjadi salah satu motor penggerak pameran tersebut.

Melalui komik Indie, komikusbisamenyampaikangagasan dan pemikiran yang tidak dibatasi oleh pakem-pakem perusahaan. ”Melalui komik Indie, komikus memiliki kesempatan untuk menyampaikan pesan dan gagasan,” kata Ketua Akademi Samali Beng Rahadian. Sebagai fase dari sebuah peradaban, maka komik dapat dicermati pengaruhnya pada kondisi sosial dan pemikiran masyarakat.

Dari 20 tahun perjalanan panjang komik indie, pertanyaan yang muncul adalah hingga titik mana komik Indie akan terus bertahan di tengah gempuran komik-komik industri? Hal tersebut menurut Beng adalah sebuah tantangan tersendiri bagi pelaku komik Indie. Dengan adanya gempuran komik industri, ia mengaku, tidak serta-merta komik indie akan terberangus dan punah.

Selagi ada pencinta komik yang menginginkan karya yang berdikari, maka keberadaan komik indie akan terus berjalan. Dalam menghidupi keberadaan organisasi ataupun komunitas komik Indie, tak bisa dimungkiri permasalahan materi kerap kali menjadi salah satu permasalahan. Namun, Beng menjelaskan bagaimana pelaku komik Indie menyisihkan sebagian hasil usaha untuk dapat menghidupi organisasi.

Dengan hidupnya organisasi, hal tersebut bakal menjadi motor penggerak terjalinnya kerja sama dengan pihak manapun tanpa harus menanggalkan visi yang telah digagas bersama. Dalam pameran tersebut, Beng menegaskan bahwa fokus Akademi Samali adalah untuk merepresentasikan komik indie, komik yang sejak dulu dianggap sepele. Retrospektif komik Indie berusaha menggelar spirit tentang sebuah ketertinggalan saat komik Indonesia berkembang mengejar industri, yakni spirit untuk bermain.

Menyampaikan spirit bahwa bagaimana komik Indie bermain dengan medium, bahwa komik kadang kala bukan hanya urusan rupiah, dan upaya menghadirkan ruang di dalam imajinasi manusia yang tidak boleh dibiarkan kosong. ”Komik Indie yang mandiri dan berdikari sendiri dalam sikap mengajarkanuntuktidakbergantung pada pihak lain,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Bentara Budaya Hariadi Saptono mengapresiasi inisiatif Akademi Samali dalammenggelarpamerantersebut. Sebab, apa yang telah Akademi Samali lakukan merupakan bentuk sumbangsih terhadap publik pencinta dan pemerhati komik Indonesia. Menurutnya, Akademi Samali memiliki kesungguhan untuk membangun jaringan kerja anak-anak muda antar-kota untuk mengembangkan ”media lama komik” dalam wujud dan platformnya yang tidak lagi jadul seperti sediakala.

Imas damayanti
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1049 seconds (0.1#10.140)