Perspektif Lensa Ultra-Wide

Minggu, 17 Mei 2015 - 11:20 WIB
Perspektif Lensa Ultra-Wide
Perspektif Lensa Ultra-Wide
A A A
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kreativitas dan menghasilkan karya unik dalam fotografi, salah satunya dengan penggunaan lensa ultrawide.

Lensa ultra-wide menambahkan nuansa yang berbeda ke dalam foto dan membuatnya terlihat lebih dramatis. Layaknya penutur cerita yang baik, lensa ini memberikan kita perspektif berbeda dari beragam hal yang sebelumnya pernah kita lihat. Perbedaan ultra-wide dengan lensa wide (lebar) adalah pada focal length yang dimiliki.

Sebagian besar lensa standar (lensa kit ) kamera DSLR adalah lensa lebar. Sensor kamera dengan teknologi APS-C dewasa ini akan mengonversi lensa kit dengan focal length 18 mm setara dengan lensa 27 mm pada kamera analog 35 mm atau kamera DSLR full frame, cukup lebar untuk digunakan pada beragam kesempatan memotret.

Lensa dengan focal length 30-35 mm dalam fotografi merupakan lensa yang memiliki field of view (FoV) normal dan relatif sama dengan sudut pandang mata manusia. Namun, pada lensa 18 mm, FoV yang dimiliki lebih luas dua kali lipat dibandingkan lensa 30-35 mm, dan kita dapat lebih banyak memasukkan beragam objek dalam komposisi dengan sudut pandang lebar tersebut.

Kemudian, pada lensa dengan focal length yang lebih kecil, misalnya 12 mm, FoV yang kita dapatkan tentu saja semakin lebar, sekitar 50% lebih luas dari lensa 18 mm. Mulai dari focal length ini ke bawah, sudut pandang terasa sudah berbeda dan tidak terlihat normal pada hasil foto. Bahkan, saat membidik lewat view finder kamera, kejanggalan sudah bisa dirasakan dari sulitnya kita melihat sudut-sudut terluar komposisi.

Hal pertama yang kita perhatikan adalah perspektif yang cenderung berlebihan, tepian komposisi terdistorsi dan hubungan antara latar depan dan latar belakang objek membentang terlalu jauh dan tidak wajar. Walau terlihat tidak wajar, penggunaan lensa lebar akan memuat objek jauh lebih banyak dalam komposisi yang dapat membantu menarik perhatian.

Dengan lensa lebar, banyak objek yang masuk ke dalam komposisi, sebagian gelap, sebagian terang, lainnya dekat, dan selebihnya jauh. Semua objek yang beragam dengan tingkatan kontras pencahayaan berbeda akan mendorong teknologi kamera bekerja maksimal untuk menghitung pencahayaan yang tepat. Perspektif yang beda dengan lensa lain akan kita dapatkan lewat lensa ultra-wide.

Perbedaan karakter tersebut mengharuskan kita melakukan pendekatan berbeda saat memotret menggunakan lensa ultra-wide. Untuk mendapatkan hasil foto terbaik, hampiri objek sedekat mungkin. Berbeda halnya saat kita menggunakan lensa tele yang mengharuskan kita memotret dari kejauhan. Kemudian, lensa tele cenderung untuk merapatkan kedalaman ruang tajam.

Sebaliknya, lensa lebar menjauhkannya. Latar belakang akan terlihat jauh dari latar depan dibandingkan jarak sebenarnya. Karakter tersebut mengharuskan kita menghindari diafragma lebar (f/4.0 ke bawah) saat memotret agar ruang tajam antara objek dengan latar belakang terlihat tegas dan tidak terlalu blur.

Efek yang dihasilkan lensa lebar dalam foto membuatnya kurang cocok untuk digunakan membuat potret seseorang karena objek manusia akan terlihat ditorsi dan tidak simetris dalam foto. Namun jika ingin memotretnya dengan konsep environmental portrait , misalnya memotret sosok pelukis di dalam studionya, lensa ini bisa digunakan. Sejumlah tips ringan bisa dilakukan jika ingin memotret menggunakan lensa ultra-wide.

Pertama; carilah foreground saat memotret lanskap. Tanpa foreground, foto lanskap dengan hanya merupakan hamparan luas pemandangan tanpa focal point dan kedalaman dimensi. Kedua; temukan garis komposisi yang untuk memperkuat komposisi. Ketiga; saat memotret bangunan, usahakan sebisa mungkin menjaga level kamera untuk tetap sejajar.

Arie yudhistira
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3973 seconds (0.1#10.140)