Bapak Pemerkosa Anak dan Pembunuh 4 Bayinya Ditangkap

Sabtu, 16 Mei 2015 - 09:38 WIB
Bapak Pemerkosa Anak...
Bapak Pemerkosa Anak dan Pembunuh 4 Bayinya Ditangkap
A A A
SAMARINDA - Perilaku Sadriansyah, 42, sungguhsungguh biadab. Warga Samarinda, Kalimantan Timur, itu tega menghabisi 4 anaknya yang masih balita dengan cara sadis.

Tak cuma itu, dia juga selama setahun menjadikan anak kandungnya yang berusia 15 tahun sebagai korban nafsu seksual. Tindakan keji itu terbongkar setelah anaknya melapor ke polisi. Remaja perempuan itu tak tahan menjadi korban pemerkosaan dan tindak kekerasan bapaknya yang dilakukan sejak 2014. “Atas dasar laporan itu kami melakukan penyelidikan dan akhirnya menangkap pelaku,” kata Kapolsek Sungai Kunjang Kompol Siswantoro di Samarinda kemarin.

Dia menjelaskan, dari penangkapan itu, penyidik meminta keterangan saksi-saksi, baik pelaku maupun korban. Polisi juga menggali informasi dari istri Sadriansyah alias ibu korban, Ru. “Dari situ diketahui bahwa pelaku tidak hanya memerkosa, tetapi juga membunuh empat anaknya yang masih balita,” ujar Siswantoro.

Berdasarkan penyidikan polisi diketahui, pelaku pertama kali membunuh anaknya yang masih berusia satu bulan pada 1997. Setahun kemudian, Sadriansyah kembali membunuh anaknya yang masih berusia dua bulan. Perbuatan keji itu diulangi lagi pada 2001 terhadap bayinya yang berusia tiga bulan. Pada 2008, anaknya yang berusia empat bulan juga dibunuh. “Empat dari enam anak pelaku dibunuh,” ujar Siswantoro.

Dua anaknya yang masih hidup, seorang perempuan yang jadi korban pemerkosaan dan satu lagi balita. Anak terakhir itu sanggup bertahan hidup, tetapi mengalami gangguan mental akibat sering disiksa. Siswantoro menjelaskan, menurut pengakuan tersangka, cara pembunuhan itu sangat sadis.

“Tiga anaknya terdahulu dibunuh dengan cara dibekap menggunakan bantal, sedangkan pembunuhan terakhir dilakukan dengan cara ditenggelamkan di drum berisi air kemudian dipaksa menelan minyak jelantah,” katanya.

Menurut dia, pelaku sengaja membunuh anaknya karena tak tahan mendengar suara tangisan bayi. Sementara itu Ru mengaku tak berani melaporkan perbuatan keji suaminya karena selalu diancam. “Saya takut, tak berani lapor karena sering dipukul,” katanya.

Awwaluddin jalil
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0047 seconds (0.1#10.140)