Pabrik Sepatu Terbakar, 72 Pekerja Tewas

Jum'at, 15 Mei 2015 - 08:40 WIB
Pabrik Sepatu Terbakar, 72 Pekerja Tewas
Pabrik Sepatu Terbakar, 72 Pekerja Tewas
A A A
MANILA - Kebakaran hebat melanda pabrik sepatu di Manila, Filipina, kemarin. Akibat musibah ini, 72 pekerja pabrik meninggal. Penyebab insiden ini diduga pengerjaan las di dekat cairan kimia yang sangat mudah terbakar.

Tingginya jumlah korban lantaran jendela serta pintu pabrik tertutup rapat. ”Mereka berteriak meminta pertolongan sembari menarik teralis besi jendela,” ucap seorang pekerja yang selamat, Randy Paghubosan, seperti dilansir AFP . ”Saat kami tak melihat lagi tangantangan mereka, kami tahu mereka telah tewas terjebak di lantai dua,” imbuh Paghubosan.

Menteri Dalam Negeri Filipina Mar Roxas meluapkan kemarahannya terhadap pemilik pabrik sepatu. Dia menyebut pabrik tersebut tidak memiliki pintu evakuasi darurat yang cukup. Selain itu dia mempertanyakan pengerjaan las di dekat bahan kimia yang mudah terbakar.

”Mengapa pengerjaan las diizinkan di dekat bahan-bahan kimia? Mengapa jendela lantai dua bangunan dipasangi teralis besi? Kenapa dari 72 korban tewas, 69 di antaranya berada di lantai dua?” cecar Roxassetelah saat menemui keluarga korban. Direktur Biro Penanggulangan Kebakaran Manila (BFP) Jose Soriano Junior mengungkapkan jumlah korban diperkirakan akan meningkat.

Dia yakin masih ada ratusan pekerja yang masih terjebak di antara puing-puing sisa bangunan. ”Saya yakin masih banyak pekerja pabrik yang terkubur di bawah reruntuhan bangunan,” ucap Soriano seperti dilansir Reuters.”Berdasarkan keterangan saksi mata, ketika itu ada seorang pekerja yang sedang melakukan pengelasan di pintu masuk utama pabrik. Kemudian, tiba-tiba ledakan besar terdengar dan seketika api benarbenar cepat menyebar,” lanjutnya.

Selain itu, tim investigasi menduga adanya kebocoran bahan kimia yang mudah terbakar di pabrik tersebut sehingga turut menjadi faktor kebakaran cepat menyebar. Di wilayah Valenzuela, utara Ibu Kota Manila, terdapat banyak pabrik yang membuat sandal berharga murah.

Menurut keterangan korban selamat, keluarga, dan The Trade Union Congress, serikat pekerja terbesar di Filipina, para pekerja pabrik nahas itu bekerja keras dengan penghasilan jauh di bawah upah minimum. Mereka bekerja dikelilingi bahan kimia yang berbau busuk serta tidak mendapatkan pelatihan keselamatan kebakaran.

”Para keluarga marah besar akibat kejadian ini. Kami tak akan pernah melupakan ini,” ujar Rodrigo Nabor yang kehilangan dua adik perempuan dalam insiden ini. Bersama para keluarga korban lain, Nabor menunggu di balai desa yang diubah menjadi kamar mayat darurat untuk mengidentifikasi para korban tewas.

Nabor juga mengatakan penghasilan para pekerja ditentukan dari berapa banyak sandal yang berhasil dikerjakan. Rata-rata pekerja dibayar 300 peso (Rp88.000) per hari, sedangkan upah minimum di Manila per harinya 481 peso (Rp117.000). Lisandro Mendoza, 23, korban selamat, mengatakan berhasil menyelamatkan diri dengan berlari melalui pintu belakang.

Selama lima bulan bekerja, perusahaan tidak membekali pelatihan keselamatan kebakaran. Serikat Pekerja Filipina mengungkapkan penyelidikan awal menemukan kondisi pabrik yang sangat berbahaya bagi para pekerja. ”Kami menemukan tidak adanya jalur evakuasi kebakaran di bangunan ini.

Juga tidak memiliki tenaga ahli untuk mengolah bahan-bahan kimia, jadi banyak sekali pelanggaran menyangkut kesehatan dan keamanan,” ujar juru bicara serikat pekerja Alan Tanjusav.

Arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6539 seconds (0.1#10.140)