Paksakan SBY Jadi Ketum, Demokrat Bakal Ditinggalkan Pemilih
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrat diprediksi akan ditinggalkan pemilih di Pemilu 2019 mendatang jika tetap mengajukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua umum dalam Kongres IV di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pengamat Politik dari Political Communication (Polcomm) Institute Heri Budianto mengatakan, aroma untuk memilih SBY secara aklamasi dalam Kongres di Surabaya merupakan bentuk kegagalan Partai Demokrat, dalam mengajukan kader dan tokoh muda sebagai pemimpin.
"Seluruh partai politik mengecewakan jika kita bicara soal kepemimpinan. Karena tidak ada hal baru yang ditawarkan parpol dalam hal kepemimpinan. Termasuk Demokrat," ujar Heri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (12/5/2015).
Menurut Heri, pemandangan yang ditunjukkan Partai Demokrat dalam suksesi kepemimpinan kali ini, merupakan cara berpikir jangka pendek. Partai Demokrat, kata Heri, memilih menyelamatkan partai dari ketidaksolidan, daripada mendorong figur muda menjadi pemimpin.
"Partai harus mulai berpikir jangka panjang. Ini adalah kegagalan Partai Demokrat menjaring kader-kader muda untuk memimpin dan masih tergantung kepada figur senior di partai," jelas Heri.
Menurut Heri, memilih pemimpin dari kalangan senior akan menjadi tantangan partai politik lima tahun mendatang. Dia pun mewanti-wanti, partai pemenang Pemilu 2004 ini bakal ditinggalkan konstituen pada Pemilu 2019 jika tidak memunculkan figur-figur muda.
"Ada sekitar 40 juta pemilih muda yang akan memilih di Pemilu 2019. Selera mereka bukan lagi politisi senior. Dari segi marketing politik, hal ini juga perlu diperhatikan."
"Hari ini Partai Demokrat telah melakukan langkah berpikir jangka pendek untuk menyelamatkan soliditas partai, ketimbang berpikir jangka panjang untuk melahirkan kader potensial yang sesuai selera pemilih," imbuhnya.
Pengamat Politik dari Political Communication (Polcomm) Institute Heri Budianto mengatakan, aroma untuk memilih SBY secara aklamasi dalam Kongres di Surabaya merupakan bentuk kegagalan Partai Demokrat, dalam mengajukan kader dan tokoh muda sebagai pemimpin.
"Seluruh partai politik mengecewakan jika kita bicara soal kepemimpinan. Karena tidak ada hal baru yang ditawarkan parpol dalam hal kepemimpinan. Termasuk Demokrat," ujar Heri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (12/5/2015).
Menurut Heri, pemandangan yang ditunjukkan Partai Demokrat dalam suksesi kepemimpinan kali ini, merupakan cara berpikir jangka pendek. Partai Demokrat, kata Heri, memilih menyelamatkan partai dari ketidaksolidan, daripada mendorong figur muda menjadi pemimpin.
"Partai harus mulai berpikir jangka panjang. Ini adalah kegagalan Partai Demokrat menjaring kader-kader muda untuk memimpin dan masih tergantung kepada figur senior di partai," jelas Heri.
Menurut Heri, memilih pemimpin dari kalangan senior akan menjadi tantangan partai politik lima tahun mendatang. Dia pun mewanti-wanti, partai pemenang Pemilu 2004 ini bakal ditinggalkan konstituen pada Pemilu 2019 jika tidak memunculkan figur-figur muda.
"Ada sekitar 40 juta pemilih muda yang akan memilih di Pemilu 2019. Selera mereka bukan lagi politisi senior. Dari segi marketing politik, hal ini juga perlu diperhatikan."
"Hari ini Partai Demokrat telah melakukan langkah berpikir jangka pendek untuk menyelamatkan soliditas partai, ketimbang berpikir jangka panjang untuk melahirkan kader potensial yang sesuai selera pemilih," imbuhnya.
(kri)