Dukungan SBY Sudah Lampaui 30%
A
A
A
SURABAYA - Steering Committee (SC) Kongres Partai Demokrat membuka pendaftaran calon ketua umum dengan syarat dukungan minimal 30% sesuai draf tata tertib kongres.
Para calon diberi tenggat waktu pendaftaran sampai Selasa (12/5) pukul 12.00 WIB. Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan syarat tersebut bukan berarti untuk menjegal calon lain. ”Kita akan buka ruang luas, tapi harus ada tatanan yang patut kita pegang bersama,” ujarnya di Hotel Shangri-La Surabaya kemarin. Menurut Syarief, hingga kemarin baru menerima dukungan dari peserta kongres untuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dukungan itu diklaim diberikan secara tertulis oleh seluruh ketua DPC dan DPD Partai Demokrat hampir dari seluruh Indonesia. Sementara itu, kandidat lainnya I Gede Pasek Suardika dan Marzuki Alie belum menyatakan diri akan masuk dalam bursa pencalonan. Syarief juga menegaskan tidak akan menutup calon lain jika ada yang ingin maju.
Dia meminta jika ada calon yang ingin maju di bursa pencalonan, silakan membawa dukungan pengurus yang memiliki hak suara dan disampaikan ke panitia. ”Tapi kalau ada yang mau silakan, kalau ada yang mencalonkan. Saya membuka forum demokrasi ini seluas-luasnya,” ucapnya. Dia juga menegaskan Kongres IV ini hanya dilaksanakan di Hotel Shangri-La, Surabaya. Jika terjadi selain di tempat tersebut, itu merupakan kongres yang tidak sah.
Syarief menyatakan hal itu untuk mencegah digelarnya kongres tandingan oleh kelompok tertentu dari dalam tubuh Demokrat. ”Kongres di luar Hotel Shangri- La itu ilegal,” tegasnya. Dalam banyak kesempatan, politikus I Gede Pasek menyatakan akan hadir dalam kongres dan maju sebagai calon ketua umum. Memang dia pesimistis menang karena harus bertanding dengan SBY.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat SBY mengharapkan kongres dapat berjalan dengan lancar. SBY menginginkan kongres berlangsung secara demokratis dan sesuai dengan aturan internal Demokrat. ”Kita ingin laksanakan kongres dengan tujuan yang baik, menjunjung tinggi nilai demokrasi sesuai aturan main,” ucapnya kemarin (11/5) di Hotel Shangri-La Surabaya.
Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengatakan Kongres Demokrat yang digelar di Hotel Shangri-La menghabiskan dana lebih dari Rp9 miliar. Dana tersebut berasal dari iuran kader Demokrat di seluruh Indonesia. ”Untuk biaya penyelenggaraan saat ini kongres didasari iuran semua kader Rp9.451.000.000,” ucapnya kemarin dalam jumpa pers.
Dia menegaskan dana yang diperoleh murni hasil urunan setiap kader partai dan dana tersebut dipercaya dapat dipertanggungjawabkan. ”Perlu kami yakinkan dana tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan didapat dari cara-cara yang benar,” tandasnya. Ibas juga mengatakan, Kongres IV Demokrat akan dihadiri sekitar 1.200 orang.
Jumlah itu berasal dari tamu undangan VVIP, undangan VIP, pengurus Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Kehormatan, Komisi Pengawas, Dewan Pembina, serta pimpinan Partai Demokrat di tingkat kabupaten/kota dan provinsi di seluruh Indonesia. Selain itu, kongres akan dihadiri perwakilan organisasi sayap Demokrat dan perwakilan Demokrat di luar negeri.
Pada kongres kali ini Demokrat mengambil tema ”Untuk Rakyat, Partai Demokrat Peduli dan Beri Solusi”. Sementara itu, pencalonan kembali SBY sebagai ketua umum dinilai para pengurus sebagai kebutuhan. Alasannya situasi Demokrat saat ini membutuhkan pembenahan sehingga butuh sosok pemersatu seperti SBY.
”Tidak benar kalau Demokrat takut kalah dalam pemilu. Yang benar kami ingin menang,” tegas juru bicara Demokrat Andi Nurpati kemarin. Andi menyatakan, munculnya nama SBY sebagai calon ketua umum bukan karena kemauan SBY sendiri, melainkan permintaan para kader. Ini terjadi karena suara Demokrat merosot setelah terjadi gejolak beberapa waktu lalu.
”Bayangkan, Pak SBY mampu memperbaiki suara partai dari 4,5% menjadi 10%. Beliau mampu mengangkatnya dalam waktu yang pendek. Karena itu, Demokrat masih membutuhkan Pak SBY. Minimal satu periode lagi,” tandasnya. Sebelumnya peneliti politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan pendukung salah menilai jika masih menganggap SBY sebagai magnet elektoral partai.
”Masa keemasannya sudah berlalu,” ujarnya. Dia mengatakan indikatornya terlihat bahwa secara prinsip pemilih Demokrat tidak loyal dan cenderung mengambang. Hal itu terbukti pada Pemilu Legislatif 2014 banyak pendukung yang kabur dan mengalihkan dukungannya kepada partai politik dengan platform yang sama seperti Partai Golkar, PDIP atau PAN.
Menurutnya, jika elite Demokrat masih mempertahankan SBY sebagai patron, bukan tidak mungkin kedekatan pendukung dengan Demokrat justru akan semakin melemah. Pendukung akar rumput menilai Demokrat tidak lagi demokratis dengan tidak terbukanya calon lain yang maju dalam bursa kongres nanti.
Dengan demikian, jalan yang paling mudah untuk menjaga loyalitas pendukung partai adalah dengan tetap membuka peluang calon ketua umum lain yang bertanding dalam kongres. ”Demokrat harus membuka peluang yang sama kepada semua kadernya,” tandas dia. Arya mengatakan, dari hasil penelitian lembaganya, perolehan suara Demokrat dalam Pemilu 2014 berasal dari pemilih yang memilih gambar caleg, bukan mencoblos gambar Demokrat.
Melorotnya ketokohan SBY pada pemilih Demokrat disebabkan ketidakmampuan menjaga kepercayaan pemilih. ”Harus diakui SBY tidak mampu menjaga para pemilihnya. Jadi kalau masih ada yang berpikir SBY mampu mengerek suara Demokrat saat Pileg 2014, itu pandangan yang harus diperbaiki,” ujar aktivis HMI tersebut.
Mula akmal/ ihya ulumuddin
Para calon diberi tenggat waktu pendaftaran sampai Selasa (12/5) pukul 12.00 WIB. Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan syarat tersebut bukan berarti untuk menjegal calon lain. ”Kita akan buka ruang luas, tapi harus ada tatanan yang patut kita pegang bersama,” ujarnya di Hotel Shangri-La Surabaya kemarin. Menurut Syarief, hingga kemarin baru menerima dukungan dari peserta kongres untuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dukungan itu diklaim diberikan secara tertulis oleh seluruh ketua DPC dan DPD Partai Demokrat hampir dari seluruh Indonesia. Sementara itu, kandidat lainnya I Gede Pasek Suardika dan Marzuki Alie belum menyatakan diri akan masuk dalam bursa pencalonan. Syarief juga menegaskan tidak akan menutup calon lain jika ada yang ingin maju.
Dia meminta jika ada calon yang ingin maju di bursa pencalonan, silakan membawa dukungan pengurus yang memiliki hak suara dan disampaikan ke panitia. ”Tapi kalau ada yang mau silakan, kalau ada yang mencalonkan. Saya membuka forum demokrasi ini seluas-luasnya,” ucapnya. Dia juga menegaskan Kongres IV ini hanya dilaksanakan di Hotel Shangri-La, Surabaya. Jika terjadi selain di tempat tersebut, itu merupakan kongres yang tidak sah.
Syarief menyatakan hal itu untuk mencegah digelarnya kongres tandingan oleh kelompok tertentu dari dalam tubuh Demokrat. ”Kongres di luar Hotel Shangri- La itu ilegal,” tegasnya. Dalam banyak kesempatan, politikus I Gede Pasek menyatakan akan hadir dalam kongres dan maju sebagai calon ketua umum. Memang dia pesimistis menang karena harus bertanding dengan SBY.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat SBY mengharapkan kongres dapat berjalan dengan lancar. SBY menginginkan kongres berlangsung secara demokratis dan sesuai dengan aturan internal Demokrat. ”Kita ingin laksanakan kongres dengan tujuan yang baik, menjunjung tinggi nilai demokrasi sesuai aturan main,” ucapnya kemarin (11/5) di Hotel Shangri-La Surabaya.
Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengatakan Kongres Demokrat yang digelar di Hotel Shangri-La menghabiskan dana lebih dari Rp9 miliar. Dana tersebut berasal dari iuran kader Demokrat di seluruh Indonesia. ”Untuk biaya penyelenggaraan saat ini kongres didasari iuran semua kader Rp9.451.000.000,” ucapnya kemarin dalam jumpa pers.
Dia menegaskan dana yang diperoleh murni hasil urunan setiap kader partai dan dana tersebut dipercaya dapat dipertanggungjawabkan. ”Perlu kami yakinkan dana tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan didapat dari cara-cara yang benar,” tandasnya. Ibas juga mengatakan, Kongres IV Demokrat akan dihadiri sekitar 1.200 orang.
Jumlah itu berasal dari tamu undangan VVIP, undangan VIP, pengurus Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Kehormatan, Komisi Pengawas, Dewan Pembina, serta pimpinan Partai Demokrat di tingkat kabupaten/kota dan provinsi di seluruh Indonesia. Selain itu, kongres akan dihadiri perwakilan organisasi sayap Demokrat dan perwakilan Demokrat di luar negeri.
Pada kongres kali ini Demokrat mengambil tema ”Untuk Rakyat, Partai Demokrat Peduli dan Beri Solusi”. Sementara itu, pencalonan kembali SBY sebagai ketua umum dinilai para pengurus sebagai kebutuhan. Alasannya situasi Demokrat saat ini membutuhkan pembenahan sehingga butuh sosok pemersatu seperti SBY.
”Tidak benar kalau Demokrat takut kalah dalam pemilu. Yang benar kami ingin menang,” tegas juru bicara Demokrat Andi Nurpati kemarin. Andi menyatakan, munculnya nama SBY sebagai calon ketua umum bukan karena kemauan SBY sendiri, melainkan permintaan para kader. Ini terjadi karena suara Demokrat merosot setelah terjadi gejolak beberapa waktu lalu.
”Bayangkan, Pak SBY mampu memperbaiki suara partai dari 4,5% menjadi 10%. Beliau mampu mengangkatnya dalam waktu yang pendek. Karena itu, Demokrat masih membutuhkan Pak SBY. Minimal satu periode lagi,” tandasnya. Sebelumnya peneliti politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan pendukung salah menilai jika masih menganggap SBY sebagai magnet elektoral partai.
”Masa keemasannya sudah berlalu,” ujarnya. Dia mengatakan indikatornya terlihat bahwa secara prinsip pemilih Demokrat tidak loyal dan cenderung mengambang. Hal itu terbukti pada Pemilu Legislatif 2014 banyak pendukung yang kabur dan mengalihkan dukungannya kepada partai politik dengan platform yang sama seperti Partai Golkar, PDIP atau PAN.
Menurutnya, jika elite Demokrat masih mempertahankan SBY sebagai patron, bukan tidak mungkin kedekatan pendukung dengan Demokrat justru akan semakin melemah. Pendukung akar rumput menilai Demokrat tidak lagi demokratis dengan tidak terbukanya calon lain yang maju dalam bursa kongres nanti.
Dengan demikian, jalan yang paling mudah untuk menjaga loyalitas pendukung partai adalah dengan tetap membuka peluang calon ketua umum lain yang bertanding dalam kongres. ”Demokrat harus membuka peluang yang sama kepada semua kadernya,” tandas dia. Arya mengatakan, dari hasil penelitian lembaganya, perolehan suara Demokrat dalam Pemilu 2014 berasal dari pemilih yang memilih gambar caleg, bukan mencoblos gambar Demokrat.
Melorotnya ketokohan SBY pada pemilih Demokrat disebabkan ketidakmampuan menjaga kepercayaan pemilih. ”Harus diakui SBY tidak mampu menjaga para pemilihnya. Jadi kalau masih ada yang berpikir SBY mampu mengerek suara Demokrat saat Pileg 2014, itu pandangan yang harus diperbaiki,” ujar aktivis HMI tersebut.
Mula akmal/ ihya ulumuddin
(bbg)