Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Mabes Polri Terjunkan Tim Evakuasi WNI di Nepal
Mabes Polri Terjunkan Tim Evakuasi WNI di Nepal
A
A
A
JAKARTA - Mabes Polri mengirimkan Tim Disaster Victim Disaster (DVI) ke Nepal untuk membantu penanganan korban gempa bumi yang telah menelan ribuan korban jiwa.
Selain mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI), tim ini juga akan bergabung dengan tim dari negara lainnya.
"Kita kirimkan dua spesialis forensik. Tujuannya untuk initial assesment atau membaca situasi di sana," kata Direktur Eksekutif DVI Komisaris Besar Polisi Anton Castilani di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (28/4/2015)
Setelah melihat kondisi, kata Anton, langkah selanjutnya adalah menentukan rencana aksi atau action plan yang akan dilakukan.
"Apa nanti kita kirim orang lagi atau mereka bergabung dengan tim internasional disana," ucap Anton.
Dia menambahkan, timnya akan diberangkatkan satu sampai dua hari mendatang. Dua ahli forensik yang berangkat yakni Komisaris Polisi Dr Eko dan Komisaris Polisi Dr Faisal. "Mereka di sana selama tiga minggu. Ini permintaan dari Kemenlu (Kementerian Luar Negeri)," katanya.
Selain mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI), tim ini juga akan bergabung dengan tim dari negara lainnya.
"Kita kirimkan dua spesialis forensik. Tujuannya untuk initial assesment atau membaca situasi di sana," kata Direktur Eksekutif DVI Komisaris Besar Polisi Anton Castilani di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (28/4/2015)
Setelah melihat kondisi, kata Anton, langkah selanjutnya adalah menentukan rencana aksi atau action plan yang akan dilakukan.
"Apa nanti kita kirim orang lagi atau mereka bergabung dengan tim internasional disana," ucap Anton.
Dia menambahkan, timnya akan diberangkatkan satu sampai dua hari mendatang. Dua ahli forensik yang berangkat yakni Komisaris Polisi Dr Eko dan Komisaris Polisi Dr Faisal. "Mereka di sana selama tiga minggu. Ini permintaan dari Kemenlu (Kementerian Luar Negeri)," katanya.
(dam)
Explore More