Ditjenpas Jelaskan Penyebab Kerusuhan, Kentutpun Jadi Persoalan

Sabtu, 30 April 2016 - 14:47 WIB
Ditjenpas Jelaskan Penyebab Kerusuhan, Kentutpun Jadi Persoalan
Ditjenpas Jelaskan Penyebab Kerusuhan, Kentutpun Jadi Persoalan
A A A
JAKARTA - Penyebab mudahnya rumah tahanan (rutan) maupun lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia terjadi aksi kerusuhan, salah satunya karena jumlah penghuni yang melebihi kapasitas.

Juru Bicara Ditjen Permasyarakatan (Ditjenpas) Kemeterian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Akbar Hadi menggambarkan betapa sesaknya isi satu sel tahanan bagi penghuni lapas. Menurutnya, setiap sel seharusnya hanya diisi oleh lima orang, namun kondisi sekarang terpaksa menampung hingga 25 orang.

"Tentu saja dengan adanya over kapasitas dampaknya luar biasa,” ujar Akbar dalam acara Polemik Sindo Trijaya bertajuk Ada Apa Dengan Lapas di Warung Daun Cikini Jakarta Sabtu (30/4/2016).

Bahkan kata dia, di kota-kota besar seperti Medan, Jakarta dan lainnya jumlah penghuni untuk satu lapas maupun rutan bisa mencapai 3.200 orang. “Bahkan kentut saja bisa jadi persoalan,” tandasnya.

Dia menuturkan, sekarang pihaknya tengah berupaya menambah kapasitas lapas dengan membangun sel baru. Namun realisasi ini, lanjut dia membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun. “Kita juga harus lihat kondisi lapas dan rutan yang ada. Kalau masih memungkinkan lahannya kalau memang diperluas, ditingkatkan bangunannya,” tuturnya.

Dia menambahkan, minimnya jumlah petugas yang tidak seimbang dengan jumlah penghuninya juga rentan menimbulkan kerusuhan di dalam lapas dan rutan. Dia mencontohkan di Lapas Cipinang dan Salemba hanya ada dua petugas geledah yang bekerja setiap harinya harus melayani pengunjung 400-500 orang rata-rata perhari. (Baca: Strategi Menkumham Yasonna Atasi Over Kapasitas Lapas)

“Kalau kita mau bicara efektif sampai berapa .Ini yang jadi perbedaan signifikan dari tugas pekerja kita dilapangan,” tukasnya.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9498 seconds (0.1#10.140)