Bicara tentang Media Massa, Megawati Singgung Kode Etik Jurnalistik

Senin, 16 Januari 2023 - 18:05 WIB
loading...
Bicara tentang Media Massa, Megawati Singgung Kode Etik Jurnalistik
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri bersama Ketua DPR Puan Maharani dan Menteri BUMN Erick Thohir, serta tokoh lainnya di Bali. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri membeberkan tentang peran media massa dan kaitannya dengan kode etik jurnalistik. Hal ini dikatakan Megawati saat memberikan pengarahan serta Penjelasan dan Presentasi Pembangunan Rumah Sakit Mayo dan Kebun Tanaman Obat, di Bali, Senin (16/1/2023).

Saat berbicara di acara Bali bersama Ketua DPR Puan Maharani dan Menteri BUMN Erick Thohir, Megawati berkali-kali menyinggung soal profesionalisme media massa di Indonesia.

Topik profesionalisme media massa dan awak pers berkali-kali disinggung Megawati, tak sampai seminggu sejak PDIP merayakan HUT-nya ke 50 di Kemayoran, pada 10 Januari lalu.

Baca juga: Media Harus Tanamkan Kode Etik Jurnalistik dalam Pemberitaan

Megawati merasa soal media massa yang profesional perlu diperhatikan dengan mendasarkan pada pemberitaan terkait HUT itu. Ada media massa yang mempermasalahkan perayaan itu seakan-akan PDIP sedang menunjukkan kekuasaan di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi.

"Kalau kemarin saya seperti dicap oleh media, yang ngomong wah Ibu Megawati mengeluarkan sepertinya menunjukkan kekuatannya. Saya memang kuat lho," kata Megawati sambil tersenyum, disambut tawa hadirin.

"Kadang wartawan saya bacain koran-korannya, karena banyak wartawan, saya mau ngomong dong, masa saya dibilang (mau menujukkan kekuatan). Tolong adik-adik wartawan ngerti politik juga ya. Partai politik saya ini kan memang terbesar di Indonesia, gimana sih? Jangan dibolak-balik dong, karena kami semua kerja keras," sambungnya.

Dia pun mencontohkan kerja keras yang dimaksud, seperti bagaimana memerahkan Bali pada Pemilu 2024 nanti. Sehingga, itu bukan klaim semata, tapi hanya menunjukkan kerja keras PDIP.

"Nanti tahun 2024 seluruh Bali kita ambil, sanggup enggak? Sanggup. Kadang-kadang deh yang namanya wartawan-wartawati. Jangan ngompor-ngomporin orang, kerja sama aja yang baik. Saya enggak pernah ngomporin. Diam-diam saja, kerja saja," jelas Megawati.

Megawati mengatakan dirinya bukan hendak meminta pujian dari media massa. Kata Mega, yang diharapnya adalah kerja pers seharusnya dilaksanakan sesuai etika, dan berbasis perspektif yang luas.

Sebagai contoh menurutnya, sebelum menilai seorang Megawati, seharusnya wartawan terlebih dulu melakukan riset dan pendalaman atas dirinya. Bagaimana misalnya Megawati pernah membawa Indonesia keluar dari ancaman krisis ekonomi dunia.

"Waktu itu posisi saya Wapres, kita kena kredit macet triliunan. Sampai aku bilang, Gusti Allah ngapain gua kalau dapat rejeki, rejekinya kayak ginian? Dan itu harus melalui hukum. Makanya wartawan buka-buka (informasi)," ungkap Megawati.

"Kemarin pidato saya katanya sombong. Padahal CNBC, pengamat ekonomi politik menanyakan mau memberikan award, saya nanya kenapa saya dikasih award? Saya tidak mau dikasih-kasih gitu aja. Mereka bilang, 'kami ini aneh, kami ini pengamat politik ekonomi di luar negeri, kenapa ibu Mega jarang dibicarakan bahwa dia orang yang menyelesaikan masalah krisis'. Siapa yang ngomong gitu? Pak Chairul Tanjung. Supaya kalau tahu, tanya Pak Chairul Tanjung. Itu namanya kode etik jurnalistik, para wartawan yang saya sayangi. Jangan selalu pernyataan saya dipotong, di-bully," urai Megawati.

"Saya suka kesal, kesempatan ngomong sama wartawan. Di Bali, hati-hati ya, enggak ada yang enggak ngebelain gua. Ibu Mega bukan provokator, Ibu Mega enggak ngancem. Ini terbuka, fair. Jangan enak-enak untuk melariskan (berita), kita dibully enggak jelas. Ngertilah saya, dipikir saya enggak ngerti? Jangan dipikir saya tidak ngerti teknologi," pungkasnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3186 seconds (0.1#10.140)