Panglima TNI Yudo Margono Bakal Tambah Pasukan di Natuna
loading...
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan akan meningkatkan pengamanan di wilayah perbatasan, khususnya di Kepulauan Natuna. Dia akan menambah personel pasukan pengamanan di wilayah ini.
"Nah nanti akan kita fokuskan. Mungkin untuk Natuna yang akan kita tambah," kata Yudo Margono saat ditemui seusai upacara serah terima jabatan (sertijab) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) di Markas Besar TNI AL (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2022).
Yudo menjelaskan, pengamanan di wilayah perbatasan lain sudah terlaksana dengan baik, sehingga tidak perlu ada penambahan.
"Kalau yang lain saya kira selama ini sudah terlaksana dengan baik, enggak perlu penambahan. Mungkin Natuna yang akan ada penambahan," katanya.
Sebelumnya, mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) itu mengungkap, setidaknya ada 12 perbatasan negara Indonesia yang dinilai rawan. Sebanyak 10 perbatasan di antaranya merupakan perbatasan laut.
"Tentunya kalau kita bicara negara, yang perlu kita waspadai kita perhatikan, tentunya daerah perbatasan. Kita ini kan memiliki 10 perbatasan laut dan dua perbatasan darat. Nah ini yang potensinya paling tinggi," kata Yudo di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (20/12/2022).
Dari titik kerawanan tersebut, sudah dilakukan diplomasi di perbatasan yang berada di darat. Namun, Yudo menyebut salah satu yang paling sulit dilakukan yakni perbatasan laut Natuna.
"Tapi memang tidak mudah, perbatasan itu tidak dalam waktu satu atau dua tahun. Perbatasan di Natuna itu sudah 14 kali, dari tahun 73 tidak selesai. Artinya tidak gampang sehingga kita tetap melaksanakan kerjasama, diplomasi untuk antisipasi terjadinya itu (konflik)," kata dia.
Selain mengupayakan diplomasi dengan negara tetangga, Yudo mengatakan, pihaknya juga akan memaksimalkan tiga matra TNI dalam melakukan pengamanan.
"Tentunya perbatasan ini perlu kita laksanakan deploying kekuatan, baik patroli secara intensif, juga menjadi perhatian kita bersama. Sehingga kerawanannya dimulai dari itu," katanya.
"Kita tidak berharap terjadinya itu, tapi kita tetep siap antisipasi segala yang terjadi. Tentunya kekuatan Darat, Laut Udara, kita jaga profesionalisme tadi, kemudian alutsista selalu standby. Kita juga tidak lepas dari latihan, supaya selalu terjaga kesiapsiagaan operasional nya," ucapnya.
"Nah nanti akan kita fokuskan. Mungkin untuk Natuna yang akan kita tambah," kata Yudo Margono saat ditemui seusai upacara serah terima jabatan (sertijab) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) di Markas Besar TNI AL (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2022).
Yudo menjelaskan, pengamanan di wilayah perbatasan lain sudah terlaksana dengan baik, sehingga tidak perlu ada penambahan.
"Kalau yang lain saya kira selama ini sudah terlaksana dengan baik, enggak perlu penambahan. Mungkin Natuna yang akan ada penambahan," katanya.
Sebelumnya, mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) itu mengungkap, setidaknya ada 12 perbatasan negara Indonesia yang dinilai rawan. Sebanyak 10 perbatasan di antaranya merupakan perbatasan laut.
"Tentunya kalau kita bicara negara, yang perlu kita waspadai kita perhatikan, tentunya daerah perbatasan. Kita ini kan memiliki 10 perbatasan laut dan dua perbatasan darat. Nah ini yang potensinya paling tinggi," kata Yudo di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (20/12/2022).
Dari titik kerawanan tersebut, sudah dilakukan diplomasi di perbatasan yang berada di darat. Namun, Yudo menyebut salah satu yang paling sulit dilakukan yakni perbatasan laut Natuna.
"Tapi memang tidak mudah, perbatasan itu tidak dalam waktu satu atau dua tahun. Perbatasan di Natuna itu sudah 14 kali, dari tahun 73 tidak selesai. Artinya tidak gampang sehingga kita tetap melaksanakan kerjasama, diplomasi untuk antisipasi terjadinya itu (konflik)," kata dia.
Selain mengupayakan diplomasi dengan negara tetangga, Yudo mengatakan, pihaknya juga akan memaksimalkan tiga matra TNI dalam melakukan pengamanan.
"Tentunya perbatasan ini perlu kita laksanakan deploying kekuatan, baik patroli secara intensif, juga menjadi perhatian kita bersama. Sehingga kerawanannya dimulai dari itu," katanya.
"Kita tidak berharap terjadinya itu, tapi kita tetep siap antisipasi segala yang terjadi. Tentunya kekuatan Darat, Laut Udara, kita jaga profesionalisme tadi, kemudian alutsista selalu standby. Kita juga tidak lepas dari latihan, supaya selalu terjaga kesiapsiagaan operasional nya," ucapnya.
(muh)