Menunggu Presiden Jokowi Nyatakan Pandemi Covid-19 Selesai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia didorong segera mengakhiri status pandemi Covid-19 . Sebab, kasus Covid-19 sudah melandai dan angka kematian juga jauh menurun dibandingkan pada puncak kasus.
Hal ini disampaikan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dalam catatan akhir tahun 2022 dikutip, Kamis (29/12/2022). "Sebelum tutup tahun 2022, atau di awal tahun baru 2023, kita ingin mendengar Presiden Jokowi resmi mendeklarasi semua pembatasan atas Covid-19 di Indonesia diakhiri," katanya.
Denny JA memaparkan, merujuk pada data Worldometers, situs yang memperbarui data statistik di seluruh dunia, per 29 Desember 2022, dari total 8 miliar populasi manusia di dunia, lebih dari 663 juta orang terkena Covid-19 atau sekitar 9%. Dengan kata lain, secara rata-rata dari setiap 100 orang, terdapat 9 orang yang telah terpapar Covid-19.
Baca juga: Update Covid-19 Per 29 Desember 2022, Tambah 685 Kasus dan 9 Orang Meninggal
Merujuk sumber yang sama, total yang meninggal karena Covid-19 di seluruh dunia ada lebih dari 6,6 juta orang. Dengan kata lain, dari setiap 100 orang yang terkena Covid-19, rata-rata 1 di antaranya meninggal dunia. Artinya, tingkat kematian akibat Covid-19 adalah 1%.
"Saat ini, baik yang terpapar maupun yang meninggal karena Covid-19, sudah jauh menurun dan total vaksin yang sudah disuntikkan di seluruh dunia telah mencapai 13 miliar dosis," katanya.
Puncak tertinggi masa pandemi Covid-19 terjadi pada Desember 2021. Saat itu sekitar 3,5 juta orang terjangkit Covid-19 per hari di seluruh dunia. Saat ini, yang terjangkit Covid-19 sekitar 700.000 orang per harinya.
Sedangkan puncak kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia terjadi pada Januari 2021, di mana sekitar 17.000 orang meninggal dunia setiap harinya. Namun pada Desember 2022, mereka yang meninggal akibat Covid-19 menurun menjadi di bawah 2.500 orang.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO sudah memberi sinyal bahwa era pandemi akan segera berakhir. "WHO telah memberikan sinyal bahwa era pandemi akan segera berakhir. Inggris dan Amerika Serikat dengan berani menyatakan bahwa pandemi memang telah berakhir di negara meraka. Pernyataan mereka pun telah didukung data yang valid," kata Denny.
Di Inggris, tingkat tertinggi kematian karena Covid-19 terjadi pada Desember 2020, di mana ada sekitar 1.300 orang meninggal setiap hari. Namun kini angka tersebut telah menurun di bawah 100 kematian per hari. Angka kematian itu umum untuk penyakit-penyakit seperti penyakit jantung dan paru-paru.
Sedangkan di Amerika Serikat tingkat kematian tertinggi karena Covid-19 terjadi pada Desember 2020, di mana lebih dari 4.000 orang meninggal dalam satu hari. Namun kini, pada periode September-Desember 2022, rata-rata kematian karena Covid-19 berada di bawah 400 orang.
Sementara tingkat kematian tertinggi karena Covid-19 di Indonesia terjadi pada Juli-Agustus 2021. Pada periode itu, pernah terjadi 2.000 kematian akibat Covid-19 dalam satu hari. Namun pada Desember 2022, tingkat kematian akibat Covid-19 di bawah 50.
"Akankah Presiden Jokowi menyatakan hal yang sama sebelum tahun ini berakhir, ataukah di awal tahun 2023? Jika hal itu terjadi, maka semua pembatasan Covid-19, mulai dari kewajiban memakai masker, pembatasan sosial, hingga pengecekkan Peduli Lindungi akan diakhiri," kata Denny JA.
Ia menceritakan pengalamannya berkunjung ke London, Inggris pada September-Oktober 2022. Di bandara, mal, dan hotel, semua orang berlalu-lalang selayaknya era sebelum Covid-19. Tidak ada aplikasi sejenis Peduli Lindungi yang diperlukan sebagai syarat memasuki gedung.
"Hampir semua orang tak lagi memakai masker dan memperkirakan mungkin hanya sekitar 5% orang memakainya," katanya.
Denny JA meyakini dari ratusan orang di mal, di antaranya ada yang terpapar Covid-19 sebagaimana orang terkena flu. Dengan kata lain, paparan Covid-19 saat ini tidak lagi menjadi masalah karena mayoritas populasi telah divaksin. Persentase kematian akibat Covid-19 juga sudah jauh menurun.
"Mungkin ada masyarakat yang bertanya. Bukankah masih ada yang meninggal karena Covid-19? Lalu mengapa pandemi harus dinyatakan berakhir padahal masih ada yang meninggal karenanya?. Mereka yang meninggal karena flu pun masih ada. Tapi flu tidak lagi dianggap pandemi dan sebaiknya Covid-19 mulai diperlakukan seperti flu," katanya.
Karena itu, Denny JA berharap agar akhir 2022 diikuti dengan penutupan drama pandemi Covid-19 di Indonesia.
Hal ini disampaikan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dalam catatan akhir tahun 2022 dikutip, Kamis (29/12/2022). "Sebelum tutup tahun 2022, atau di awal tahun baru 2023, kita ingin mendengar Presiden Jokowi resmi mendeklarasi semua pembatasan atas Covid-19 di Indonesia diakhiri," katanya.
Denny JA memaparkan, merujuk pada data Worldometers, situs yang memperbarui data statistik di seluruh dunia, per 29 Desember 2022, dari total 8 miliar populasi manusia di dunia, lebih dari 663 juta orang terkena Covid-19 atau sekitar 9%. Dengan kata lain, secara rata-rata dari setiap 100 orang, terdapat 9 orang yang telah terpapar Covid-19.
Baca juga: Update Covid-19 Per 29 Desember 2022, Tambah 685 Kasus dan 9 Orang Meninggal
Merujuk sumber yang sama, total yang meninggal karena Covid-19 di seluruh dunia ada lebih dari 6,6 juta orang. Dengan kata lain, dari setiap 100 orang yang terkena Covid-19, rata-rata 1 di antaranya meninggal dunia. Artinya, tingkat kematian akibat Covid-19 adalah 1%.
"Saat ini, baik yang terpapar maupun yang meninggal karena Covid-19, sudah jauh menurun dan total vaksin yang sudah disuntikkan di seluruh dunia telah mencapai 13 miliar dosis," katanya.
Puncak tertinggi masa pandemi Covid-19 terjadi pada Desember 2021. Saat itu sekitar 3,5 juta orang terjangkit Covid-19 per hari di seluruh dunia. Saat ini, yang terjangkit Covid-19 sekitar 700.000 orang per harinya.
Sedangkan puncak kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia terjadi pada Januari 2021, di mana sekitar 17.000 orang meninggal dunia setiap harinya. Namun pada Desember 2022, mereka yang meninggal akibat Covid-19 menurun menjadi di bawah 2.500 orang.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO sudah memberi sinyal bahwa era pandemi akan segera berakhir. "WHO telah memberikan sinyal bahwa era pandemi akan segera berakhir. Inggris dan Amerika Serikat dengan berani menyatakan bahwa pandemi memang telah berakhir di negara meraka. Pernyataan mereka pun telah didukung data yang valid," kata Denny.
Di Inggris, tingkat tertinggi kematian karena Covid-19 terjadi pada Desember 2020, di mana ada sekitar 1.300 orang meninggal setiap hari. Namun kini angka tersebut telah menurun di bawah 100 kematian per hari. Angka kematian itu umum untuk penyakit-penyakit seperti penyakit jantung dan paru-paru.
Sedangkan di Amerika Serikat tingkat kematian tertinggi karena Covid-19 terjadi pada Desember 2020, di mana lebih dari 4.000 orang meninggal dalam satu hari. Namun kini, pada periode September-Desember 2022, rata-rata kematian karena Covid-19 berada di bawah 400 orang.
Sementara tingkat kematian tertinggi karena Covid-19 di Indonesia terjadi pada Juli-Agustus 2021. Pada periode itu, pernah terjadi 2.000 kematian akibat Covid-19 dalam satu hari. Namun pada Desember 2022, tingkat kematian akibat Covid-19 di bawah 50.
"Akankah Presiden Jokowi menyatakan hal yang sama sebelum tahun ini berakhir, ataukah di awal tahun 2023? Jika hal itu terjadi, maka semua pembatasan Covid-19, mulai dari kewajiban memakai masker, pembatasan sosial, hingga pengecekkan Peduli Lindungi akan diakhiri," kata Denny JA.
Ia menceritakan pengalamannya berkunjung ke London, Inggris pada September-Oktober 2022. Di bandara, mal, dan hotel, semua orang berlalu-lalang selayaknya era sebelum Covid-19. Tidak ada aplikasi sejenis Peduli Lindungi yang diperlukan sebagai syarat memasuki gedung.
"Hampir semua orang tak lagi memakai masker dan memperkirakan mungkin hanya sekitar 5% orang memakainya," katanya.
Denny JA meyakini dari ratusan orang di mal, di antaranya ada yang terpapar Covid-19 sebagaimana orang terkena flu. Dengan kata lain, paparan Covid-19 saat ini tidak lagi menjadi masalah karena mayoritas populasi telah divaksin. Persentase kematian akibat Covid-19 juga sudah jauh menurun.
"Mungkin ada masyarakat yang bertanya. Bukankah masih ada yang meninggal karena Covid-19? Lalu mengapa pandemi harus dinyatakan berakhir padahal masih ada yang meninggal karenanya?. Mereka yang meninggal karena flu pun masih ada. Tapi flu tidak lagi dianggap pandemi dan sebaiknya Covid-19 mulai diperlakukan seperti flu," katanya.
Karena itu, Denny JA berharap agar akhir 2022 diikuti dengan penutupan drama pandemi Covid-19 di Indonesia.
(abd)