Bagaimana Meraup Suara Anak Muda di Pemilu 2024? Mahasiswi Cantik Ini Beri Tips Cerdas

Jum'at, 02 Desember 2022 - 17:12 WIB
loading...
Bagaimana Meraup Suara Anak Muda di Pemilu 2024? Mahasiswi Cantik Ini Beri Tips Cerdas
Ravena Aprella mengungkap sejumlah hal penting agar partai politik dapat meraih banyak suara dari kalangan milenial dan Gen Z di Pemilu 2024 dalam webinar Partai Perindo. Foto/tangkapan layar
A A A
JAKARTA - Mahasiswi Universitas Mercu Buana Ravena Aprella mengungkap sejumlah hal penting agar partai politik dapat meraih banyak suara dari kalangan milenial dan Gen Z di Pemilu 2024. Hal ini disampaikan mahasiswa cantik tersebut saat menjadi pembicara di webinar Partai Perindo bertajuk Menebak Arah Suara Milenial Pada Pemilu 2024, Jumat (2/12/2022).

Pertama, kata Ravena, pelaku politik harus bisa memberikan edukasi politik yang tidak membosankan kepada generasi muda. "Contohnya saja kita gunakan konten-konten lagi tren sekarang. Teknologi sudah maju, lewat dunia maya dengan edukasi dan materi-materi yang ringan-ringan tetapi kena gitu," kata Ravena.



Kedua, pelaku politik harus bisa memberikan pemahaman mengenai informasi hoax dan fakta tentang politik. Ketiga, pelaku politik harus bisa membuat konten yang saat ini diminati oleh generasi muda dengan disisipkan edukasi politik.

Keempat, pelaku politik harus bisa mengajak dan membimbing generasi muda untuk melakukan literasi yang baik dan benar. Kelima, setelah memberikan edukasi politik, partai politik harus dapat mensisipkan informasi mengenai pemilu dan mendorong agar generasi muda tidak menjadi golongan putih (golput) dan mengunakan hak suara mereka di Pemilu 2024.

"Banyak partai-partai politik lupa mengedukasi hal buruk yang akan terjadi jika golput. Contoh, nanti suara mereka dipakai oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan hak-hak suara mereka disalahgunakan apabila golput," ujarnya.

Sebelumnya, Ravena juga menjelaskan masalah sebenarnya generasi muda itu enggan berpolitik karena stereotipe yang menyebutkan parpol tempat menelurkan pejabat korupsi. Imbasnya, generasi muda menjadi golput dan tidak mengunakan hak suara mereka.



"Mereka menganggap parpol itu tidak penting, karena suara-suara mereka ini tidak didengar. Ketika sudah menjabat hanya janji-janji palsu. Akhirnya anak-anak muda ini tidak menentuhkan pilihannya dan golput gitu," ungkap Ravena.

Faktor ketidakpercayaan dan mengubah stereotipe parpol di mata generasi muda menjadi pekerjaan rumah yang serius dilakukan setiap pelaku parpol.

"Ini menjadi PR partai-partai politik. Ajaklah, gaetlah, didiklah, edukasilah generasi-generasi muda dan gimana caranya parpol merubah mindset anak muda," pungkasnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1920 seconds (0.1#10.140)