Apa Itu Sesar Cimandiri Penyebab Gempa Cianjur

Senin, 21 November 2022 - 20:17 WIB
loading...
Apa Itu Sesar Cimandiri Penyebab Gempa Cianjur
BMKG menyebutkan gempa dangkal berkekuatan M5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022), kemungkinan akibat pergerakan Sesar Cimandiri. Akibat gempa ini 61 meninggal dan sejumlah bangunan rusak parah. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Gempa dangkal berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur , Jawa Barat, Senin (21/11/2022). BMKG menyatakan gempa kemungkinan akibat pergerakan Sesar Cimandiri .

Gempa Cianjur terjadi pada pukul 13.21 WIB pada kedalaman 10 kilometer (km). Pusat gempa berada di koordinat 6,84 Lintang Selatan (LS) dan 107,05 Bujur Timur (BT), persisnya 10 km barat daya Cianjur.

Guncangan gempa dirasakan mulai Sukabumi hingga Jakarta dan kota-kota penyangga sekitarnya. Hingga Senin malam, sedikitnya 61 orang tewas akibat bencana ini.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Cimandiri. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," kata BMKG dalam keterangan tertulis.



Enam struktur tersebut yaitu, Sesar Cimandiri, Sesar Cipeles, Sesar Baribis, Sesar Lembang, Sesar Pelabuhanratu, dan Sesar Citanduy. Dari struktur regional tersebut, Sesar Cimandiri yang paling berperan terhadap sebaran batuan berumur Paleogen di permukaan.

Iyan Haryanto dkk dari Fakultas Geologi Universitas Padjajaran (Unpad) dalam jurnal bertajuk Tektonik Sesar Cimandiri Provinsi Jawa Barat menjelaskan, struktur Sesar Cimandiri membentuk kelurusan lembah dan rangkaian perbukitan yang memanjang mulai dari Pelabuhanratu di bagian barat, hingga ke arah timur mencapai lokasi Gunung Tangkubanperahu.

"Jalur Sesar Cimandiri melintasi Perbukitan Jampang, Warungkiara, Walat dan Rajamandala," tulis Iyan.

Ahli geologi Pulunggono dan Martodjojo mengungkapkan, perubahan tektonik paleogen-neogen sebagai peristiwa tektonik penting di Jawa (terangkum dalam kumpulan makalah seminar geologi dan geotektonik Pulau Jawa sejak akhir mesozoik hingga kuarter di Departemen Geologi UGM), keberadaan Sesar Cimandiri berhubungan dengan geologi Ciletuh yang berada di selatannya. Keberadaan sesar ini merupakan hasil reaktifasi dari jejak-jejak paleosubduksi kapur.

Tentang Tektonik Sesar Cimandiri

Dalam penelitian Tektonik Sesar Cimandiri, Iyan Haryanto dkk menyebutkan, berdasarkan orientasi dari jalur patahan, Sesar Cimandiri terdiri atas segmen bagian barat yang berarah barat-timur dan segmen bagian timur yang berarah timurlaut-barat daya.

Segmen bagian barat membentang mulai dari Pelabuhanratu hingga Perbukitan Walat, sementara segmen bagian timur membentang mulai dari perbatasan Sukabumi-Cianjur hingga Gunung Tangkubanparahu di Bandung Utara.

Pada segmen barat, kelurusan Sesar Cimandiri dicirikan dengan adanya kelurusan Lembah Cimandiri yang diapit oleh Perbukitan Jampang di bagian selatan dan Perbukitan Walat-Warungkiara di utara.

Perbukitan Jampang disusun oleh batuan volkaniklastik Formasi Jampang dengan kedudukan berarah barat-timur dan kemiringan berkisar antara 30- 40 derajat.

Adapun jalur Sesar Cimandiri bagian timur berada di bagian utara dari rangkaian perbukitan Rajamandala. Sebagian besar jalur sesarnya memotong Formasi Rajamandala dan Formasi Citarum, dan berperan sebagai pembatas sebaran kedua formasi tersebut terhadap breksi vulkanik Formasi Beser yang berada di bagian utara.

Berdasarkan data SINDOnews.com, aktivitas Sesar Cimandiri bukan kali ini saja memicu gempa bumi di Jawa Barat. Pada 6 November 2022 ini, gempa M4,6 mengguncang Sukabumi. BMKG juga menyatakan gempa tersebut akibat pergerakan Sesar Cimandiri.

Sejak Tahun 1844, Gempa Kerap Mengguncang Cianjur

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebutkan wilayah Sukabumi dan Padalarang, Jawa Barat sering mengalami gempa sejak tahun 1844. Hal ini dikarenakan wilayah tersebut merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks.

Diawali oleh gempa pada tahun 1844-an. Kemudian juga terjadi gempa pada tahun 1910-an merusak di wilayah Cianjur dan sekitarnya.

Lalu 21 Januari 1912, banyak sekali titik kerusakan rumah di perbatasan Cianjur dan Sukabumi. Selanjutnya 2 November 1968 gempa berkekuatan M5,4 juga banyak sekali rumah yang roboh.

10 Februari 1982 banyak sekali gempa berkekuatan M5,5 menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Selanjutnya pada 12 Juli 2000 terjadi gempa berkekuatan M5,1 yang menyebabkan lebih dari 1.900 rumah mengalami rusak berat.



Berdasarkan catatan gempa BMKG terjadi tiga gempa secara berurutan yaitu M4,1, M3,3, M2,6 pada 14 November lalu di Cirata, Bandung.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2959 seconds (0.1#10.140)