Mengenal Sosok Bagindo Aziz Chan, Pahlawan Nasional dari Sumatera Barat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bagindo Aziz Chan adalah salah satu Pahlawan Nasional dari Sumatera Barat. Wali Kota Padang di awal masa kemerdekaan Republik Indonesia itu dengan gagah berani memimpin perlawanan terhadap tentara Sekutu dan Belanda.
Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan RI membuat Bagindo Aziz Chan gugur di medan pertempuan melawan penjajah. Jenazahnya dimakamkan di TMP Bahagia, Bukittinggi, Sumatera Barat. Atas jasa-jasanya, Bagindo Aziz Chan dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana dan Gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI bernomor 082/TK/2005 tertanggal 7 November 2005.
Lalu bagaimana sosok Bagindo Aziz Chan? Berikut ini sedikit ceritanya. Aziz Chan, ada juga yang menulis Azizchan, lahir di Kampung Alang Laweh, Kota Padang pada 30 September 1910. Ia merupakan anak keempat dari enam bersaudara, putra pasangan Bagindo Montok dan Djamilah.
Baca juga: Bagindo Aziz Chan, Wali Kota Padang yang Jadi Korban Kelicikan Belanda
Aziz Chan tumbuh sebagai anak yang terdidik. Ia mengeyam pendidikan Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Padang. Ia kemudian meneruskan pendidikan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Surabaya dan Algemeene Middelbare School (AMS) di Batavia.
Selepas lulus sekolah menengah umum, Aziz Chan melanjutkan pendidikan di Rechtshoogeschool te Batavia (RHS) atau Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta. Gelar Bagindo baru ia dapatkan setelah resmi menikah sesuai adat Pariaman.
Lulus dari sekolah hukum, Bagindo Aziz Chan sempat membuka praktik pengacara. Ia juga aktif di sejumlah organisasi, salah satunya anggota Jong Islamieten Bond pimpinan Agus Salim.
Bagindo Aziz Chan memutuskan kembali ke Padang pada 1935. Ia kemudian mengabdi sebagai guru di Padang dan beberapa kota lain sambil aktif di organisasi perjuangan kemerdekaan.
Baca juga: Sering Jadi Nama Jalan, Berikut Sepak Terjang Jenderal TNI Gatot Subroto
Sikap pemberani dan pantang mundur, ia tunjukkan ketika tentara Sekutu yang diboncengi Belanda kembali setelah Indonesia merdeka. Bagindo Aziz Chan saat itu menjadi pemimpin melawan Belanda. Ia juga menerbitkan surat kabar perjuangan, Republik Indonesia Jaya. Perlawanan semakin memanas dan mencengkam sampai bulan-bulan berikutnya, hingga akhirnya Aziz Chan memutuskan menerima jabatan sebagai Wali Kota Padang pada 1946.
Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan RI membuat Bagindo Aziz Chan gugur di medan pertempuan melawan penjajah. Jenazahnya dimakamkan di TMP Bahagia, Bukittinggi, Sumatera Barat. Atas jasa-jasanya, Bagindo Aziz Chan dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana dan Gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI bernomor 082/TK/2005 tertanggal 7 November 2005.
Lalu bagaimana sosok Bagindo Aziz Chan? Berikut ini sedikit ceritanya. Aziz Chan, ada juga yang menulis Azizchan, lahir di Kampung Alang Laweh, Kota Padang pada 30 September 1910. Ia merupakan anak keempat dari enam bersaudara, putra pasangan Bagindo Montok dan Djamilah.
Baca juga: Bagindo Aziz Chan, Wali Kota Padang yang Jadi Korban Kelicikan Belanda
Aziz Chan tumbuh sebagai anak yang terdidik. Ia mengeyam pendidikan Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Padang. Ia kemudian meneruskan pendidikan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Surabaya dan Algemeene Middelbare School (AMS) di Batavia.
Selepas lulus sekolah menengah umum, Aziz Chan melanjutkan pendidikan di Rechtshoogeschool te Batavia (RHS) atau Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta. Gelar Bagindo baru ia dapatkan setelah resmi menikah sesuai adat Pariaman.
Lulus dari sekolah hukum, Bagindo Aziz Chan sempat membuka praktik pengacara. Ia juga aktif di sejumlah organisasi, salah satunya anggota Jong Islamieten Bond pimpinan Agus Salim.
Bagindo Aziz Chan memutuskan kembali ke Padang pada 1935. Ia kemudian mengabdi sebagai guru di Padang dan beberapa kota lain sambil aktif di organisasi perjuangan kemerdekaan.
Baca juga: Sering Jadi Nama Jalan, Berikut Sepak Terjang Jenderal TNI Gatot Subroto
Sikap pemberani dan pantang mundur, ia tunjukkan ketika tentara Sekutu yang diboncengi Belanda kembali setelah Indonesia merdeka. Bagindo Aziz Chan saat itu menjadi pemimpin melawan Belanda. Ia juga menerbitkan surat kabar perjuangan, Republik Indonesia Jaya. Perlawanan semakin memanas dan mencengkam sampai bulan-bulan berikutnya, hingga akhirnya Aziz Chan memutuskan menerima jabatan sebagai Wali Kota Padang pada 1946.